Teganing Teganing merupakan alat musik yang berasal dari wilayah Gayo, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Teganing biasanya digunakan untuk mengiringi tari tradisional. Bentuk Teganing panjang dan terbuat dari satu ruas bambu, alat musik Teganing dimainkan dengan cara dipukul. https://www.silontong.com/2018/03/10/alat-musik-tradisional-aceh/
Awug Kurma (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Siwah adalah salah satu senjata tradisional Aceh dengan bentuk dan fungsi yang hampir sama dengan rencong. Perbedaannya, senjata siwah ini berukuran lebih besar yang dulu dipakai untuk melindungi diri dan alat perjuangan ketika melawan Belanda. Senjata ini juga biasanya digunakan sebagai pelengkap pada pakaian ulee balang serta para bangsawan yang pada bagian sarung dan gagang dilengkapi dengan hiasan emas dan permata. Sumber : https://budayalokal.id/senjata-tradisional/
Selain senjata tradisional rencong, Aceh juga memiliki senjata lain seperti salah satunya adalah senjata bernama peudeung yang biasa digunakan sebagai pelengkap ketika bertarung. umumnya, senjata ini digenggam dengan tangan kiri sebagai alat penusuk atau alat tikan dan digunakan di tangan kanan untuk alat pengalih perhatian musuh serta mencincang dan pentetak tubuh lawan. Dari bentuk gagang, peudeung Aceh ini dibagi menjadi 3 jenis yakni peudeung tumpak jingki, ulee tapak guda dan ulee meu-apet. Untuk peudeung tumpang jingki memiliki bentuk gagang seperti mulut terbuka, untuk jenis ulee meu apet memiliki gagang apet atau penahan agar tidak mudah terlepas dan untuk jenis tapak guda memiliki gagang yang bentuknya seperti telapak kuda. Sumber :https://budayalokal.id/senjata-tradisional/
Tim Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi yang dipimpin langsung oleh Kepala Pusat Litbang Lektur Muhammad Zain, berkunjung ke dua tempat penyimpanan naskah di Aceh Besar dan Banda Aceh. Museum Peduli Sejarah(Mapesa) yang terletak di Punge Blang Tjut, Banda Aceh adalah salah satu tempat penyimpanan naskah yang dimiliki oleh Masykur (20 tahun) asal Pidie. Masykur menekuni koleksi naskah dan barang-barang antik sejak empat tahun yang silam, tepatnya ketika ia sedang berada di bangku sekolah SMA kelas II. Jumlah naskah yang dikumpulkannya sebanyak 400 naskah, 200 naskah disimpan di Mapesa, Aceh Besar, 200 naskah lainnya disimpan di rumah orang tuanya di Luengputu, Pidie Jaya. Naskah yang dikoleksi berjenis mushaf Alquran sejak abad ke 16 M dan kitab-kitab ilmu pengetahuan agama lainnya, seperti Fiqih, Tasawuf, ilmu falak, ilmu Tajwid, Sejarah Aceh, dan obat- obatan serta azimat dan ta’bir gempa. Pada umumnya naskah-naskah tersebut...
Bebek Panggang Aceh (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Bebek Panglima (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Dikenal sebagai salah satu mi terlezat nusantara, Aceh menyuguhkan rupa-rupa olah mi. Jika anda berkunjung ke Kabupaten Pidie, jangan lewatkan mencicipi lezatnya mie caluk Grong-Grong. Grong-Grong merupakan nama sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten tersebut. Caluk berasal dari bahasa lokal yang bermakna cocol. Mi caluk menggunakan olahan mi kuning yang terbuat dari tepung sebagai bahan utama. Yang membedakannya dengan mi Aceh adalah bahan pelengkap. Mi caluk Grong-Grong memakai kacang merah, tempe, hingga jengkol sebagai tambahan. Masing-masing dimasak gulai yang menghasilkan citarasa gurih yang pas di lidah. Sayur mayur yang diolah menjadi urap hadir untuk menemani acara meriahnya santap mi. Jika anda ke Grong-Grong yang berlokasi di lintas Jalan Nasional Banda Aceh – Medan, maka dengan mudah anda akan...
Bing Teupeuleumak Aceh (sumber: E-b ook Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)