tahun baru islam
182 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Si Lancang Yang Lupa Diri
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Riau

Di sebuah desa bernama Kampar, hidup seorang ibu dan anaknya yang bernama Lancang. Mereka hidup disebuah gubuk tua. Kehidupan mereka sangat miskin. Karenanya, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka harus bekerja sebagai buruh tani. Suatu hari, Lancang berpikir untuk pergi dari desanya agar bisa menjadi kaya. "Aku tidak ingin hidup miskin. Aku ingin jadi orang kaya. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa maju jika aku tetap tinggal di desa ini?" Untuk melaksanakan niatnya, Lancang memohon izin kepada ibu dan guru mengajinya untuk pergi ke kota mengadu nasib. "Ibu, izinkan aku pergi ke kota untuk mengadu nasib. Siapa tahu di kota nanti aku bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan dapat membahagiakan ibu," ucap Lancang. Betapa berat hati sang ibu melepaskan anak semata wayangnya. Sebenarnya ia tidak mau melepas sang buah hati yang sangat dicintainya. Tapi, niat Lancang sudah bulat sehingga sang ibu merelakan anaknya pergi. Ia pun akan tetap setia menantikan anaknya ke...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Museum Negeri Provinsi Riau “Sang Nila Utama
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Riau

Museum Negeri Provinsi Riau "Sang Nila Utama" Jl. Jenderal Sudirman No. 194 Tangkerang Selatan, Pekanbaru   28282 Telp.     :  (0761)  33466  Faks.    : (0761) 40195     Banyaknya benda budaya maupun sumber daya alam di Riau mendorong pemerintah daerah Provinsi ini untuk menganggarkan pengumpulan benda-benda tersebut secara bertahap sejak tahun anggaran 1977/1978. Pembangunan gedung museum sendiri baru dimulai pada tahun anggaran 1984/1985 dan peresmiannya dilaksanakan pada 9 Juli 1994 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Edi Sedyawati. Nama “Sang Nila Utama” berasal dari nama seorang raja Bintan yang berkuasa sekitar abad ke-13 Masehi di Pulau Bintan. Setelah ditetapkannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, pengelolaan museum ini diserahkan kepada Pemerintah Daerah, di bawah Dinas Kebudayaan, Kesenian, dan Pariwisat...

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Sultan Syarif Kasim
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Riau

         Sumber : Museum Sultan Syarif Kasim (https://utusanriau.co) Museum Kabupaten Bengkalis mulai didirikan pada tahun anggaran 1977/1978. Diresmikan oleh Bupati Bengkalis pada 1997, dengan nama Museum Sultan Syarif Kasim. Koleksi Koleksi museum ini antara lain kursi emas kerajaan Siak Sri Indrapura, simbol kerajaan, berbagai pakaian kerajaan, perhiasan permaisuri, foto, alat-alat kesenian, keramik, dan mata uang. Museum Sultan Syarif Kasim Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Daman, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau Sumber :https://gpswisataindonesia.info/2018/07/museum-sultan-syarif-kasim-bengkalis-riau/  

avatar
Roro
Gambar Entri
Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Riau

Sumber : Arsip Museum Provinsi Riau   Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah Alamat  : Kota Tanjung Pinang  Pada zaman kemerdekaan gedung ini difungsikan sebagai Sekolah Rakyat dan akhirnya dijadikan SD 01 sampai tahun 2004. Mengingat gedung ini memiliki nilai penting bagi sejarah awal mula pendidikan di Tanjungpinang, maka direkomendasikan untuk dijadikan Museum Kota Tanjungpinang dengan nama Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah.Koleksi yang dipamerkan di museum menceritakan tentang sejarah kota Tanjungpinang mencakup seni dan keragaman budaya, serta berbagai jenis keramik yang dikumpulkan dari Tanjungpinang dan daerah sekitarnya. Museum Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah ditujukan sebagai pusat studi wisata budaya, pelestarian, dan upaya menjadikan masyarakat lebih menghayati nilai luhur kebudayaan.   Sumber :https://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/47-museum-sultan-sulaiman-badrul-alamsyah.html  

avatar
Roro
Gambar Entri
Rumah Atap Lontik
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Riau

Rumah Atap Lontik Rumah Melayu Atap Lontik ialah rumah adat yang berasal dari Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Nama lain rumah adat Riau bias disebut dengan rumah Lancang atau Pancalang. Mungkin muncul pertanyaan dikepada Anda, mengapa disebut dengan sebutan Lancar atau Pancalang? Hal ini karena rumah ini memiliki hiasan di dinding depan rumah dengan bentuk perahu. Dilihat dari kejauhan rumah ini akan terlihat seperti rumah-rumah perahu yang biasa dibuat oleh penduduk. Kebudayaan Minangkabau konon mempengaruhi keberadaan rumah adat Atap Lontik ini. Karena sebagian besar rumah ini terdapat di daerah yang berbatasan langsung dengan Sumatera Barat. Anak tangga rumah yang berjumlah lima atau bilangan ganjil lainnya ini dinilai sebagai sebuah keunikan bagi kebanyakan orang. Memilih angka lima karena mereka meyakini tentang agama Islam yang berdiri atas lima perkara. Yakni Syahadat, Sholat, Zakat, Puasa dan Naik Haji itulah alasan mereka memilih angka lima. Bentuk tiang...

avatar
Roro
Gambar Entri
Alau Alau
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Riau

Permainan alau alau ini dimainkan anak-anak laki-laki dan perempuan berusia 7 sampai 15 tahun oleh Suku Sakai di pedalaman Pulau Rangsang desa Sokap Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis. Permainan pong alau-alau adalah suatu permainan jenis hiburan di kala malam hari dalam suasana riang gembira. Permainan ini diiringi dengan nyanyian dengan syair: “Pong alau alau Ketipung nyaring-nyaring Buntal hawa sagu Ketipung belang”   Sekelompok anak-anak duduk dalam susunan melingkar di lantai rumah dengan langan disusun dalam keadaan tergenggam. Kemudian semuanya menyanyikan pong alau- alau dengan syair seperti di atas. Setelah selesai satu lagu maka. genggaman tangan paling bawah akan terbuka dan ditelungkupkan di lantai sementara yang lain masih terganggam dan tersusun di atasnya. Seterusnya nyanyian di alas dinyanyikan kembali sampai seluruh tangan tertelungkup di lantai. Selelah semua tangan dalam keadaan tertelungkup, seorang pemain bertu...

avatar
Aze
Gambar Entri
Kelereng Batu
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Riau

Permainan kelereng batu adalah permainan rakyat masih digemari anak-anak di Pekanbaru sekitarnya. Dimainkan oleh anak-anak laki-laki dan perempuan di halaman sekolah maupun lapangan yang luas pada sore dan malam terang bulan. Jumlah pemain antara 2 sampai 5 orang yang berusia 7 sampai 12 tahun, oleh semua lapisan masyarakat. Kelereng terbuat dari adonan semen dengan kapur, bentuknya yang bulat sebesar ibu jari kaki, atau terbuat dari batu kali, yang di bentuk sedemikian sehingga menyerupai kelereng yang sebenarnya, dan akhir-akhir ini telah menggunakan kelereng yang terbuat dari kaca sebesar telunjuk tangan saja. Setiap pemain diwajibkan mempunyai kelereng L buah untuk satu orang. Mereka menyiapkan lapangan dengan menggaris lingkaran yang berjari-jari sekitar 5 meter (tergantung jumlah pemain), dan membuat lubang dengan diameter 12 sampai 14 cm pada tengah-tengah lapangan. Mereka memulai permainan dengan melakukan undian.   Para pemain secara bersama-sama berusa...

avatar
Aze
Gambar Entri
Lomba Kolek
Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Riau

Lomba kolek dimainkan oleh masyarakat Tanjungbalai Karimun, Moro, Kundur dan Batam. Biasanya dimainkan pada musim kering pada waktu siang mulai jam 9.30 hingga jam 13.00 karena waktu itu diperkirakan angin sedang berhembus kencang, rata dan pasangpun sedang penuh yang memberikan kemungkinan besar bagi kolek-kolek itu diperlombakan. Dahulu, lomba kolek dipertandingkan pada hari penobatan anak-anak raja ataupun keluarga istana semasa keemasan Sultan Riau abad XVII, dan sekarang menjadi permainan untuk memeriahkan perayaan 17 Agustus dan akhirnya menjadi permainan rakyat yang tetap dilaksanakan setahun sekali secara mentradisi. Pada umumnya permainan ini hanya dimainkan oleh para nelayan yang mendiami perkampungan di tepi pantai, di manalaut adalah sarana harian mereka untuk menyambung hidup, karena itu setidak-tidaknya mereka harus memiliki kolek, jongkong, sampan ataupun perahu sebagai alat perhubungan dan fasilitas bagi kepala keluarga untuk menggarap hasil laut.  ...

avatar
Aze
Gambar Entri
Kisah Bunga Kemuning dari Riau
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Riau

Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi di antara mereka. Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona dan Puteri Kuning, Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, ia...

avatar
Roro