Bahan-bahan bahan utama : 4 butir putih telur asin bumbu iris : 3 bawang merah 3 bawang putih 1/4 bawang bombay bumbu utuh : 3 rawit merah 1 buah putih telur mentah (kocok) secukupnya Lada hitam bubuk secukupnya Garam secukupnya Gula pasir 4 SDM kecap manis (me:bango) 200 ml air Langkah ...
Bahan-bahan 2 porsi 1 bonggol brokoli 200gr Wortel ukuran sedang 2 biji Bakso kuah 5 biji iris kecil Bumbu Bawang merah 2 siung geprek (aku gapake) Aku gapake bamer karena kuah bakso aku udah gurih Bawang putih 2 siung geprek Bawang bombay 1/2 biji yg kecil secukupnya Garam Gula kalo perlu sejumput Lada hitam bubuk seperlunya Saos raja rasa Minyak untuk menumis (aku pake olive oil) Langkah 10 menit...
Bahan-bahan 4 porsi Bungkul Wortel Sosis 4 Siung bawang merah 2 Siung bawang putih secukupnya Garam secukupnya Lada secukupnya Gula sesuai selera Cabai secukupnya Air Langkah Potong sayuran, bawang merah, bawang putih, cabai, sosis sesuai selera. ...
Celana Boim atau yang dulu dikenal dengan 'Celana Komprang ini mempunyai desain yang longgar sehingga dalam bahasa Betawi disebut Komprang, namun sekarang banyak orang terbiasa menyebutnya sebagai 'Celana Boim'. Tentunya memudahkan penyebutan mereka karena celana jenis ini pernah populer sekali dikalangan anak muda yang saat itu celana ini biasa dipakai oleh si Boim ( artis Harry D' Fretes ) dalam setiap penampilan grup mereka dilayar televisi lewat acara "Lenong Rumpi ". Dan acara ini sempat menjadi acara yang dinanti-nanti oleh masyarakat karena latar budaya dan alur cerita komedi Betawi. Zaman dahulu celana ini biasa dipakai sehari-hari oleh para pria Betawi seperti pergi mengaji, latihan pukulan (pencak silat), dll. Adapun motif dari celana ini yaitu khas Betawi seperti : Motif Burung hong, motif bambu, bukan motif parang. Bahkan dahulu banyak pula orang Belanda di Batavia yang senang memakainya ketika mereka bersantai dirumah. Sumber : http://batikgodongpekalongan.blogspot.com/20...
Lenong Denes dianggap sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini sudah punah, seperti Wayang Sumedar, Wayang Senggol dan Wayang Dermuluk. Lenong Denes mementaskan cerita-cerita kerajaan dan busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlapan, seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, putri, hulubalang. Maka kata "denes" (dinas) melekat pada cerita dan busana yang dipakai. Maksudnya untuk menyebut orang-orang yang berkedudukan tinggi atau orang-orang yang berpangkat atau yang dinas. Lenong Denes menggunakan bahasa Melayu tinggi dalam dialognya sehingga para pemainnya tidak leluasa untuk melakukan humor. Contoh kata-kata yang sering digunakan antara lain: tuanku, baginda, kakanda, adinda, beliau, daulat tuanku, syahdan, hamba. Dialog dalam Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan. Agar pertunjukkan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam Lenong Denes tidak menampilk...
Lenong Denes dianggap sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi yang dewasa ini sudah punah, seperti Wayang Sumedar, Wayang Senggol dan Wayang Dermuluk. Lenong Denes mementaskan cerita-cerita kerajaan dan busana yang dikenakan tokohnya pun gemerlapan, seperti halnya raja, bangsawan, pangeran, putri, hulubalang. Maka kata "denes" (dinas) melekat pada cerita dan busana yang dipakai. Maksudnya untuk menyebut orang-orang yang berkedudukan tinggi atau orang-orang yang berpangkat atau yang dinas. Lenong Denes menggunakan bahasa Melayu tinggi dalam dialognya sehingga para pemainnya tidak leluasa untuk melakukan humor. Contoh kata-kata yang sering digunakan antara lain: tuanku, baginda, kakanda, adinda, beliau, daulat tuanku, syahdan, hamba. Dialog dalam Lenong Denes sebagian besar dinyanyikan. Agar pertunjukkan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam (pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan perkelahian dalam Lenong Denes tidak menampilk...
Kisah ini bermula saat kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Ia mempunyai anak bernama Sultan Haji, Suatu hari, Keraton Surawosan, tempat Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa terjadi kebakaran. Saat itu, muncul Hendrik Lucaas Cardeel, seorang juru bangunan dari Batavia. Ia berniat mengabdi kepada Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Haji menyambut baik kedatangan orang ini. Ia memercayakan pembangunan Keraton Surasowan kepada Cardeel. Puas dengan kinerja Cardeel, Sultan Haji meminta Cardeel untuk membangun menara dan beberapa bangunan pada Masjid Agung Banten. Seiring waktu, Cardeel betah tinggal di Banten. Ia pun menikah dengan perempuan Nilawati, seorang gadis setempat. Sultan Haji sangat kagum dengan karya Cardeel. Karena itu, Cardeel mendapat gelar Kiai Aria Wiraguna. Suatu saat, Sultan Haji berniat menjadi raja Banten. Ia pun mengutarakan niat tersebut kepada ayahnya. Namun oleh Sultan Ageng Tirtayasa, permintaan tersebut ditolak. Akibatnya, terjadi permusuhan di antara keduanya,...
Pada abad ke-8 Masehi, Batavia sudah dalam jajahan kompeni Belanda. Meski demikian, sektor perdagangan tetap dikuasai oleh para pedagang keturunan Cina atau kaum tauke. Para tauke ini memiliki organisasi yang kokoh dan dibangun dengan rapi hingga ke pelosok. Jika harga barang naik, para tauke juga menaikkan harga demi memperoleh keuntungan. Rupanya, keberadaan para tauke membuat geram para orang-orang kompeni Belanda. Mereka tidak menyukai tindakan para tauke tersebut. Untuk itu, Gubernur Jenderal Baron van Imhoff sebagai penguasa Batavia saat itu mengadakan rapat bersama dengan para pejabat kompeni Belanda lainnya. “Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi para tauke itu, Tuan?” tanya seorang pejabat kompeni. “Kita harus segera bertindak. Kita kerahkan para budak belian sebanyak-banyaknya untuk bekerja sebagai tenaga kasar di laut dan mengawasi tingkah laku para tauke. Tapi, mereka terlebih dahulu ha...
Tarian Sembah Nyai Tari Sembah Nyai termasuk tarian khas Betawi yang diiringi oleh alunan musik dari Gambang Kromong. Jika diamati dengan seksama, tari tradisional Sembah Nyai ini mempunyai unsur Melayu yang nampak pada beberapa gerakannya. Tidak tahu pasti kenapa bisa seperti itu. https://www.silontong.com/2018/09/01/tarian-tradisional-betawi/