Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita rakyat DKI Jakarta Jakarta
Tauke Pemberani dari Batavia
- 25 Desember 2018
Pada abad ke-8 Masehi, Batavia sudah dalam jajahan kompeni Belanda. Meski demikian, sektor perdagangan tetap dikuasai oleh para pedagang keturunan Cina atau kaum tauke. Para tauke ini memiliki organisasi yang kokoh dan dibangun dengan rapi hingga ke pelosok. Jika harga barang naik, para tauke juga menaikkan harga demi memperoleh keuntungan.
 
Rupanya, keberadaan para tauke membuat geram para orang-orang kompeni Belanda. Mereka tidak menyukai tindakan para tauke tersebut. Untuk itu, Gubernur Jenderal Baron van Imhoff sebagai penguasa Batavia saat itu mengadakan rapat bersama dengan para pejabat kompeni Belanda lainnya.
 
“Apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi para tauke itu, Tuan?” tanya seorang pejabat kompeni. “Kita harus segera bertindak. Kita kerahkan para budak belian sebanyak-banyaknya untuk bekerja sebagai tenaga kasar di laut dan mengawasi tingkah laku para tauke.
 
Tapi, mereka terlebih dahulu harus dilatih menjadi pengawal yang siap mati,” ujar Gubernur Jenderal.
 
Keputusan penguasa Batavia itu disetujui oleh semua peserta rapat. Selang beberapa lama kemudian, pelabuhan Batavia pun dikuasai oleh para budak-budak belian kompeni Belanda yang sudah terlatih.
 
Cerita Rakyat Betawi Tauke Pemberani Dari Batavia
 
Melihat keadaan itu, para tauke pun tidak tinggal diam. Mereka juga mengadakan rapat guna menghadapi para kompeni dan budak beliannya. Dalam rapat tersebut para tauke bersama warga kampung di Batavia bersepakat untuk mendatangkan guru silat dari negeri Tiongkok (Cina).

“Untuk menghadapi para budak belian kompeni Belanda, kita harus membekali diri kita dengan ilmu bela diri. Maka itu, kita harus mendatangkan seorang guru silat yang handal ke sini,” ujar salah seorang tauke. 

“Setuju…!” kata para peserta rapat serentak. Guru silat yang mereka inginkan pun akhirnya datang. Para taukue itu kemudian mengadakan latihan secara sembunyi-sembunyi pada malam hari. Siang harinya, mereka tetap berdagang seperti biasanya. Salah seorang tauke yang paling menonjol dalam latihan tersebut adalah orang yang dikenal dengan julukan si Panjang.

Sebelumnya, si Panjang sudah lama mengikuti latihan silat diperguruan silat Gading Melati. Ia sudah menguasai dasar-dasar ilmu silat, bahkan menguasai beberapa jurus-jurus yang mematikan. Oleh karena kecakapannya, ia pun ditunjuk menjadi pemimpin untuk menggantikan guru mereka yang harus kembali ke Tiongkok.

Si Panjang sangat dihormati oleh kawan-kawannya dan menjadi tumpuan harapan para tauke untuk melawan Belanda.

Sebagai pemimpin yang arif dan bijaksana, si Panjang selalu memberi amanat dan nasehat kepada kawan-kawannya. “Meskipun kompeni Belanda selalu bertindak sewenang-wenang, kita harus ramah kepada mereka. Kalian yang sudah ada hubungan persahabatan dengan mereka, lanjutkan persahabatan itu,” ujar si Panjang, “Selain itu, kita harus tetap meningkatkan usaha dagang kita.”

Begitu hari sudah sore, para tauke sudah menutup toko atau warung masing-masing. Pada malam harinya, mereka berkumpul di Gading Melati dengan membawa makanan dan minuman untuk kepentingan perkumpulan. Sebelum latihan dimulai, si Panjang kembali memberi nasehat kawan-kawannya

“Saudara-saudara sekalian. Siapa di antara kalian yang memiliki perahu di pelabuhan?” tanya si Panjang kepada kawan-kawannya. “Saya, Ketua,” jawab puluhan tauke sambil mengacungkan tangan. “Baiklah. Saya harap kita bisa menyediakan perahu khusus yang nantinya dapat kita gunakan dalam keadaan darurat,” ujar si Panjang.

“Baik, Tuan,” para pemilik perahu setuju. Si Panjang kemudian mengajak kawan-kawannya untuk memulai latihan silat. Mereka berlatih dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat. Namun, tanpa mereka sadari, ada seorang lelaki bermata sipit yang sedang mengintai gerak-gerik mereka. Ia adalah Liu Chu, salah satu mata-mata yang disebar oleh kompeni Belanda.

Beberapa saat kemudian, mata-mata itu segera melapor kepada Gubernur Jenderal Baron van Imhoff. “Tuan, saya menemukan tempat berkumpul para tauke,” lapor Liu Chu.

“Di mana mereka berkumpul dan apa yang mereka lakukan?” tanya Gubernur Jenderal dengan penasaran.

“Mereka sedang berlatih silat di Gading Melati di daerah Gandaria. Setiap malam mereka selalu berkumpul dan berlatih di tempat itu,” ungkap agen kepercayaan kompeni Belanda itu, “Perkumpulan mereka dipimpin oleh si Panjang. Pengikutnya pun semakin banyak.”

“Apalagi yang kamu tahu tentang kegiatan mereka?” Gubernur Jenderal kembali bertanya.

“Mereka juga mengumpulkan berbagai macam senjata tajam,” jawab Liu Chu.

Mendengar keterangan itu, Gubernur Jenderal segera mengadakan rapat bersama para pejabat kompeni.

“Para tauke itu tidak bisa dibiarkan. Kita harus menghentikan kegiatan mereka,” ujar Gubernur Jenderal.

“Apa yang harus kita lakukan?” tanya salah seorang pejabat kompeni.

“Kita datangi tempat berkumpul mereka. Jika para tauke itu tidak bisa dikendalikan, kita asingkan mereka ke Ceylon (Sri Lanka),” ujar Gubernur Jenderal.

Gubernur Jenderal segera memerintahkan para serdadunya untuk mendatangi Gading Melati dengan persenjataan lengkap. Ada yang membawa pistol dan ada pula yang dilengkapi dengan senapan laras panjang.

Malam itu, para tauke dan pedagang lainnya sedang berpesta. Atas perintah Gubernur Jenderal, para serdadu Belanda mengepung tempat itu. Begitu pesta selesai, mereka langsung menangkap orang-orang di sana. Selanjutnya, orang-orang itu digiring ke balai kota, lalu diserahkan kepada patroli keamanan yang sudah disiapkan di tepi sungai.

Sesampai di muara Sungai Ciliwung, mereka dipindahkan ke kapal perang untuk dibawa ke Ceylon.

Rupanya, si Panjang dan beberapa kawannya tidak terlihat di antara tawanan tersebut. Rupanya pendekar sakti itu sedang ada keperluan lain sehingga ia tidak bersama-sama teman-temannya di Gading Melati.

Sementara itu, di antara tawanan tersebut ada 4 orang yang berhasil menyelamatkan diri. Mereka pun segera kembali ke Gading Melati untuk melapor kepada si Panjang.

Setiba di sana, mereka mendapati si Panjang dan beberapa rekan lainnya. “Hai, kalian dari mana? Lalu, ke mana kawan-kawan kita yang lain?” tanya si Panjang cemas.

“Maaf, Ketua. Tadi banyak serdadu Belanda datang kemari dan menangkap kita semua. Kami berempat berhasil meloloskan diri, sedangkan kawan-kawan kita yang lain akan diasingkan ke Ceylon,” lapor salah satu dari 4 tawanan yang berhasil meloloskan diri itu.

“Benar, Tuan. Kami tidak dapat berbuat apa-apa. Serdadu Belanda itu dilengkapi dengan senapan dan pistol,” sahut yang lainnya.Mendengar keterangan itu, si Panjang segera mengumpulkan rekan-rekannya yang masih tersisa, termasuk para pelaut rantauan. Selanjutnya mereka menuju ke pelabuhan untuk membebaskan rekan-rekannya yang ditawan. Setiba di sana, mereka segera melakukan penyerangan.


Perlawanan yang dilakukan oleh si Panjang dan rekan-rekannya itu membuat kompeni Belanda semakin geram. Mereka terus mengejar dan menangkap para pengikut si Panjang.

Meski demikian, si Panjang yang sakti itu selalu berada di baris terdepan untuk membebaskan rekan-rekannya. Demikian pula rekan-rekannya tidak pernah gentar menghadapi kompeni Belanda. Begitulah keberanian para tauke dari tanah Batavia menghadapi kesewanang-wenangan kompeni Belanda di tanah Batavia.

Meskipun pada akhirnya pertempuran itu dimenangkan oleh pihak Belanda, namun tidak sedikit dari para kompeni itu yang terluka dan bahkan tewas.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
sate ayam madura
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Timur

soto ayam adalah makanan dari lamongan

avatar
Sadaaaa
Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana