Kaldu kokot merupakan kuliner sejenis sop dengan bahan utama kacang kedelai atau kacang hijau yang direbus dengan berbagai macam bumbu khas jawa seperti bawang merah, bawang putih, jahe, pala, dan daun bawang. Kuahnya agak kental dengan tambahan potongan kikil kaki sapi, kadang juga ada yang menyajikannya dengan tulang kaki sapi, lalu ditambah dengan bumbu dari ulegan kacang dan petis. Kaldu kokot biasanya disajikan dengan lontong yang sudah dipotong-potong atau dibiarkan utuh, ada juga yang menambahkan singkong goreng atau singkong rebus sebagai pengganti lontong. Kenapa tidak disajikan dengan nasi? Itu karena lontong memang yang lebih akrab dengan kuliner madura. Seperti soto madura dan sate yang lebih sering disajikan dengan lontong. Bagi orang Madura, jika menikmati kaldu kokot dengan nasi, maka rasa kaldunya akan sedikit berkurang. kokot2 Kaldu kokot lebih nikmat disajikan panas-panas, apalagi jika disajikan dengan kokot sapi utuh le...
Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur. angklung Reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk yang lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk kubus) dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. Di kisahkan angklung merupakan sebuah senjata dari kerajaan bantarangin ketika melawan kerajaan lodaya pada abad ke 9, ketika kemenangan oleh kerajaan bantarangin para prajurit gembira tak terkecuali pemegang angklung, karena kekuatan yang luar biasa penguat dari tali tersebut lenggang hingga menghasilkan suara yang khas yaitu klong- klok dan klung-kluk bila didengar akan merasakan getaran spiritual atau merinding. Dalam sejarahnya angklung Reyog ini digunakan sebagai soundtrack pada film: Ratu Ilmu Hitam (1981), Warok Singo Kobra (1982), Suromenggolo (1993), Asal usul Reog Ponorogo Indosiar (2008), Batara Katong dan Reog Ponorogo Mnctv(2011), Tendangan...
Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur. angklung Reyog memiliki khas dari segi suara yang sangat keras, memiliki dua nada serta bentuk yang lengkungan rotan yang menarik (tidak seperti angklung umumnya ang berbentuk kubus) dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. di kisahkan angklung merupakan sebuah senjata dari kerajaan bantarangin ketika melawan kerajaan lodaya pada abad ke 9, ketika kemenangan oleh kerajaan bantarangin para prajurit gembira tak terkecuali pemegang angklung, karena kekuatan yang luar biasa penguat dari tali tersebut lenggang hingga menghasilkan suara yang khas yaitu klong- klok dan klung-kluk bila didengar akan merasakan getaran spiritual atau merinding. Dalam sejarahnya angklung Reyog ini digunakan sebagai soundtrack pada film: Ratu Ilmu Hitam (1981), Warok Singo Kobra (1982), Suromenggolo (1993), Asal usul Reog Ponorogo Indosiar (2008), Batara Katong dan Reog Ponorogo Mnctv(2011), Tendangan...
Kempul merupakan bagian dari kesenian Jaranan Sentherewe. Alat musik ini terbuat dari kayu dan kuningan. Jaranan Sentherewe merupakan kesenian rakyat yang telah dikenal sejak abad ke-13 M. Secara visual kesenian ini terpahat pada relief candi Penataran di Blitar. Perangkat kesenian ini terdiri dari dua buah jaranan dan satu buah jejaplok yang diiringi satu buah kendang, dua buah serone dan satu buah kempul. Kesenian ini berkisah tentang keperkasaan pasukan berkuda milik Raja Klana Sewandana, pasukan ini bertempur melawan musuhnya yang diwujudkan dalam bentuk barong atau jejaplok. kesenian jaranan sentherewe dilaksanakan untuk mengumpulkan warga pada acara bersih desa. Dewasa ini kesenian jaranan sentherewe ditampilkan untuk hiburan pada upacara hari kemerdekaan RI.
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok, namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan Ki Ageng Kutu, seorang abdi kerajaan pada masa Bhre Kertabhumi, Raja Majapahit terakhir yang berkuasa pada abad ke-15. Ki Ageng Kutu murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja Majapahit yang berasal dari Cina, selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan Majapahit akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar seni bela diri kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja Kertabhumi dan kerajaannya. Pag...
Menurut mitos masyarakat, lokasi Situs Mangirejo diyakini merupakan bekas petilasan Ki Ageng Mangir I, beliau adalah kakek buyut dari Ki Ageng Mangir IV yang kemudian menjadi populer karena drama pernikahannya dengan Nyi Pembayun serta perseteruannya dengan Panembahan Senopati, musuh sekaligus mertuanya. berdasarkan penelitian arkeologi, temuan di situs mangir diperkirakan berasal dari masa klasik akhir atau masa pra Islam. Situs Pendopo Watu Gilang berada pada sebuah gundukan tanah dengan ketinggian sekitar 1-2 m dari permukaan tanah sekitar. Terdapat tiga buah altar batu di lokasi situs Watu Gilang, altar batu paling selatan dan altar batu tengah memiliki bentuk yang cenderung utuh dengan kaki yang menyatu dengan bagian altar. Sedangkan altar batu paling utara kondisinya cenderung tidak utuh dengan kaki altar yang hanya berupa boulder batu andesit. Di lokasi tersebut juga terdapat makam syech ismail, punden dusun mangir, dan sendang mangir. Di lokasi situs juga banyak ditemukan fr...
Ini merupakan makanan khas madiun. Krupuk yang berbahan dasar tepung beras ini sangat renyah jika tepat cara membuat dan menggorengnya. Berikut ini adalah bahan-bahan untuk membuat Krupuk Puli dan cara membuatnya : Bahan-bahan kripik puli rasa bawang 1kg tepung beras 2/3 bungkus kecil ketok/ chenthitet / puli Garam secukupnya satu bongkok bawang putih air Daun pisang Cara membuat kripik puli rasa bawang Letakan tepung dalam wadah Haluskan bawang putih dan ketok / puli / chenthitet Masukan bahan yang telah di haluskan kedalam tepung Beri air secukupnya Beri garam jika menurut anda kurang asin. karena pulinya sudah ada rasa asinnya. Uleni hingga menjadi adonan Suir daun pisang ukuran 15 cm Ambil 1 sdt adonan dan pipihkan di atas daun pisang dengan bentuk bulat atau persegi panjang. Pipihan jangan terlalu besar, buat berjajar sampai daun penuh. Kukus adonan yang telah di...
Ritual ini berkembang di tengah masyarakat Prigi yang diyakini untuk menjaga keseimbangan alam sekitarnya serta alam semesta. Upacara Sembonyo dilakukan setiap bulan Selo, pada hari senin Kliwon setiap tahunnya. Ritual Larung Sembonyo ini dilakukan oleh para nalayan dan petani yang berkaitan dengan mata pencaharian utama masyarakat Prigi dan sebagai penghormatan atas leluhur yang berjasa membuka kawasan Prigi. Ritual ini akan selalu dilakukan, mengingat penduduk desa takut akan mara bahaya atas hasil panen dan laut mereka bila tidak dilaksanakannya ritual ini.Pada tahun 1985, ritual ini sempat tidak diselenggarakan karena adanya situasi politik. Karena itu, pada tahun itu diadakanlah ritual Larung Sembonyo secara besar-besaran. Secara tidak langsung, ritual ini juga mencerminkan sifat masyarakat Prigi yang tekun, tabah dan berani manantang maut.
Tari kebudayaan Jaranan Turonggo Yakso adalah salah satu kebudayaan lainnya yang dimiliki oleh Trenggalek. Kebudayaan ini mula-mula dilakukan oleh masyarakat kecamatan Dongko, yang biasa disebut Baritan. Dinamakan Baritan, karena kesenian ini dilakukan "bubar ngarit tanduran" atau seusai bekerja di ladang. Lalu, sejak tahun 1980an, oleh kepala desa Dongkos sendiri, kebudayaan diangkat menjadi kebudayaan khas kota Trenggalek, dengan nama Turonggo Yakso. Tari Jaranan Turonggo Yakso ini menceritakan tentang kemenangan warga desa dalam mengusir marabahaya atau keangkaramurkaan yang menyerang desanya. Tarian ini selalu dibawakan setiap bulan Suro, dalam penanggalan Jawa, dan sudah ditentukan oleh seorang pawang atau sesepuh. Waktu upacara ini dilakukan pada siang hari pukul 11.00, dimana proses pertama dimulai dengan berkumpulnya para petani sambil membawa perlengkapan sesaji, seperti ambeng dan longkong, serta tali yang dibuat dari bambu, yang biasa disebut...