Manjalang mintuo adalah tradisi budaya adat minangkabau di Nagari Atar, Kecamatan Padang Ganting, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Tradisi manjalang mintuo ini juga terdapat di daerah lain di Sumatera Barat. Tradisi ini sendiri rutin dilaksanakan pada bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Manjalang mintuo ini sendiri berupa kegiatan yang dilakukan oleh seorang istri mendatangi kediaman mertuanya dengan membawa makanan berupa lauk pauk seperti contohnya rendang, dan lain-lain. Lauk pauk yang disediakan biasanya berjumlah minimal 10 jenis lauk pauk. Lauk pauk ini biasanya dibawa dengan menggunakan Dulang (piring yang disusun di dalam talam). Pada bulan suci Ramadhan, selain membawa makanan lauk pauk, biasanya juga disiapkan oleh sang istri berupa makanan untuk perbukaan puasa. Pada bulan Ramadhan, tradisi ini diisi dengan kegiatan seperti buka bersama, tarawih bersama dan mendo'a (berdoa bersama). Sedangkan untuk pelaksanaan di hari raya Idul F...
Indonesia memiliki beragam tradisi dan sistem perkawinan. Mulai dari adat Jawa, adat Batak, sistem patrilineal, dan lain sebagainya. Tradisi dan sistem perkawinan ini beragam sesuai dengan adat dan budaya suku-suku yang ada. Berbeda suku, maka berbeda pula budaya, tradisi, dan sistem perkawinannya. Bagaimana dengan suku Mentawai? Dalam masyarakat Suku Mentawai, berlaku 2 sistem perkawinan, yaitu: 1. Perkawinan rusuk, yaitu perkawinan yang dilakukan oleh pasangan ketika dalam usia muda dalam rumah rusuk. Perkawinan ini dilakukan tanpa disertai dengan upacara kebesaran. Mereka menempati suatu rumah rusuk tanpa benda-benda suci atau keramat. Bila anak-anak mereka lahir, sering kali anaknya dititipkan kepada orang tuanya dalam suatu uma. 2. Perkawinan sakral, yaitu perkawinan secara resmi. Perkawinan ini disertai dengan upacara kebesaran dalam uma setelah pasangan suami-istri hidup berpasangan dan punya beberapa anak yang sudah dewasa dalam suatu rumah rusuk. Biasanya, p...
Menurut Suku Mentawai, kelahiran merupakan momen yang tidaklah sakral, sehingga tidak banyak upacara adat yang dilakukan untuk memperingatinya. Selain itu, kelahiran bersifat amat duniawi bagi mereka. Oleh karena itu, Suku Mentawai mengadakan momen kelahiran di tempat yang bersifat duniawi pula. Tempat yang dimaksud adalah ladang. Ladang dianggap bersifat duniawi karena manusia mencari nafkah serta bercocok tanam di ladang. Wanita yang tengah hamil biasanya dibawa oleh suami dan ibunya menuju ladang seminggu sebelum melahirkan supaya tinggal di sana hingga saatnya melahirkan. Sumber : https://eksotikamentawai2017.wordpress.com/2017/07/09/kelahiran-dan-kematian-di-suku-mentawai/
Dalam adat suku Mentawai, kematian dikategorikan menjadi dua. Yang pertama ialah kematian simaeru , yaitu kematian yang disebabkan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Sementara yang kedua adalah kematian sikatai , yaitu kematian yang disebabkan oleh hal yang tidak terduga, misalnya tenggelam di laut, tertimpa kayu, dan dibunuh Ketika ada orang yang meninggal, maka berita duka disampaikan dengan bunyi tuddukat dengan irama loiba . Tuddukat merupakan alat komunikasi tradisional suku Mentawai. Irama loiba yang digunakan akan menginformasikan tentang usia dan jenis kelamin orang yang meninggal. Pada saat melayat, tidak semua orang dibolehkan pergi melayat. Wanita hamil atau yang memiliki bayi beserta suaminya tidak diperbolehkan pergi melayat, karena diyakini bisa diganggu oleh roh orang yang meninggal ( ketcat ). Saat meratapi si mati, orang-orang suku Mentawai membungkus kepala mereka dengan kain warna-warni dan melepas seluruh perhiasan yan...
AKA TANGAH DUO GAGANG Sipasan baranak jantan Anaknyo baranak pulo Anak jadih induakpun jadih Anak manjadi induak pulo Alam bakalebaran Manusia bakakambangan Lukisan alam Minangkabau Ada barasa di Parianagn Nan samo naiak jo galombang Samo turun jo kapocoang ukia gambaran alam bakalebaran Diukia di kasau gadang Baitu cancang tarahnyo SINGO MANDONGKAK JO TAKUAK KACANG GOREANG Singo mandongkak namonyo ukia Ukia di papan nan sakapiang Dirumah gadang sulangko gadiang Di dalam lumbuang nan bapereng Asa di Agam Balai Gurah Kiasan jago pado adaik Ingek-ingek sabalun kanai Sadio payuang sabalun hujan Ingek-ingek nan di ataeh Nan di bawah kok mahimpok Baitu kieh ibaraitnyo CARANO KANSO Carano kanso namonyo ukia Siriah gadang lingka-balingka Balingka jo arai pinang...
Alang Bamega adalah satu dari sekian tari tradisional dari Sumatera Barat yang belum banyak diketahui orang. Tarian ini di ciptakan oleh Ibu Gusmiati Suid di Padang, Sumatera Barat. Ibu Gusmiati Suid merupakan dosen seni rupa dan tari di Sumatera Barat dan juga merupakan salah satu tokoh bersejarah dalam dunia seni tari kontemporer Indonesia. Alang berarti Elang dan Bamega berarti bermain/terbang diantara awan. Jadi Alang Bamega adalah elang yang bermain/terbang di antara awan. Tarian ini terinspirasi oleh beberapa elang yang terbang bebas di langit biru. Sehingga banyak gerakan dalam tarian ini yang menggunakan gerakan elang yang juga ditambah dengan pencak silat. Musik pengiring tarian ini juga di ciptakan oleh Ibu Gusmiati sendiri. Biasanya penarinya menggunakan kostum seperti pakaian pencak silat yang menggunakan sarung di pinggang. Tarian ini pernah ditampilkan di luar negeri seperti di Belanda dan lainnya. #OSKMITB2018
Lamang Baluo adalah kuliner khas Minangkabau yang terbuat dari ketan dan kelapa parut yang lezat nan mantap. Secara harfiah, Lamang berarti ketan dan Baluo berarti berisi parutan kelapa dan gula aren. Makanan ringan ini biasa disantap ketika berbuka puasa. Jadi, tak heran jika kuliner ini sulit dijumpai diluar bulan suci Ramadhan. Berikut cara membuat Lamang Baluo; Bahan yang perlu disiapkan: 1. Beras Ketan 1/4kg. 2. Air 100ml. 3. Kelapa muda parut secukupnya. 4. Gula merah secukupnya. 5. Garam secukupnya. 6. Daun pandan 2 helai. 7. Daun pisang 1 batang besar. Langkah-langkah: 1. Tanak beras ketan dengan sedikit air. Inilah yang akan menjadi lamang. 2. Masak campuran gula merah, parutan kelapa, dan sedikit garam dengan api kecil. Aduk hingga rata. Inilah yang disebut Luo. 3. Beri daun pandan ke campuran Luo tadi agar beraroma. 4. Lebarkan Lamang (ketan) di atas daun pisang. 5. Taruh Luo di atas Lamang, lalu gulung hingga Luo be...
Sala Bulek Sala bulek merupakan jajanan wajib bagi warga Pariaman. Sala memiliki makna goreng dan bulek yang artinya bulat. Dua makna tersebut menggambarkan bagaimana bentuk fisik makanan tersebut. Perpaduan tepung, kunyit, bawang merah dan putih serta garam menjadikan rasa makanan ini lengket bagi masyarakat minang. Proses pembuatannya pun tidak rumit dan tidak membutuhkan bahan yang banyak. Berikut resep dan langkah membuat Sala Bulek: Bahan : 1 bks tepung beras 600 ml air 1 btg daun bawang di iris halus 5 lbr daun kunyit di iris halus 2 sdm cabe giling merah Bumbu halus : 5 cm kunyit Langkah pembuatan: Tepung dan semua bumbu diletakkan di baskom kecil Kemudian siram menggunakan air panas yang telah mendidih Aduk...
Makanan ini merupakan salah satu makanan yang dibawa oleh keluarga pengantin wanita ke rumah orang tua pengantin pria. Makanan ini dibawa pada saat menjemput pengantin pria. Berikut cara membuatnya. Bahan-bahan : 1 Kg Daging Sapi 2 Lembar Daun Salam 2 Batang Serai 5 buah Asam Kandis 2 lembar Daun Kunyit Bumbu Halus : 5 siung bawang merah 5 siung bawah putih 100 gr Cabe Merah 1 ruas Jahe 2 Ruas Lengkuas 5 butir Kemiri Secukupnya Air Secukupnya Garam Langkah : â--ÂHaluskan semua bumbu halus â--ÂCuci daging â--ÂMasukkan bumbu halus dan daging â--ÂNyalakan kompor â--ÂTambahkan daun kunyit, daun salam, serai dan asam kandis â--ÂAduk sesekali, masak dengan api sedang â--ÂTambahkan garam secukupnya â--ÂTunggu hingga kisat â--ÂAngkat...