Begasingan adalah sebuah permianan yang bertumpu pada satu titik poros yang seimbang saat di mainkan. Begasingan memiliki dua suku kata yaitu gang dan sing , yang artinya gang adalah lokasi sedangkan sing adalah suara ( source:interview masyarakat setempat ) . Permainan tradisional ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, bedanya setiap daerah memiliki istilah dan bentuk yang berbeda beda, di Jawa Barat masyarakat setempat menyebutnya gangsing atau panggal, apiong sebutan lain gasing bagi masyarakat maluku, begasingan adalah sebutan bagi masyarakat Nusa Tenggara Barat dan masih banyak penyebutan istilah pada permainan ini. Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, permianan tradisional ini menjadi permainan wajib saat di bulan ramadhan, terutama saat menantikan waktu berbuka puasa. Biasanya begasingan dimainkan oleh semua kelompok umur dengan jumlah pemain lebih dari satu orang. Ukuran dan Bentuk Begasingan khas dari Lombok Nusa Tenggara Barat ini ber...
Motif Batik Sasambo Nusa Tenggara Barat (NTB) juga memiliki sentral batik sebagai kerajinan tangan yang sangat indah, salah satunya bernama kain Batik Sasambo . Kain batik tradisional sebagai salah satu kerajinan tradisional yang sudah melekat sebagai peninggalan luhur dari nenek moyang beragam suku yang ada di pulau Nusa Tenggara seperti halnya pulau Jawa. Fakta Unik Batik Sasambo : Sasambo merupakan gabungan tiga etnis yang mendiami bumi NTB yaitu Sasak di Lombok, Samawa di Sumbawa Besar, dan Mbojo di Bima. Ketiga suku ini bersatu dalam hal kerajinan tangan tradisonal dan terciptalah Batik Sasambo sebagai media untuk mengenalkan seni budaya unik dan khas dari pulau ini. Untuk motif, Batik Sasambo memiliki motif-motif menarik seperti sasambo, motif made sahe (ata sapi), motif kakando, dan uma lengge (berupa rumah tradisional dengan kubah yang menyerupai kerucut). Batik dari masing-masing daerah di pulau ini dapat dibedakan dari corak dan warna yang d...
Bergeser dari papua, kita ke Lombok. Salah satu upacara adat yang ada di lombok adalah merarik. Merarik merupakan bahasa sasak yang artinya menikah. Masyarakat Lombok memiliki cara yang unik untuk melangsungkan upacara pernikahan yakni dengan mempelai laki-laki menculik mempelai perempuan kemudian di bawa ke rumahnya. Tentunya hal tersebut sudah melalui kesepakan sebelumnya. Setelah proses penculikan, keesokan harinya akan dilakukan prosesi ijab qobul agar pernikahan kedua mempelai sah. Sumber: https://ilmuseni.com/seni-budaya/contoh-budaya-daerah
Tari Sanggulu adalah tarian adat khas masyarakat Bima yang dimainkan secara berkelompok dengan iringan perkusi dan rebana. [TimIndonesiaExploride/IndonesiaKaya] Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/tari-sanggulu
Orang Sasak mengenal beberapa jenis bangunan adat yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga tempat penyelenggaraan ritual adat dan ritual keagamaan. Atap rumah Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman bambu (bedek). Lantainya dibuat dari tanah liat yang dicampur dengan kotoran kerbau dan abu jerami. Campuran tanah liat dan kotoran kerbau membuat lantai tanah mengeras, sekeras semen. Pengetahuan membuat lantai dengan cara tersebut diwarisi dari nenek moyang mereka. Seluruh bahan bangunan (seperti kayu dan bambu) untuk membuat rumah adat Sasak didapatkan dari lingkungan sekitar mereka, bahkan untuk menyambung bagian-bagian kayu tersebut, mereka menggunakan paku yang terbuat dari bambu. Rumah adat suku Sasak hanya memiliki satu pintu berukuran sempit dan rendah, dan tidak memiliki jendela. Dalam masyarakat Sasak, rumah berada dalam dimensi sakral (suci) dan duniawi secara bersamaan. Artinya, rumah adat Sasak disamping sebagai tempat berlindung dan berkumpulnya anggo...
Bale lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak dari pulau Lombok. Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar kembali dengan jarak atap 1,5 - 2,0 meter dari tanah dan diameter 1,5 - 3,0 meter. Atap dan bubungannya dibuat dari jerami atau alang-alang, dindingnya terbuat dari anyaman bambu (bedek), lantainya menggunakan papan kayu dan bale lumbung ini disangga oleh empat tiang yang terbuat dari tanah dan batu sebagai fondasi. Bagian atap dari bale lumbung merupakan suatu ruangan yang digunakan untuk menaruh padi hasil dari beberapa kepala keluarga. Bentuknya berupa rumah panggung dimaksudkan untuk menghindari hasil panen rusak akibat banjir dan serangan tikus. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/03/rumah-adat-nusa-tenggara-barat-ntb/
Bale jajar adalah tempat hunian suku sasak dengan ekonomi menegah ke atas. Bentuknya serupa dengan Bale Tani, perbedaannya terletak pada ruang Dalem Bale yang lebih banyak. Bale Jajar memiliki dua Dalem Bale dan satu serambi (sesangkok) dan ditandai dengan adanya sambi yaitu tempat penyimpanan bahan makanan dan keperluan rumah tangga. Pada bagian depan Bale Jajar terdapat sekepat dan pada bagian belakangnya terdapat sekenam. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/03/rumah-adat-nusa-tenggara-barat-ntb/
Berugaq (baca: berugak) atau yang disebut juga sebagai balai bengong, berbentuk seperti saung, yaitu berupa panggung tanpa dinding, beratap alang-alang dan ditopang oleh empat tiang bambu membentuk segi empat (sekepat). Lantai terbuat dari papan kayu atau bilah bambu yang dianyam dengan tali pintal (Peppit) dan tingginya 40-50 cm dari tanah dan terletak di bagian depan Bale Jajar. Sekepat ini biasa digunakan untuk menerima tamu karena tradisi sasak tidak menerima sembarang orang ke dalam rumah. Bila pemilik rumah memiliki anak perempuan, sekepat dapat digunakan untuk menerima pemuda yang datang midang (melamar). Selain itu juga digunakan untuk berkumpul dan beristirahat setelah kerja di sawah. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/03/rumah-adat-nusa-tenggara-barat-ntb/
Berugaq Sekenam memiliki bentuk yang serupa dengan berugaq sekepat, perbedaannya terletak dari jumlah tiangnya yaitu sebanyak enam buah dan berada di bagian belakang rumah. Beruqaq Sekenam digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar tata krama, nilai-nilai budaya dan sebagai tempat pertemuan internal keluarga. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/03/rumah-adat-nusa-tenggara-barat-ntb/