Tari Merak merupakan sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau
Tari Merak merupakan sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah dan memukau
Tari mojang Jaipong merupakan salah satu tari pergaulan yang berembrio dari seni tari Jaipongan. Tari Jaipong sendiri diciptakan oleh Gugum Gumbira dengan mengadopsi dan memadukan berbagai gerakan dasar dalam seni pertunjukkan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak silat. Berbeda dengan tari Jaipong yang biasa ditarikan secara berpasangan, tari mojang Jaipong hanya ditarikan oleh perempuan beranjak remaja dengan mengenakan pakaian tradisional Sunda. Bagian atasnya mengenakan kebaya berwarna cerah, dilengkapi oleh kain batik Sunda pada bagian bawahnya. Hiasan rambut dibuat menarik, dan riasan wajah dibuat minimalis namun tetap mengeluarkan aura cantik mojang sunda. Secara umum, tari mojang jaipong ditarikan oleh 6-8 orang perempuan dengan iringan musik tradisional Sunda dengan tempo yang cepat. Untuk mampu menarikan tari mojang jaipong dengan sempurna seseorang harus menguasai beberapa gerakan, yaitu gerak bukaan, pencugan, gala, dan minci. Gerak bukaan merupakan gera...
Dalam pewayangan, Batara Kala merupakan benih yang ditumpahkan Batara Guru ketika nafsu melihat kecantikan Dewi Uma di khayangan. Meski merupakan benih dari sang maha dewa, Batara Kala lahir menjelma raksasa dan selalu disimbolkan sebagai sosok jahat. Dalam logika sederhana, lahirnya sosok jahat Batara Kala menjelaskan setiap kekacauan dan kehancuran selalu tercipta dari nafsu. Sosok Batara Kala kemudian menginspirasi lahirnya tari sandekala di Jawa Barat. Meski tidak secara total mengadopsi kisah tersebut, dalam tari kreasi ini terlihat penggambaran sosok Batara Kala yang disimbolkan sebagai raksasa jahat. Sosok jahat Batara Kala kemudian dibenturkan dengan sosok penyelamat yang disimbolkan oleh tokoh Sang Kala. Jika Sang Kala merupakan simbol pengisi ruang, Batara Kala hadir sebagai perusak ruang. Terlepas dari pakem kisah pewayangan dalam sastra Jawa, tari kreasi sandekala ingin mengangkat tema universal tentang kebaikan melawan kejahatan, tentang...
Dalam budaya Sunda, karya seni tidak sekadar dilihat dari sisi estetika atau artistik. Nilai tata krama dan etika juga menjadi bagian tak terpisahkan dari kesenian Sunda. Hal ini dapat kita lihat dalam salah satu prosesi penyambutan tamu di tanah Priangan. Prosesi tersebut bernama Upacara Bubuka. Upacara Bubuka merupakan rangkaian pertunjukkan yang menyajikan kolaborasi berbagai jenis kesenian masyarakat Sunda. Rangkaian pertunjukkan ini menjadi simbolisasi penghormatan masyarakat setempat kepada para tamu. Upacara Bubuka merupakan hiburan sekaligus tradisi penghormatan kepada para tamu dalam berbagai kesempatan. Sesuai namanya, Upacara Bubuka biasanya diletakkan sebagai pembuka dari suatu acara atau perhelatan yang dihadiri banyak orang. Dalam salah satu pagelaran kesenian Lingkung Seni Sunda ITB, Upacara Bubuka ditampilkan sebagai prosesi pembuka pagelaran. Upacara diawali dengan kemunculan seseorang yang membawa gunungan sebagai simbolisasi alam Parahyangan yang as...
Degung merupakan alat musik yang terkenal berasal dari Sunda, menurut kegunaannya Degung dibagi menjadi 2 macam arti yaitu sebagai perangkat gamelan Jawa dan juga sebagai bagian dari laras Salendra yang biasa dimanfaatkan untuk mengiringi acara tradisional seperti wayang, tari, kliningan, jaipongan dan lain-lain. Dahulu, Degung hanya ditabuh secara gendingan atau secara instrumental dan sempat ada larangan untuk musik yang digunakan dalam permainan Degung ini di Cianjur pada tahun 1912-1920, karena permainan musik ini dianggap mengganggu “keseriusan”nya. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-sunda/
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan. Istilah ketuk tilu adalah berasal dari salah satu alat pengiringnya yaitu boning yang dipukul tigakali sebagai isyarat bagi alat instrument lainnya seperti ¿rebab, kendang besar dan kecil, goong¿ untuk memulai memainkan sebuah lagu atau hanya sekedar instrumentalia saja. Dilihat dari aspek pertunjukannya tari ketuk tilu terbagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama, sepengiring melantunkan irama gamelan, rebab dan kendang untuk menarik perhatian masyarakat. Pada bag...
Pesta Laut Sukabumi, adalah salah satu bentuk dari rasa syukur atas melimpahnya hasil kekayaan laut, yang dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah pesisir pantai, salah satunya yaitu daerah Pelabuhan Ratu. Dalam pelaksanaanya, banyak helaran (arak-arakan) yang dipertontonkan. Misalnya, Tari Angklung Buncis, hingga Sisingaan. Sebagai puncak acara, berbagai macam sajian dihanyutkan ke laut, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil tangkapan laut yang berlimpah. #OSKMITB2018
Bekasi memiliki suatu jenis tarian asli bernama Tari Kembang Bekasi yang diciptakan oleh Eem Bilyanti, seorang penari dan seniman yang memperjuangkan kebudayaan Bekasi. "Tarian ini mulai kita cipta dan perkenalkan pada 2010. Tarian ini tidak mengenakan topeng dan berbeda dengan ronggeng," ujar Eem Bilyanti. Walaupun mirip Ronggeng, tari ini memilki gerakan dan musik yang lebih cepat. Perbedaan juga bisa dilihat pada kostum dan penghias kepala. Kembang Bekasi menggunakan celana pangsi yang dipadu kain sebagai bawahan. Sedangkan penghias kepala, menyerupai aksesori putri Tiongkok. Eem mengatakan hal ini tidak terlepas dari kebudayaan China, yang mewarnai Bekasi di masa lampau. Gerakan Kembang Bekasi sepintas mirip Ronggeng. Menurut Eem, hal ini dikarenakan tari Bekasi dan Jakarta serumpun. "Seniman Betawi, sebagian dari Bekasi. Pada perkembangannya, tari topeng lebih dikenal berasal dari Betawi daripada Bekasi. Kalau sudah begini kita harus menciptakan tari lain, yang lebih me...