Setelah resepsi usai diselenggarakan, kedua mempelai pengantin melakukan prosesi terakhir rangkaian pernikahan yaitu pamitan . Pada masa sebelum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, upacara ini dikenal dengan nama Upacara Jangan Menir . Pasangan pengantin akan mengenakan busana Jangan Menir , dimana pengantin putri khususnya masih mengenakan paes . Upacara Jangan Menir disederhanakan pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX dimana pasangan pengantin berikut besan memohon pamit untuk meninggalkan keraton menuju kediaman masing-masing. Sejak dulu, setelah menikah baik putra maupun putri Sultan akan keluar dari keraton untuk tinggal bersama pasangannya masing-masing membina rumah tangga baru. sumber :https://kratonjogja.id/siklus-hidup/3/dhaup-ageng
Tidak banyak yang tahu jika ada pisang yang khusus untuk ritual. Namanya pisang Songgo Buwono merah. Pisang ini biasanya untuk kebutuhan ritual Keraton Yogyakarta.Songgo Buwono ini jantungnya ke atas lainnya ke bawah. Pisang ini sebagai ritual keraton saat labuhan pisang Songgo Buwono ini ini buahnya tidak bisa dimakan karena buahnya sangat kecil dibandingkan buah lainnya. Selain itu, ciri pisang ini jantung pisangnya terlihat naik ke arah langit.Pisang jenis ini bisa ditemukan di Keraton Yogya dan Solo saja, sehingga sangat jarang bisa ditemukan di pasaran. sumber : https://www.liputan6.com/regional/read/3470984/pisang-khusus-ritual-songgo-buwono-jantungnya-mengarah-ke-langit
Aktivitas yang dapat dilakukan di Alun-alun Kidul Yogyakarta sangat beragam, akan tetapi aktivitas yang paling populer adalah laku masangin. Menurut mitos yang dipercaya turun temurun, bagi siapa saja yang berhasil melakukan masangin maka orang tersebut hatinya bersih dan permohonannya akan terkabul. Walaupun sudah banyak orang yang tidak percaya namun tetap saja siapapun akan penasaran untuk mencobanya sebagai obat penasaran. Kondisi Alkid pada pagi hari biasanya digunakan oleh para ibu untuk mengasuh anaknya yang masih kecil, terdapat penjual jajanan, dan juga akan terlihat anak-anak sekolah yang menggunakan tepat tersebut untuk tempat berolah raga. Menjelang sore Alkid mulai ramai dikunjungi oleh rombongan keluarga yang refresing menghabiskan waktu menunggu adzan Magrib. Setelah malam suasana akan semakin bertambah ramai dikunjungi oleh wisatawan yang mencoba melakukan masangin atau sekedar untuk kumpul-kumpul di tepi jalan. Suasana akan bertambah indah karena lampu hias...
Bandhil atau umban pelempar batu. Ada tiga jenis bandhil yaitu : brubuh, jauh, dan lepas. Bandhil brubuh digunakan dalam pertempuran jarak dekat. bandhil brubuh berupa tali yang terbuat dari besi, dan pelurunya juga dari besi. Bandhil jauh sama dengan bandhil brubuh, namun talinya terbuat dari anyaman serat-serat yang ulet, namu, namun pelurunya tetap dari besi. Bandhil lepas juga seperti bandhil brubuh dan jauh, hanya saja talinya dari tampar, dan pelurunya dari batu. Bandhil lepas dapat dipergunakan untuk pertempuran jarak jauh maupun jarak dekat. sumber :http://www.tradisikita.my.id/2016/09/10-senjata-tradisional-yogyakarta.html
Tarian ArjunaWiwaha adalah salah satu tarian tradisional yang dipentaskan di Keraton Yogyakarta. Tari Arjuna Wiwaha menceritakan ketika Arjuna yang bertapa di Indrakila mengalami berbagai macam godaan. Salah satu godaannya adalah ketika Ia diuji oleh para Dewa dengan mengirim tujuh orang bidadari yang diperintahkan untuk menggoda Arjuna agar gagal dalam pertapaannya. Namun karena keteguhan hatinya, para bidadari tidak berhasil menggoda Arjuna, maka Indra datang sendiri menyamar menjadi seorang Brahmana tua. Mereka berdiskusi soal agama dan Indra menyatakan jati dirinya dan pergi. Lalu setelah itu ada seekor babi yang datang mengamuk dan Arjuna memanahnya. Tetapi pada saat yang bersamaan ada seorang pemburu tua yang datang dan juga memanahnya. Ternyata pemburu ini adalah Batara Siwa. Setelah itu Arjuna diberi tugas untuk membunuh Niwatakawaca seorang raksasa yang mengganggu kahyangan. Arjuna berhasil dalam tugasnya dan diberi anugerah oleh para Dewa dengan diperbolehka...
Ajung-Ajung (s umber: E-book Mahakarya 5000 Resep Makanan dan Minuman di Indonesia)
Masjid ini dibangun atas prakarsa Hamengku Buwono I yang bekerja sama dengan Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat dan Kyai Wiryokusumo selaku arsitek. Masjid ini didirikan pada 29 Mei 1770 Masehi dan merupakan salah satu contoh karya seni rupa dan terapan dibidang arsitektur bernafaskan Islam. Letak masjid ini terletak di sebelah barat komplek Alun-Alun Keraton Yogyakarta. Sumber .Dok Masyarakat DI Yogyakarta Kompleks masjid ini dikelilingi oleh suatu dinding yang tinggi. Pintu utamanya terletak di sebelah timur dan didesain dengan konstruksi semar tinadu. Arsitektur bangunan utamanya berbentuk tajug persegi empat yang tertutup dan bertumpang tiga. Pintu utama ruangan ini terletak di sebelah timur dan utara. Di bagian dalam sebelah barat terdapat mimbar bertingkat tiga yang terbuat dari kayu dan memiliki mihrab serta maksura yang merupakan bangunan berbentuk mirip dengan sebuah sangkar. Pada zaman dahulu, mimbar ini hanya bisa digunakan oleh Sultan Hamengku Buwono...
Pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII, tradisi macapat mulai dipopulerkan kembali. Sultan Hamengkubuwono VII yang sangat peduli tentang pendidikan, industry, dan kesenian, mewajibkan parakeluarga kerajaan untuk mempelajari dan melestarikan tradisi macapat. Pada awal perkembangannya, macapat hanya diperuntukkan untuk keluarga istana seperti anak, adik dan kerabat raja; namun lama kelamaan para abdi dalem keraton mulai mempelajari dan menyukai tradisi tersebut; kemudian dikenal oleh masyarakat luas, sehingga pada tahun 1960-an didirikan sekolah khusus macapat bagi masyarakat. Selain di Keraton Yogyakarta, berdasarkan Babad Pakualaman dijelaskan bahwa tradisi macapat telah dilakukan sejak Pakualam I hingga Pakualam IV, pelaksanaannya setiap hari Jum’at di Pendapa Pakualaman. Macapat dibacakan oleh abdi dalem di hadapan adipati atau raja, dan keluarga kerajaan, serta terdapat orang yang bertugas untuk membedah atau menjelaskan isi dan maksud dari macapat tersebut....
Benthik adalah salah satu permainan rakyat yang biasanya dimainkan oleh anak-anak. Perlengkapan benthik tidak memerlukan alat yang kompleks (rumit) atau sulit didapat. Untuk memainkan benthik hanya memerlukan dua ranting kayu yang berukuran panjang sekitar 30 cm (disebut “benthong”), dan yang berukuran pendek sekitar 10 cm (disebut “janak”). Pada umumnya, antara benthong dan janak memiliki diameter yang sama, yaitu sekitar 1 cm; bahkan umumnya benthong dan janak diambil dari ranting dengan jenis pohon dan batang yang sama. Saat kedua ranting ini beradu (dipukulkan) maka muncul suara “thik ... thik”, sehingga berdasarkan proses onomatope permainan ini disebut “Benthik”. Ranting panjang dipergunakan untuk memukul ranting yang lebih pendek. Untuk memainkan benthik diperlukan halaman yang bersih, rata dan cukup luas. Selain itu, di sekitar halaman diupayakan tidak terlalu banyak orang yang berlalulalang, karena dapat membahayakan merek...