Ngebluk merupakan kegiatan membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan 2 hari menjelang upacara Hajad Dalem Labuhan . Bertempat di Bangsal Sekar Kedhaton , sebuah tempat yang berada di lingkup Kaputren atau kediaman para Putri Raja. Ngebluk hanya boleh dilakukan oleh para wanita yang dipimpin Permaisuri dan Putri Raja tertua. Selain para Putri Raja, orang-orang yang terlibat pada prosesi ngebluk adalah para kerabat Keraton beserta Abdi Dalem Keparak . Proses pertama, para Putri dibantu oleh Abdi Dalem mencampurkan bahan yang diperlukan guna dijadikan jladren atau adonan. Adonan terus diaduk hingga tercampur. Proses pengadukan adonan menimbulkan suara “ bluk ”, sehingga prosesi ini disebut Ngebluk . Setelah menjadi jladren , adonan kemudian dipindahkan kedalam enceh (gentong berukuran besar), kemudian didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang. Pada waktu bersamaan beberapa Abdi Dalem Keparak memiliki tugas lain untuk me...
Istana Yogyakarta. Beksan Bugis merupakan tarian yang menyajikan gambaran prajurit Bugis sedang berlatih perang. Di antara keteguhan ndalem Kepatihan, beksan Bugis digarap penataan tarinya di bawah pimpinan seorang guru tari Keraton Yogyakarta, yaitu Raden Riyo Kertaatmadja, yang tangkas menerjemahkan gagasan Danureja V ke dalam kerja kretif kesenian. Proses penggarapan beksan Bugis menggelinding sebagai keberlanjutan dari kreativitas kesenian. Saat dirasa layak tampil di istana, Danureja mempersembahkannya kepada Keraton. Sinuhun Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengkubuwono VII akhirnya pada saat itu memberikan legitimasi yang anggung kepada beksan Bugis sebagai tari istana. Beksan Bugis memang tidak jauh dari kehadiran suku Bugis dari tanah Sulawesi. Para pelaut unggul itu mengarungi hamparan lautan merantau menuju ke Jawa, di antara mereka adalah prajurit keraton yang kemudian ditempatkan di kepatihan. Di sepanjang tarian, para penari bergerak dinamis dengan undheng gilig di ke...
Pada waktu bersamaan dengan prosesi ngapem , para Abdi Dalem Reh Widyabudaya bertugas menyiapkan ubarampe labuhan . Ubarampe utama berupa seperangkat pakaian yang pernah digunakan Sultan, seperangkat pakaian untuk laki-laki dan perempuan, potongan kuku dan potongan rambut Sultan serta layon sekar . Ubarampe dibawa dari Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya menuju ke Bangsal Manis untuk diteliti kembali kelengkapannya. Setelah semua lengkap, ubarampe kemudian diinapkan di Gedhong Prabayeksa . sumber :https://kratonjogja.id/ulang-tahun-kenaikan-tahta/6/tingalan-jumenengan-dalem
Tepat pada hari peringatan penobatan Sultan diadakan acara Sugengan , yaitu upacara selamatan yang dihadiri kerabat Keraton beserta Abdi Dalem . Upacara selamatan ini merupakan doa dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan Sultan dan Keraton. Upacara ini diadakan di Bangsal Kencana , seusai upacara kemudian apem dan nasi golong lengkap dibagikan kepada yang hadir. Selain itu, semua ubarampe labuhan dibawa ke Bangsal Srimanganti untuk disemayamkan selama satu malam. sumber :https://kratonjogja.id/ulang-tahun-kenaikan-tahta
Setelah prosesi sugengan , barulah keesokan harinya diselenggarakan upacara labuhan . Seluruh ubarampe yang telah dipersiapkan diarak dari Gedhong Prabayeksa menuju ke Bangsal Srimanganti untuk diberangkatkan ke masing-masing petilasan. Lokasi-lokasi petilasan untuk upacara Labuhan diantaranya Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Khayangan. sumber :https://kratonjogja.id/ulang-tahun-kenaikan-tahta
Labuhan berasal dari kata labuh yang artinya membuang, meletakkan, atau menghanyutkan. Maksud dari labuhan ini adalah sebagai doa dan pengharapan untuk membuang segala macam sifat buruk. Pada pelaksanaannya, Keraton Yogyakarta melabuh benda-benda tertentu yang disebut sebagai ubarampe labuhan . Uborampe labuhan yang akan dilabuh di tempat-tempat tertentu atau yang disebut petilasan , beberapa diantaranya merupakan benda-benda milik Sultan yang bertahta. Parangkusumo terletak di pesisir selatan Yogyakarta atau lebih tepatnya berada di wilayah Kabupaten Bantul. Parangkusumo merupakan tempat yang dipilih Panembahan Senopati untuk bertapa, merenung dan memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bisa menjadi pemimpin yang baik. Menurut legenda, ketika bertapa Panembahan Senopati bertemu dengan penguasa laut selatan yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Dalam pertemuan tersebut Kanjeng Ratu Kidul berjanji akan membantu Panembahan Senopati dan keturunannya. Pada akhirnya Panembah...
Gunung Merapi terletak di wilayah Kabupaten Sleman yang berada tepat di ujung utara wilayah DIY. Gunung Merapi menjadi salah satu lokasi labuhan karena dianggap berperan dalam sejarah berdirinya kerajaan Mataram. Pada tahun 1586, kondisi politis Kerajaan Pajang dan Mataram memanas. Hal ini disebabkan karena perkembangan Mataram sebagai wilayah otonom dibawah kerajaan Pajang sangat pesat sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi penguasa kerajaan Pajang yang kala itu dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya. Keresahan itu membuat Kerajaan Pajang menggulirkan rencana perang untuk melemahkan Mataram. Ketika pasukan Pajang menyerbu Mataram, pada saat bersamaan Gunung Merapi meletus. Letusan Merapi menghancurkan perkemahan pasukan Pajang di wilayah Prambanan. Perangpun berakhir, dan selamatlah Mataram dengan mundurnya pasukan Pajang. Macam-macam uborampe yang diperlukan pada upacara Labuhan Gunung Merapi adalah sebagai berikut : Sinjang Limar S...
Gunung Lawu dipercaya sebagai tempat pengasingan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1478, Majapahit diserang oleh Girindrawardhana dari Kerajaan Kaling. Karena tentara Majapahit tidak mampu menghalau serangan tersebut, Prabu Brawijaya V memutuskan untuk menyingkir ke Gunung Lawu dan hidup menjadi seorang pertapa dan bergelar Sunan Lawu. Prabu Brawijaya V merupakan leluhur dari pendiri kerajaan Mataram dan Keraton Yogyakarta sehingga sebagai bentuk penghormatan, Gunung Lawu dipilih menjadi lokasi upacara labuhan . Gunung Lawu terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Setiap dilaksanakan Upacara Labuhan , uborampe labuhan diserahterimakan kepada Juru Kunci Gunung Lawu yang berada di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Macam-macam uborampe yang diperlukan pada upacara Labuhan Gunung Lawu adalah sebagai berikut : Kasepuh Pendherek...
Pada tahun 1970-an, keberadaan tari kethek ogleng ada di setiap kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, ditandai dengan adanya sanggarsanggar kesenian kethek ogleng. Menurut sejarah, pertunjukkan kethek ogling diperkirakan sudah ada di Gunung Kidul sebelum zaman kemerdekaan, kethek ogleng yang berkembang di daerah Semanu telah ada sejak tahun 1935. Kemudian dari Semanu, seni kethek ogleng berkembang di daerah Tepus, Semin, Wiladeg, dan beberapa wilayah di Gunung Kidul. Kethek ogleng mengalami masa surut pada masa orde baru, ketika berbagai alternatif pertunjukkan mulai beragam; dan makin mengalami masa surut pada sekitar tahun 2000-an. Upaya dibangunnya sanggar dan grup tari menjadi solusi untuk mengembangkan kembali seni kethek ogleng ini. Kethek ogleng berasal dari kata ”Kethek”, yang berarti tokoh yang sakti dan suka berlagak. Secara keseluruhan, dalam bahasa Jawa memiliki istilah yang tepat untuk menggambarkan ”Kethek ogleng”, yaitu gumleleng atau be...