Ritual
Ritual
Ritual Adat Daerah Istimewa Yogyakarta Jogjakarta
Labuhan Parangkusumo
- 28 Desember 2018
Labuhan berasal dari kata labuh yang artinya membuang, meletakkan, atau menghanyutkan. Maksud dari labuhan ini adalah sebagai doa dan pengharapan untuk membuang segala macam sifat buruk. Pada pelaksanaannya, Keraton Yogyakarta melabuh benda-benda tertentu yang disebut sebagai ubarampe labuhan. Uborampe labuhan yang akan dilabuh di tempat-tempat tertentu atau yang disebut petilasan, beberapa diantaranya merupakan benda-benda milik Sultan yang bertahta. Parangkusumo terletak di pesisir selatan Yogyakarta atau lebih tepatnya berada di wilayah Kabupaten Bantul.
Parangkusumo merupakan tempat yang dipilih Panembahan Senopati untuk bertapa, merenung dan memohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar bisa menjadi pemimpin yang baik. Menurut legenda, ketika bertapa Panembahan Senopati bertemu dengan penguasa laut selatan yaitu Kanjeng Ratu Kidul. Dalam pertemuan tersebut Kanjeng Ratu Kidul berjanji akan membantu Panembahan Senopati dan keturunannya. Pada akhirnya Panembahan Senopati berhasil mendirikan sebuah kerajaan, yaitu Mataram dan Keraton Yogyakarta merupakan salah satu kerajaan penerusnya. Hal inilah yang mendasari dipilihnya Parangkusumo sebagai salah satu lokasi labuhan.
 
Adapun uborampe yang akan dilabuh pada upacara Labuhan Parangkusumo adalah sebagai berikut:
 
 
Pengajeng Pendherek

Lorodan Busana Dalem

  1. Sinjang Cindhe Abrit
  2. Sinjang Limar
  3. Sinjang Cangkring
  4. Semekan Solok
  5. Semekan Gadhung Tepen
  6. Semekan Gadhung Mlathi Tepen
  7. Semekan Jingga Tepen
  8. Semekan Udaraga Tepen
  9. Semekan Banguntulak
  1. Sinjang Poleng
  2. Semekan Solok
  3. Semekan Gadhung Mlathi
  4. Semekan Songer
  5. Semekan Dringin
  6. Semekan Pandhan Binethot
  7. Semekan Podhang Ngisep Sari
  8. Semekan Banguntulak
  9. Semekan Teluh Watu
  10. Kuluk Kanigara
  11. Kuluk Pethak
  12. Songsong Gilap
  13. Gelaran Pasir Sinasapan Mori
  14. Sela, ratus, lisah konyoh
  15. Yatra Tindhih
  1. Sinjang
  2. Surjan
  3. Udheng
  4. Lancingan Panjang
  5. Lancingan Lebet
  6. Rasukan Hem
  7. Kaos
  8. Pethetan Rikma lan Kenaka Dalem
  9. Layon Sekar Kanjeng Kyai Hageng
  10. Layon Sekar

https://kratonjogja.id/ulang-tahun-kenaikan-tahta/2/hajad-dalem-labuhan

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU