Bahan-bahan 500 gr nasi sisa semalam 200 gr terigu 200 gr gula pasir 2 butir telur 400 ml santan (sy 2bks santan kara d campur air) 1/2 sdt vanili bubuk 4 sdm mentega cair (sy tim) Langkah Tim mentega hingga cair sisihkan Blender nasi, santan, dan telur.. Karna kandungan airnya gak banyak dan nasinya lengket, jdi di tahap ini nasi gak bisa jadi lembut sempurna (blender nya keberatan) hihi ...
Bahan-bahan 30 potong 8 butir Telur utuh 6 sdt gula pasir 2 sdt bicarbonat 200 gr terigu (Me segitiga biru) 150 gr tepung kanji/tapioka 200 gr margarin blue band (lelehkan/cairkan) 4 sachet SKM (Susu kental manis putih) 1/2 sdt vanili Bahan karamel 400 gr gula 600 ml air Langkah Buat bahan karamel, masukan gula dalam kuali, biarkan larut sendiri sampai kecoklatan...kalau udah larut gula dan berubah kecoklatan tadi, masukan ai...
Bahan-bahan 1 1/2 gelas tepung beras (sy gelas duralex) 1/2 gelas tepung terigu 3/4 gelas gula 2 btr telur kocok lepas Sedikit garam dan vanili 2 bh daging kelapa muda keruk dan potong2 6 gelas air kelapa muda (dari 2 bh kelapa tadi, kalo kurang tambah pakai air biasa) Langkah Campur tepung, gula, garam dan vanili dalam panci, aduk rata. Tambahkan air kelapa muda aduk hingga semua bahan larut, tambahkan telur kocok, aduk hingga rata. ...
Batapung tawar adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, yang sampai saat ini tetap dilestarikan. Apa itu batapung tawar? Batapung tawar bersal dari kata “tapung” (bahasa Indonesia: tepung) dan “tawar”. Kata “tapung” diambil dari bahan yang digunakan dalam tradisi batapung tawar, yakni tepung beras yang dicampur dengan air, sedangkan “tawar” diambil dari nama daun setawar. “Tawar” dalam bahasa Banjar bisa juga diartikan sebagai proses pengobatan. Contohnya dalam bahasa Banjar, “Sudah ditawari apa sakit gigitnya?” Maksudnya, “Sudah diobati apa sakit giginya?” Ternyata istilah “tepung tawar” ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lho. Alat dan bahan batapung tawar adalah air yang dicampur dengan minyak likat baboreh. Minyak ini punya wangi yang khas. Alat lainnya adalah potongan daun pisang, daun kelapa, atau daun pandan, yang gunanya untuk memercikkan air ke...
Kayu hutan lainnya seperti kayu maranti, karuing, sintuk lanan, bangkirai, galan, galih (kayu ulin yang sudah mati), bambu dan paring, daun nipah dan daun rumbia serta purun. Untuk melakukan pekerjaan meramu yang sifatnya berat seperti meramu kayu ulin dan jenis kayu lainnya, biasanya dilakukan oleh kelompok atau keluarga, sedang meramu yang sifatnya ringan dan tempatnya tidak jauh kadang-kadang dilakukan oleh perorangan seperti meramu daun nipah atau rumbia. Biasanya terdapat jenis pembagian pekerjaan di antara kelompok masyarakat yang melakukan pekerjaan ini, seperti misalnya dalam masyarakat penebang kayu ulin, yang tua dan yang kuat, mereka mendapat tugas menebang, sedangkan anak-anaknnya membuat sirap (bahan untuk atap). Dalam masyarakat peramu galan, yang tua menebang dan mengangkat, sedangkan anak-istri dan yang muda memotong dan membelah untuk dijadikan kayu api. Dalam melaksanakan pekerjaan meramu di daerah Kalimantan Selatan tidaklah dikenal adanya upacara yang berhu...
Orang Dayak dan orang Banjar memiliki kebiasaan dan tradisi yang terbilang cukup unik dalam menidurkan anak mereka, jika biasanya kita mengenal dan mengetahui bahwa seorang anak bayi ditidurkan dalam tempat khusus tempat bayi atau dalam ayunan, tradisi menidurkan anak pada orang dayak dan orang banjar ini juga anak tidur dalam ayunan, hanya saja yang berbeda dan membuatnya unik adalah posisi tidur sang anak dalam ayunan itu. Banjar dan Dayak adalah dua suku asli dari kalimantan, jika kita yang pernah merasakan punya bayi terutama buat para ibu, terbayangkan betapa repotnya terutama ketika anak baru berusia hitungan bulan, sehingga terkadangpun sudah tertidur saat sang Ibu memasak didapur anak tadi terbangun dan menangis, barabgkali merasa tidak nyenyak tidurnya. Namun hal itu bukanlah suatu hal yang menyulitkan bagi suku asli kalimantan ini. Tradisi itu dinamakan " Bapukung " Apakah itu Bapukung ? mari kita simak pembahasannya berikut ini. Bapukung secara bahasa berasal dari...
Malabuh merupakan tradisi Masyarakat Banjar yang percaya bahwa Datu, Kakek atau turunannya memiliki hubungan dengan makhluk gaib “Buaya Kuning, Buaya Putih atau Naga Laki dan Naga Bini” . Tradisi ini sangat sulit untuk kita temukan di Banjarmasin , saat berkeliling untuk dalam rangkaian menuju Festival Kolaborasi Nyawa Sungai Banjarmasin Masa Depan saya dan kawan kawan bertemu dengan sosok Ibu Mastiah yang sedang menyiapkan bahan atau sesaji untuk tradisi Melabuh dalam rangka persiapan upacara Mandi Mandi Hamil 7 Bulanan dan Malabuh Tahunan untuk Keluarga yang memiliki ikatan dengan makhluk gaib tersebut. Dalam Tradisi Malabuh ini sesaji di peruntukkan untuk makhluk gaib “Buaya Kuning” isi dari sesaji ini adalah Upung (Mayang Kandung dari Pohon Pinang) melambangkan Badan , Bogam (Rangkaian Bunga Melati Kenanga dan Mawar) yg melambangkan Telinga, Pisang Mahuli yang melambangkan gigi, Ketan Kuning dan Telur Ayam Kampung yang melambangkan Perut dan Pusar...
Meniti tali berbentuk pita atau slackline kini jadi tren. Tren dari luar negeri itu kini merambah ke Indonesia. Namun ternyata Suku Bajau lebih dulu melakukannya. Bahkan mereka melakukannya benar-benar di atas tali. Ini bahkan menjadi bagian dari pekerjaan mereka, yang mayoritas nelayan. Titi tali bahkan menjadi budaya, termasuk di masyarakat Bajau Kotabaru. Namun tak semua anggota masyarakat Bajau di pesisir selatan Kalimantan Selatan kini piawai melakukannya. Galib adalah salah satu dari beberapa warga Suku Bajau yang mahir meniti tali. Kendati usianya lebih dari setengah abad, dia masih mahir melakukan atraksi meniti tali yang diameternya tidak lebih dari 12 milimeter atau sebesar ibu jari. Atraksi titi tali sepanjang lima meter dipertontonkan Galib di area Siringlaut dalam rangka memeriahkan Hari Jadi ke-67 Kabupaten Kotabaru. Atraksi Galib membuat kagum masyarakat Kotabaru yang menyaksikannya. Iringan musik tradisional khas Suku Bajau membuat atraksi titi tali makin menarik...
Kabupaten Balangan termasuk daerah yang banyak memiliki tradisi unik dan menarik, yang mana hingga kini masih terjaga dan dilaksanakan oleh masyarakat. Salah satu tradisi itu adalah Batungkih Kayu secara gotong royong jika ada warga yang akan menggelar aruhan. Ya, konon tradisi ini sudah ada secara turun temurun sejak zaman bahari, bahkan awal mulanya pun tak begitu diketahui kapan. Namun yang jelas hingga saat ini tradisi ini masih bertahan dan dilaksanakan oleh masyarakat. Seorang warga Desa Panggung Kecamatan Paringin Selatan, Adie kepada banjarmasinpost.co.id mengatakan, sebelum ia lahir pun tradisi batungkih kayu bergotong royong ini sudah ada. "Itu disampaikan oleh tetuha dirumah, ujar sidin sebelum ikam lahir sudah ada tradisi ini," ungkapnya. Oleh karena itu, ia pun kagum dan antusias melihat, serta mengikuti tradisi tersebut jika ada warga yang akan menggelar acara aruhan. Sumber: http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/23/tradisi-unik-batungkih-kayu-balangan-...