Candi Jago terletak di Dusun Jago, Desa Tumpang, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, tepatnya 22 km ke arah timur dari Kota Malang. Karena letaknya di Desa Tumpang, candi ini sering juga disebut Candi Tumpang. Penduduk setempat menyebutnya Cungkup. Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, nama candi ini yang sebenarnya adalah Jajaghu. Dalam pupuh 41 gatra ke-4 Negarakertagama dijelaskan bahwa Raja Wisnuwardhana yang memerintah Singasari menganut agama Syiwa Buddha, yaitu suatu aliran keagamaan yang merupakan perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha. Aliran tersebut berkembang selama masa pemerintahan Kerajaan Singasari, sebuah kerajaan yang letaknya sekitar 20 km dari Candi Jago. Jajaghu, yang artinya adalah 'keagungan', merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut tempat suci. Masih menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, pembangunan Candi Jago berlangsung sejak tahun 1268 M sampai dengan tahun 1280 M, sebagai penghormatan bagi Raja Singasari...
Candi yang terletak di Kabupaten Blitar (utara Kota Blitar).
Kolak ayam.., medengar nama yang satu ini mungkin agak aneh ya.., yapi ini adalah salah satu makanan khas kota tercinta saya Gresik. Kolak yang satu ini juga sudah menjadi icon tersendiri bagi warga Kota Gresik. Kolak ayam ini tidak sama dengan kolak pada biasanya, tetapi dengan bahan utama ayam yang diberi bumbu dan santan kelapa. Rasanya manis gurih kental dengan aroma rempah-rempah. Yang membuat kolak ini unis selain dari adanya ayam adalah, semua yang memasak adalah kaum pria, dari proses awal sampai proses terakhir semua hanya dilakukan oleh kaum pria. dan bagi anda yang sangat penasaran dengan kolak ini harus benar-benar sabar, arena kolak ini hanya disajikan satu tahun sekali, yaitu pada malam 24/ hari 23 di bulan Ramadhan. --- resep makanan ini merupakan warisan dari Sunan Dalem dalam sebuah peristiwa sejarah yang oleh penduduk setempat lantas diberi nama Sanggring, yakni peristiwa saat Sunan Dalem sakit parah dan tak menemukan obat. Setelah memi...
Penyebaran agama Islam sejak puluhan abad silam ke negeri kita tidak melulu membawa kepercayaan, ritual dan amalan keagamaan, melainkan pula memberi jiwa, corak dan warna pada kebudayaan bangsa kita. Tatkala Islam berkembang di tanah air, ia sedari awal tidak serta merta secara apriori menolak kebudayaan lokal masyarakat yang telah berkembang sebelumnya. Karenanya kehidupan umat Islam dimanapun senantiasa mengandung aspek globalitas dan aspek lokalitas sekaligus. Apabila kita cermati, para penyebar agama Islam di negeri ini dalam rentang sejarah perkembangannya memiliki kearifan luar biasa. Mereka mempunyai kesadaran budaya yang sangat tinggi. Budaya dan adat istiadat masyarakat setempat yang mereka temui tidak begitu saja ditentang dan dibuang. Bahkan mereka mampu mendorong terjadinya akulturasi budaya yang melahirkan kebudayaan rakyat (Indonesia) bernafaskan Islam yang khas. Kekhasan itu akan nampak pada keragaman ekspresi budaya dalam bentuk tradisi-tradisi masyarakat yang tela...
Tradisi ini bermula tatkala seorang penyebar agama Islam, Sunan Dalem namanya, datang ke Desa Gumeno dengan niat dakwah. Ia merintis pendirian sebuah masjid pada 1451 Masehi di desa tersebut. Masjid itu sekarang dikenal dengan nama Masjid Jami Sunan Dalem. Sehabis bekerja keras mendirikan masjid dan mempersiapkan perkampungan baru di desa tersebut, tiba-tiba Sunan Dalem jatuh sakit. Ia memerintahkan warga yang baru pindah dan menjadi santrinya untuk mencarikan obat. Namun setelah berbagai usaha telah dilakukan, sakitnya tak kunjung sembuh. Akhirnya, melalui "sesuatu yang gaib" Sunan Dalem menerima ilham agar sakitnya bisa sembuh. Pada moementum yang tepat, Sunan Dalem dengan arif dan bijaksana akhirnya memerintahkan warga berkumpul di masjid dengan membawa ayam jago. Lantas dititahkan untuk menyembelih semua ayam jago yang telah terkumpul. Kepada beberapa lelaki diperintahkan pula mempersiapkan bumbu-bumbu untuk diracik menjadi resep masakan oleh Sunan Dalem. Bumbu ra...
Melacak asal usul nama Gresik adalah satu hal yang sangat menarik. Banyak ditemukan penuturan tradisional berupa tradisi lisan, babad, serat, syair (macapat), yang kadang tidak dapat diterima oleh akal sehat, sehingga sulit dikaji secara akurat. Namun sumber tersebut dapat dijadikan studi komparatif dengan sumber lain yang historis. Berikut adalah beberapa sumber sejarah yang berhubungan dengan nama Gresik. Babad Hing Gresik menyebut Gresik dengan nama "Gerwarase". Prasasti Karang Bogem tahun 1387 M memuat nama "Gresik" dalam Bahasa Jawa Kuno. Bangsa Cina yang pernah mendarat di Gresik pada awal abad ke-15 M, mula-mula menyebut "TSe TSun" artinya perkampungan kotor, beberapa tahun kemudian berubah sebutan menjadi "TSin TSun" artinya kota baru. Bangsa Portugis ketika pertama kali mendarat di Gresik tahun 1513 menyebutnya dengan ucapan "Agace" tertulis "Gerwarace". Bangsa Belanda awalnya menyebut "Gerrici" kemudian dalam banyak dokumen tertulis menjadi "Grissee". Sa...
Sebuah prasasti ditemukan di kawasan pegunungan kapur utara, tertulis di dinding goa butulan Desa Gosari, Ujungpangkah, Gresik Jawa Timur. Prasasti beraksara Jawa kuno ini asli ditulis pada tahun 1298 saka. Terdapat nama pelaku yaitu San Rama Samadaya yang tersingkirkan. Diperkirakan prasasti ini peninggalan jaman kejayaan Majapahit abad 12 silam. Dinamakan prasasti Butalan karena prasasti ini ditulis di dinding goa tembus atau butulan prasasti Butulan aksara Jawa kuno di wasani ngambal 1298 duk winahon denira San Rama Samadaya Makadi Sira Buyutajrah, Tali Kursi Raka Durahana. Dalam terjemahan bahasa indonesia berarti tahun 1298 saka, atau sekitar 1376 m di ambal waktu itu (tempat ini) didiami oleh beliau San Rama Samadaya terutama beliau buyut ajarh talikur, beliau (yang) tersingkirkan. Di atas dinding bertuliskan prasasti aksara Jawa kuno, terdapat goa tempat bertapa San Rama Samadaya, dan olah ilmu kanuragan atau kesaktian bersama muridnya waktu itu. Setelah ditemukan dan...
Arca Ganesha Boro terletak di Dusun Boro, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Arca ini terlihat berbeda dengan arca ganesha lainnya dikarenakan bagian depan dan belakang terlihat perbedaan yang cukup mencolok. Tampak bagian depan memang seperti kebanyakan arca ganesha pada umumnya namun pada bagian belakang terpahat sosok kala. Pahatannya terlihat sangat rapi dan sungguh detail, ukurannya pun juga terbilang lumayan besar. Arca ganesha ini duduk diatas lempeng batu yang sekelilingnya berhias tengkorak serta menghadap ke selatan. Ornamen seperti motof batik juga menghiasi tubuh bagian bawah arca. Perangkat lain berbentuk gading yang sudah tidak utuh tergenggam di tangan sebelah kanan. Beberapa info menyebutkan bahwa arca ganesha ini merupakan peninggalan Kerajaan Singosari.
Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya terletak di alas lapik arca Buddha tersebut, yang ditulis melingkar pada bagian bawahnya. Prasasti berbentuk sajak 19 bait, yang diantaranya menceritakan tentang seorang pendeta sakti bernama Arrya Bharad, yang membelah tanah Jawa menjadi dua kerajaan dengan air ajaib dari kendinya, sehingga masing-masing belahan menjadi Janggala dan Pangjalu. Pembelahan dilakukan untuk menghindari perang saudara antara dua pangeran yang ingin berperang memperebutkan kekuasaan. Arca mulanya ditemukan di daerah Kandang Gajak. Kandang Gaja...