Kisah Punai Anai (https://dongengceritarakyat.com) Punai Anai adalah seorang anak yang berasal dari keluarga yang terbilang mapan dan berada meski ia mempunyai enam saudara kandung. Kedua orangtua Punai Anai sangat memercayai ramalan Datuk ahli nujum. Apa pun yang diucapkan Datuk ahli nujum mereka percayai sebagai sebuah kebenaran. Pada suatu hari kedua orangtua Punai Anai kembali mendatangi Datuk ahli nujum. Mereka bertanya perihal nasib mereka dan juga tujuh anak mereka di kemudian hari. Dengan menggunakan tempayan, air, dan sembilan jeruk limau serta mantra-mantra saktinya, Datuk ahli nujum mencoba meramal. Hasil ramalannya kemudian disampaikannya kepada kedua orangtua Punai Anai. Katanya, “Kalian dan juga enam anak kalian akan bernasib mujur. Sangat beruntung, malah. Hanya seorang anak kalian saja yang tidak akan bernasib baik.” “Siapa anak kami yang tidak bernasib baik itu, Datuk?” “Punai Anai,”jawab Datuk ahli nujum. &ld...
Putri Tujuh Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Jump to navigation Jump to search Putri Tujuh adalah dongeng atau cerita rakyat mengenai asal mula Kota Dumai . Cerita ini mengisahkan tentang seorang pangeran yang pinangan nya di tolak oleh kerajaan Seri Bunga Tanjung. Karena malu dan tidak terima maka pangeran tersebut memulai perang, dan peperangan pun tidak dapat di hindari dan berlansung lah perang yang hebat selama empat bulan lebih lama nya. Di Dumai juga bisa dijumpai situs bersejarah berupa pesanggarahan Putri Tujuh yang terletak di dalam komplek kilang minyak PT Pertamina Dumai. Selain itu, ada beberapa nama tempat di kota Dumai yang di abadikan untuk mengenang peristiwa itu, di antaranya: kilang minyak milik Pertamina Dumai diberi nama...
Bahan-bahan 1/4 kg cumi dipotong cincin 10 batang cabe merah 10 batang cabe rawit (kalau suka pedes boleh lebih) 1 buah tomat 5 siung bawang merah 3 siung bawang putih 1/2 buah bawang bombay secukupnya air asam jawa garam & penyedap Langkah Cuci cumi yang sudah dipotong cincin dengan bersih Blender bumbu halus(bawang merah, bawang putih, cabe merah, c...
Bahan-bahan 5 Porsi 1/2 Kg Lele 1 Buah Jagung Manis 1 Buah Wortel 3 Buah tomat hijau 2 Ikat Kemangi 1 Buah Lemon lokal / jeruk nipis (Peras) 3 Lembar daun Salam 3 Lembar daun Jeruk (sobek) 2 Serai (Geprek) Secukupnya Daun Bawang & Sledri(iris2) Secukupnya Asam Jawa / Belimbing wuluh Seruas Jahe (geprek lalu cincang) Seruas Lengkuas (geprek lalu cincang) 1/2...
HIKAYAT HANG TUAH KSATRIA MELAYU – Bagian Pertama Bintan adalah sebuah pulau yang indah dan subur di perairan Riau. Setelah sekian lama bagai tak berpemimpin, sekarang Bintan sudah beraja. Nama raja itu Sang Maniaka. Ia adalah putra pertama Sang Purba, raja besar yang bermahligai di Bukit Siguntang, Palembang. Kabar ini menyebar mulai dari tanjung, teluk, anak sungai, bukit, sampai ke pelosok-pelosok tasik rantau Melayu, dan disambut dengan sukacita. Kabar itu sampai pula ke Sungai Duyung, kampung halaman Hang Mahmud dan Dang Merdu, ayah dan bunda Hang Tuah. Pada Suatu malam, Hang Mahmud bermimpi melihat bulan turun dari langit. Cahayanya memancar penuh menyinari kepala Hang Tuah. Ketika terbangun, Hang Mahmud memeluk dan mencium putranya itu dengan air mata berlinang. Mimpi itu merupakan pertanda baik, dan Hang Mahmud merasa sangat bahagia. Esok harinya, Hang Mahmud melangir HangTuah serta memandikannya dengan air bunga. Si Tuah diberi pakaia...
Beberapa tahun kemudian... Kerajaan Melaka yang aman dan tenteram tiba-tiba bergalau. Bukan disebabkan oleh orang-orang yang mengamuk atau diserang musuh, tapi oleh fitnah. Berkembang kabar tentang Hang Tuah, kesatria muda perisai Kerajaan Melaka, penasihat pribadi kesayangan Raja Melaka, telah berbuat tidak sopan dengan seorang dayang istana. Ketika fitnah itu semakin menyebar, Patih Kerma Wijaya bersama beberapa pengikutnya datang menghadap Baginda Raja. Di hadapan Baginda Raja, fitnah itu diceritakan secara rinci. Penjelasan Patih Kerma Wijaya dikuatkan pula oleh para pengikutnya. Mendapat laporan itu, Baginda Raja sangat marah dan memanggil Bendahara Paduka Raja. “Hai, Bendahara. Usir si Tuah celaka itu! Dia sudah berbuat tidak sopan di dalam negeri ini!” perintah Baginda Raja dengan geram. Bendahara Paduka Raja terkejut melihat kemurkaan Baginda Raja yang demikian hebat, hingga membuatnya tidak berani menan...
Alkisah, di tanah Bengkalis hiduplah seorang pemuda bernama Bujang Enok. Ia hidup miskin dan sebatang kara, tak berayah, tak beribu, tak juga bersaudara. Namun, ia adalah pemuda yang baik dan pemurah hati. Pekerjaan sehari-harinya mencari kayu api di dalam hutan, yang kemudian dijualnya ke pasar atau ditukarkannya dengan beras dan keperluan hidupnya yang lain. Suatu pagi, Bujang Enok sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ia dihadang seekor ular berbisa. “Ssssss......Ssssss.....”, ular itu berdesis menjulur-julurkan lidahnya ke arah Bujang Enok. Melihat ular itu, Bujang Enok berusaha menghalaunya dengan baik, namun tidak jugamau pergi. Lalu ia pun mendiamkannya. Ketika ia diamkan, ularitu justru hendak mematuk Bujang Enok.Dengan terpaksa, Bujang Enok pun melecutnya dengan semambu (tongkat rotan), pusaka peninggalan almarhum ayahnya. Sekali lecut, ular berbisa itu pun menggeliat, lalu mati. Setelah melihat tak bergerak lagi, Bujang Enok segera menguburular itu di...
Pantun Atui adalah penyampaian kisah cinta dalam bentuk suara hati seorang laki-laki kepada perempuan yang menjadi pujaan hatinya. Bernama Pantun atui (seratus pantun) kerena urutan pantun yang dibawakan ada seratus buah, dengan pembagian masing-masing satu pantun untuk satu malam. Filosofinya adalah betapa tulus dan kuat sang laki-laki memberikan keyakinan cintanya kepada buah hatinya, sehingga harus menyediakan seratus pantun selama seratus malam. Pantun atui dinyanyikan sambil duduk – biasanya diatas tilam yang disediakan di tengah rumah. Bentuk pantun atui adalah pantun berkait, berjenis pantun kasih sayang atau pantun muda-mudi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa melayu daratan dialeg Limo Koto Kampar. Pada masa kini pantun atui dapat diringi dengan instrumen biola atau rebab. Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018
Tari Gendong Berfungsi sebagai sarana upacara tolak bala, sekaligus sarana pertunjukan di masyarakat adat Suku Anak Rawa. Tarian ini mengisahkan tradisi buang bala – sebelum miniatur Lancang Kuning dilarung ke laut, para ibu-ibu melakukan ritual menari mengelilingi Lancang Kuning. Ragam gerak tari gendong terdiri dari gerak pembuka , gerak melingkar , gerak maslendong dan bencak . Kesemua ragam gerak ini merupakan kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Gerak pembuka yaitu melemparkan beras kunyit secara bersamaan ke atas,dan kemudian dilanjutkan dengan bertepuk secara bersamaan, yang menandakan bahwatari sudah dimulai. Gerak maslendong dan bencak ditarikan (laki-laki dan perempuan)dengan cara naik-turun, dengan memutarkan tangan serta memutar badan ke diagonal kanan depan 45 derajat dan balas memutar badan ke diagonal kiri depan. Biasanya gerakan ini dilakukan sebanyak tiga kali, kemudian baru berpindah posisi mengelilingi puan yang berada di tengah-tengah penar...