Manik-manik bagi orang Dayak sebagia hiasan sejak zaman logam masuk ke Kalimantan. Manik-manik dari tulang, batu atau damar dari zaman purba banyak ditemukan pada situs-situs penggalian. Orang Dayak membedakan manik-manik besar dari kaca warna-warni dan manik-manik halus, yang biasanya dianyam pada benang. Manik-manik besar berbeda bentuk dan warnanya satu dan lainnya. Manik-manik ini bernilai tinggi dan disimpan sebagai benda pusaka, biasanya dijadikan kalung dan digunakan ketika upacara adat berlangsung. Pada orang Kenyah di Lung Anai, dikenal manik-manik yang dinamakan Lukuk Sakalak dan Bowang, lukuk sakalak merupakan manik-manik yang berbentuk bulat dan berwarna hijau berbintik dengan diameter sekitar 2,5-3cm. biasanya manik ini digunakan oleh Raja-Raja Kenyah.
Tapung merupakan topi adat suku Dayak Kenyah,Kayan,Penan,Bahau rumpun apau kayan/orang ulu yang dihiasi dengan manik-manik halus, dengan warna hitam, putih, dan kuning sebagai warna utama. Anyaman rotan sebagai dasar dengan rambut manusia pada bagian belakang topi dan kain tenun berwarna. Dihiasi pula dengan manik-manik dan juga bulu burung. Tapung dalam bahasa kenyah dan penan mengandung arti : penutup kepala/topi. sedangkan dalam bahasa kayan di sebut lavung. Tapung terdiri dari beberapa jenis: Tapung Se' Tapung Puk Tapung Ucuk Tapung tekeleng Tapung Da' Tapung Se' ( penutup kepala/topi yang biasanya di gunakan untuk kanjet pepatai ( tari perang). Tapung Puk ( penutup kepala mengandung arti topi bulu yang umumnya di gunakan para wanita . Tapung Ucuk ( penutup kepala yang umumnya di gunakan para pemain sampeq/sape) Tapung tekeleng ( penutup kepala yg juga di gunakan para lelaki berpera...
Dalam bahasa Dayak Benuaq, lamin berarti Lou, disebut rumah panjang karena ada yang mencapai puluhan meter hingga ratusan meter panjangnya. Lamin dibuat berdasarkan kebutuhan penghuninya. Semakin banyak penghuni lamin, maka akan semakin panjang lamin itu dibuat. Lamin di Pondok Labu memiliki panjang sekitar 36 meter dan lebar 10 meter. Lamin utama memiliki panjang sekitar 25 meter. Tinggi lantai lamin dari permukaan tanah 2 meter, dengan jumlah kamar 6 kamar tidur. Dilengkapi dengan 2 dapur dan 2 kamar mandi yang terletak dikiri kanan lamin. Lamin ini bangunan asli yang dibangun orang Dayak untuk digunakan sebagai tempat tinggal, tempat berkumpul, dan tempat melakukan aktifitas komunitasnya (Haris Sukendar dkk, 2006:94-95). Didepan lamin terdapat 8 tiang belontak yang merupakan tiang berukir yang dipergunakan sebagai tempat mengikat hewan yang akan dipersembahkan dalam upacara adat, seperti kerbau. Didepan lamin juga terdapat balai untuk meletakkan sesaji, t...
Lamin yang dibangun oleh masyarakat Dayak Kenyah tidak digunakan sebagai tempat tinggal melainkan untuk mengadakan upacara adat atau acara lainnya. Selain itu juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang adat milik bersama. Rumah yang mereka tempati seperti rumah panggung, dengan tinggi dari permukaan tanah sekitar 30-50cm. Ukuran rumah biasanya sekitar 6x12m atau 5x10m. Terdapat 2 atau 3 kamar, dinding menggunakan kayu katan ludang. Tiang ruamh menggunakan kayu ulin, diameter sekitar 15-20cm. Atap rumah menggunakan kayu yang disebut sirap, atau daun-daunan. Kamar mandi dan dapur terletak dibelakang rumah. Di Lekaq Kidau, lamin memiliki ukuran 15x9m dan berdiri dari permukaan tanah sekitar 1 meter dengan ditopang 4 tiang yang berdiri kokoh di tengah ruangan. Tiang tersebut diukir dan dihiasi dengan motif naga dan manusia dalam posisi berdiri dengan kedua tangan dipinggang. Dinding pembatas antara ruangan dihiasi dengan lukisan khas suku Dayak, berupa berbagai j...
Awal mula bahasa Dayak dari bahasa Austronesia yang masuk melalui bagian utara Kalimantan kemudian menyebar kea rah timur hingga masuk ke pedalaman, serta pulau-pulau di Pasifik dan Selandia Baru. Sampai saat ini, bahasa Dayak berkembang seiring beragam pengaruh. Kedatangan bangsa-bangsa ini membawa pengaruh dan kebudayaan yang beragam. Biasanya penduduk suatu wilayah dibedakan antara “pribumi sejati” yaitu orang Dayak yang memiliki animism dan orang Melayu yang Muslim, serta penetap Cina dan India yang datang kemudian. Ciri-ciri budaya, bahasa dan agama menyebar tanpa mengindahkan asal suku dan melanggar batas kebudayaan serta bahasa yang tadinya ada. Beberapa sumber mengatakan bahwa bahasa di Kalimantan termasuk dari rumpun bahasa Austronesia. Namun para ahli membedakan bahasa yang di pakai di Sabah dan Filipina, bahasa Melayu dari Sumatra dan Semenanjung Melayu. Selain pengaruh bahasa dari luar, bahasa dan dialek juga dipengaruhi letak geografis y...
Bening terbuat dari bulatan kayu yang dibelah dan bagian bawahnya diberi tempat dudukan dan digunakan untuk menggendong anak balita, berukuran 30-40cm. pada kedua sisinya diberi tali untuk dikaitkan dibahu. Untuk menambah indahnya bening, bagian atasnya diberi hiasan gantungan kepeng perak, manik-manik dan taring babi, taring babi melambangkan keberanian dan kejantanan. Hiasan tersebut bertujuan untuk menolak bala dan pengharapan akan keselamatan sang anak. Untuk menghias bening ada 2 cara, yaitu dengan mengukir langsung pada bagian luar bening atau menghias dengan mnaik-manik anyaman. Motif yang digunakan tergantung dengan suku Dayak itu sendiri. Pada Dayak Kenyah motif yang sering digunakan motif binatang, Dyaak Tunjung motif pohon atau daun hayat lebih disukai (Hasjim Achmad, 1984:13).
Mandau adalah senjata tradisional khas suku Daya yang menyerupai pedang. Terbuat dari besi dengan gagang terbuat dari akyu atau tanduk yang diukir. Tanduk rusa akan menghasilkan warna putih dan tanduk kerbau menghasilkan warna hitam. Sedangkan jenis kayu yang biasa digunakan untuk pegangan Mandau adalah jenis kayu kayamiling yang telah direndam dalam tanah. Pada ujung gagang Mandau biasanya diebri hiasan bulu binatang atau rambut manusia yang untuk merekatkannya menggunakan getah kayu sambun. Sebelum pembuatan, dilakukan upacara adat sesuai suku masing-masing. Sarung Mandau menggunakan kayu garunggung yang tua, kayu ini mudah dibentuk dan tidak mudah pecah. Sarung ini diberi ukiran dan tali untuk diikat dipinggang yang terbuat dari rotan.
Koleksi Museum Mulawarman lainnya adalah Keris, yang menjadi benda pusaka Kerajaan Kutai. Keris pula sering digunakan sebagai perlengkapan Upacara Penobatan Sultan Kutai Kartanegara.sebagaian besar keris – keris yang ada di Museum Mulawarman merupakan peninggalan Sultan Kutai kaartanegara XIX. Koleksi keris ini dapat kita jumpai di lantai dua (2) Museum Mulawarman Kutai kartanegara. Sedangkan" Keris adalah senjata tikam golongan belati (berujung runcing dan tajam pada kedua sisinya) dengan banyak fungsi budaya yang dikenal di kawasan Nusantara bagian barat dan tengah. Bentuknya khas dan mudah dibedakan dari senjata tajam lainnya karena tidak simetris di bagian pangkal yang melebar, seringkali bilahnya berkelok-kelok, dan banyak di antaranya memiliki pamor (damascene), yaitu terlihat serat-serat lapisan logam cerah pada helai bilah. Jenis senjata tikam yang memiliki kemiripan dengan keris adalah badik". Pengertian, Sejarah, Kegunaan dan Segal...
Sebelum melaksanakan upacara adat Erau, dilaksanakan beberapa ritual pendahuluan sebagai upaya membuka komunikasi kepada alam gaib yang diyakini ada. Besawai merupakan proses komunikasi terhadap hal-hal yang tidak nyata (gaib) yang diyakini selalu ada pada dimensi ruang dimanaj saja termasuk dalam suatu wilayah kerajaan yang dapat memberikan kekuatan, perlindungan dan ketentraman. Besawai pemberitahuan ini ditujukan kepada segenap penghuni negeri yang akan mengadakan upacara tradisi Erau yang dilakukan sespuh atau yang dituakan dan mengerti tentang hal-hal gaib untuk diberitahu dan diundang secara menyeluruh. Sawai ini dilakukan pada salah satu tempat yang dianggap pusat atau sentral yang mempunyai aura mistis dan dapat menghubungkan komunikasi ke kelompok-kelompok lainnya. Besawai dilakukan oleh seorang pawang di hadapan sebuah perapen yang telah diberi dupa – kemenyan – gaharu dengan kepulan asap sebagai media penghantar “meman...