Cerita sejarah tentang Kerajaan Nusatembini mengambil setting di wilayah sekitar Pulau Nusakambangan. Nusatembini diceritakan sebagai sebuah Kerajaan Siluman yang cukup besar. Kerajaan ini memiliki wilayah di sekitar pantai Cilacap hingga pulau Nusakambangan. Keraaan ini memiliki benteng alamiah berupa tanamana bambu hingga tujuh lapis (Baluwarti pring ori pitung sap). Penggambaran benteng alamiah dari pagar bambu lapis tujuh itu dapat ditafsirkan bahwa si pembuat cerita hendak mengatakan bahwa pertahanan kerajaan Nusatembini terebut cukup kuat. Selain itu juga menunjukkan bahwa tanaman Bambu Ori merupakan tanaman yang biasa digunakan sebagai pagar atau pengamanan bagi masyarakat Cilacap terhadap gangguan keamanan. Kerajaan Nusatembini dipimpin oleh seorang penguasa wanita (raja putri) berparas cantik bernama Brantarara. Kecantikan sang putri menarik perhatian para peng...
Wahyu Temurun adalah batik kraton yang mempunyai arti Wahyu berarti anugerah , tumurun berarti turun , dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukdari Tuhan Yang Maha Kuasa. Motif Pola mahkota terbang tampak lebih menonjol dengan tambahan motif sepasang ayam atau burung yang berhadap-hadapan. Di dalam mahkota biasa diberi isen bunga-bunga. Sebagai motif tambahan, ada yang membubuhkan berbagai pola tumbuh-tumbuhan yang bersemi, atau dalam ragam batik lebih dikenal dengan motif semen. Bisa juga dihiasi motif bunga-bunga yang bersebaran atau truntum, motif ukel, sogan, juga granitan. Motif tambahan ini sebagai variasi dari motif utama wahyu tumurun. Sejarah Batik ini telah dikenal sejak tahun 1480 di wilayah Jogjakarta, kemudian menyebar ke berbagai daerah. Di masing-masing daerah inilah motif wahyu tumurun mengalami perkemba...
Motif batik Sido Luhur merupakan jenis batik keraton yang berasal dari Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Di Keraton Surakarta, biasanya motif Sido Luhur dikenakan oleh temanten putri pada malam pengantin. Batik motif Sido Luhur memiliki filosofi keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang untuk mencari keluhuran materi dan non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Sementara keluhuran budi , ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran. Motif Sido Luhur juga bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat. Filosofi Filosofi makna di balik motif batik Sido Luhur juga berarti berhasil mengembangkan, menyempurnakan diri menjadi manusia yang berb...
Tahun 2018 ini paling seger bahas jajanan kekinian yang baru trending di kalangan anak muda dan emak-emak. Kalau kalaian ke jepang pasti banyak sekali yang jual namanya mochi. Kalau kita biasa menyebutnya kue mochi, bentuknya yang bulat teksturnya yang lembut dengan berbahan dasar beras ketan ini sangat banyak sekali peminatnya. Rasanya enak banget, gurih dan masir. Perayaan tahub baru jepang mochi akan banyak sekali yang jual, mungkin karena sudah menjadi budaya mereka membuat mochi pada tahun barunya sehingga perayaan itu di sebut dengan perayaan Mochitsuki. Akan tetapi kabarnya kue mochi juga di pakai di perayaan lain di negara bunga sakura tersebut. Mochi Ice Cream Warna-Warni Empuk dan Enak Kalau di Indonesia juga banyak yang menjual kue mochi, sangat mudah untuk di beli di tempat oleh-oleh apalagi di daerah magelang, bandung, jogja dan...
Batik Nitik , berasal dari kata “nitik” yang berarti membuat titik, berasal dari teknik membatiknya. Ornamen yang biasanya tersusun dari garis, pada batik ini dirangkai dari titik-titik. Canting yang digunakan pun khusus, mulut canting dibelah untuk mempermudah proses nitik. Secara umum motif batik nitik adalah flora dan fauna. Setelah proses pambatikan selesai, kain pun diberi warna. Pewarnaan dilakukan beberapa kali untuk menghasilkan warna yang diinginkan. Pada umumya warna yang digunakan dalam batik nitik adalah warna sogan (cokelat kehitaman) yang menjadi ciri khas batik gaya Yogyakarta. Selanjutnya adalah proses melorot dan mengerok (menghilangkan malam atau lilin pada kain). Sumber: http://wargajogja.net/seni-dan-budaya/batik-nitik-tradisi-lama-dengan-potensi-besar.html
Pawon atau dapur tradisional dalam budaya Jawa merupakan representasi dari tata kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa, baik dari tata letaknya, fungsinya, dan isinya. Pawon atau dapur tradisional juga menegaskan adanya deskriminasi seks dalam pembagian kerja. Dapur, dalam bahasa Jawa disebut pawon, mengandung dua pengertian: pertama, bangunan rumah yang khusus disediakan untuk kegiatan masak-memasak, kedua, dapat diartikan tungku. Kata pawon berasal dari kata dasar awu yang berarti abu, mendapat awalan pa dan akhiran an, yang berarti tempat. Dengan demikian, pawon (pa+awu+an) yang berarti tempat awu atau abu. Kenyataannya memanglah demikian, dapur atau pawon memang tempat abu (bekas pembakaran kayu/arang di tungku), sehingga dianggap sebagai tempat yang kotor. Dapur dalam kehidupan tradisional orang Jawa, memang tempat abu, di sana-sini nampak bergelantungan sawang (jelaga) yang hitam oleh asap api. Demikian juga peralatan memasak...
Belanga di Jawa disebut kuali. Belanga merupakan salah satu perkakas memasak. Belanga merupakan salah satu perkakasan memasak bagi masyarakat Asia. Belanga telah lama ada dan telah digunakan masyarakat semenjak Zaman Neolitikum. Pada umumnya, belanga diperbuat daripada tanah liat, tetapi di dalam Hikayat Hang Tuah disebutkan terdapat pula belanga dari besi. Merupakan peralatan dapur tradisional yang bahan bakunya berasal dari tanah liat. Bentuknya bundar dengan mulut besar, antara bagian atas dan bawah sama besar kadang di desain dengan dua kuping sebagai pegangan ataupun tanpa pegangan dibagaian atasnya. Di Jawa belanga lebih umum disebut dengan kuali sedangkan di daerah Aceh belanga sering disebut dengan blangong (Sulaiman, 1993/1994:19). Belanga digunakan sebagai tempat untuk menanak nasi, memasak sayur, memanggang ayam, merebus singkong dan hasil bumi lainnya ataupun juga merebus air. Belanga dibuat dengan b...
Salah satu peralatan dapur yang memegang peranan penting dalam kebutuhan rumah tangga adalah wajan. Wajan merupakan salah satu peralatan dapur yang digunakan untuk menggoreng, memasak sayur, menyangrai kacangkacangan ataupun menumis makanan. Masyarakat di daerah Aceh menyebut wajan dengan blangong sudu (Sulaiman, 1993/1994:33). Pada jaman dahulu wajan yang digunakan untuk memasak terbuat dari tanah liat ataupun besi. Namun sekarang sudah jarang sekali penggunaan wajan tanah liat atau besi untuk memasak, digantikan dengan wajan aluminium ataupun stainless steel. Wajan tradisional dari tanah liat penggunaannya masih terbatas untuk menyangrai dan memasak sayur. Untuk menggoreng masyarakat jaman dulu menggunakan wajan besi. Wajan besi warnanya hitam dan lebih berat jika dibandingkan dengan wajan tanah liat. Apabila tidak dirawat dengan baik biasanya wajan yang terbuat dari besi ini mudah berkarat. Wajan bentuknya cekung mirip parabola yang d...
Tatanan sanggul belakang yang berbentuk bokor mengkurep tidak diberi jebehan, tetapi diberi hiasan berupa burung merak. Untuk sanggul ukel tekuk gaya Surakarta (Solo) ciri – cirinya berbentuk lebar atas dan dilengkapi hiasan untaian bunga melati yang disebut once “bangun tulak”. Bagian bawah sanggul dipasang untaian melati yang ditempatkan menjuntai ke depan dada, yang dinamai menurut bahasa Jawa sebagai tibo dodo. Rambut pada sisi kiri-kanan kepala ditata sedemikian rupa sehingga memunculkan bagian yang sedikit melebar dan agak meruncing yang dinamai sebagai sunggar. Di bagian atas sanggul disematkan hiasan kepala yang disebut cunduk menthul, yang berbentuk flora fauna seperti: bunga seruni, kupu, kijang, gajah, dan lain-lain. Jumlah cunduk methul anatara 7 (pitu dalam bahasa Jawa) melambangkan pitulung, ataupun berjumlah 9 yang melambangkan walisanga. Angka 5 pada jumah cunduk menthul mel...