Bicara tentang rumah makatiang adalah satu hal yang snagat penting untuk menunjang berdirinya dan tegaknya rumah tersebut untuk dihuni sebagaimana yang dilakukan sejak jaman dahulu hingga kapanpun dalam dan dengan bahan apapun demikian halnya dengan negara,Indoensia menyetujui dan mengaklamasikan pancasilamenjadi soko guru sekaligus pemerkokog budaya Indonesia yang diyakini kebhenikatunggal – ikaannya Beberapa dari budaya yang diind[pirasikan oleh Pancasila antara lain sikap menghargai pendapat orang lain serta melakukan gotong royong telorans dalam keseharian dan lingkungan bai itu dalam melakukan hal yang yang nbersifat spiritual dana tau yang bersifat kebersamaan.sebenarnya bhineka tunggal ika yang diartikan sebagai sebuah keanekaragaman namun tetap satu juga baik dalam kesehariannya di wujudkan dalam bentuk agama dan yang lainnya merupakan aspek yang akan selalu emnimbulkan konflik jika kita tidak bias melakukan penetralisiran atas perkembangan yang terdapat dalam amsyarakat khduu...
Bicara tentang rumah makatiang adalah satu hal yang snagat penting untuk menunjang berdirinya dan tegaknya rumah tersebut untuk dihuni sebagaimana yang dilakukan sejak jaman dahulu hingga kapanpun dalam dan dengan bahan apapun demikian halnya dengan negara,Indoensia menyetujui dan mengaklamasikan pancasilamenjadi soko guru sekaligus pemerkokog budaya Indonesia yang diyakini kebhenikatunggal – ikaannya Beberapa dari budaya yang diind[pirasikan oleh Pancasila antara lain sikap menghargai pendapat orang lain serta melakukan gotong royong telorans dalam keseharian dan lingkungan bai itu dalam melakukan hal yang yang nbersifat spiritual dana tau yang bersifat kebersamaan.sebenarnya bhineka tunggal ika yang diartikan sebagai sebuah keanekaragaman namun tetap satu juga baik dalam kesehariannya di wujudkan dalam bentuk agama dan yang lainnya merupakan aspek yang akan selalu emnimbulkan konflik jika kita tidak bias melakukan penetralisiran atas perkembangan yang terdapat dalam amsyarakat khduu...
Adong ma najolo sada halak, na morgoar Mortua Rajadoli, sada do anakna. Dung magodang anakna i, disuru ma ibana mangoli, alai ndang olo. Alai dung sai didasdas anakna i, so olo, didok amana i ma sipaingotna songon on: ”Ale amang! Ndang hatingkian pambahen ni Debata, atik andor najolo-jolo tos, manang punggur na jolo-olo madabu; molo tung disuda ni hosangkon nama ho asa mangoli, sai ingot damang ma hatangkon: So tung mangoli damang tu boru ni nambura maduma, manang tu boru ni nambura mamora; ai ia ro halak na pogos morsali tu halak na songon i, molo salpu sadari padan panggarar ni porutang i di utangna; manigor so tartaon do pangkuling ni i. Na pisdo mata ni i di na pogos, jala na lea do rohana di na dangol. Ai songon i do pangalaho ni jolma, naung sian gambo i gabe tardarat, muba do talmis ni porhata-hatana. Asa molo tung mangoli damang sogot, oli ma boru ni raja naung leleng manang pinompar ni na mora hian. Ai tung sura pe pogos pomiahapan di nasida. sai na tureture do i morpangalaho...
Hari Minggu tanggal 18 Juni 2023, saya berkesempatan mengikuti acara Bona Taon yang diselenggarakan oleh orang-orang yang bermarga Sagala yang bertempat tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya yang terhimpun dalam organisasi Pomparan Sagalaraja Boru, Bere dohot Ibebere Sejabodetabek. Acara ini merupakan suatu wadah untuk pesta syukur. Di acara ini juga adanya regenerasi dari pengurus lama organisasi ini ke pengurus barunya. Selain itu, acara merupakan wadah bertemunya mereka yang bermarga Sagala bersama dengan istri atau suaminya, anak-anaknya, cucu-cucunya atau secara umum keluarga besarnya. Karena acara dilaksanakan di Hari Minggu dan kebanyakan mereka beragama Kristen, acara dimulai dengan ibadah yang dipimpin oleh Bapa Pendeta Dr. Sukamto Limbong. (Menurut Tarombo, Limbong adalah kerabat dari marga Sagala, kedua marga tersebut adalah keturunan dari Guru Tatea Bulan, anak dari Si Raja Batak). Setelah acara ibadah selesai, diberikan penghargaan bagi anak-anak yang berprestasi d...
Ullath, kadang dieja sebagai Oelat,[5] Ulat, atau Ulath,[6] adalah salah satu dari 10 negeri yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia.[7] Sebelumnya, negeri ini termasuk dalam wilayah Kecamatan Saparua, hingga pada tahun 2015 Saparua Timur dimekarkan menjadi kecamatan sendiri berdasarkan Perda Maluku Tengah Nomor 11 Tahun 2015.[8] Berdasarkan data BPS, Ullath merupakan negeri pesisir dan secara pembangunan tergolong sebagai negeri swakarya.[9] Sebagai sebuah negeri, Ullath dipimpin oleh seorang raja yang menempati kedudukan bukan hanya sebagai kepala pemerintahan, melainkan pula sebagai kepala adat. Jabatan raja di Ullath dipangku oleh fam atau matarumah Nikijuluw selaku matarumah parentah.[10][11] Raja Ullath saat ini adalah Abraham William Nikijuluw. Etimologi Nama negeri yang sekarang mulai dipakai tatkala penduduk memilih turun gunung. Gubernur Arnold de Vlamingh van Oudshoorn yang menjabat selama periode 1650-1660 memerintahka...
Agama Hindu merupakan agama yang universal. Ibarat pepatah, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Artinya di mana pun agama Hindu tersebut akan selalu menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tradisi, dan budaya setempat. Hindu bukanlah agama yang kaku, karena sifatnya fleksibel. Pemujaan terhadap Tuhan dalam Hindu tak harus seragam, tak harus menggunakan mantra-mantra yang berbahasa Sansekerta, namun juga dengan bahasa lainnya yang penting niat dan ketulusan. Agama Hindu sangat menghargai seni, bahkan semua ritual dalam agama Hindu adalah seni dan akan sangat mustahil sebuah ritual tersebut terlaksana tanpa adanya seni. Patung adalah hasil imajinasi dari pikiran manusia dan lahir karena kekayaan, ketajaman, dan kejelian imajinasi. Selain itu untuk memahami sesuatu yang abstrak perlu dikonkritkan. Tuhan adalah sesuatu yang abstrak yang tak bisa digambarkan oleh siapapun di dunia ini. Dengan keterbatasan manusia sehingga dengan seni dibuatlah simbol atau media untuk memusat...
Dalam kepercayaan Batak kuno, Boraspati ni Tano yang berwujud bengkarung (kadal tanah) adalah dewa penguasa tanah dan pemberi kesuburan, sedangkan Boru Saniang Naga adalah dewi penguasa air dan danau. Bagi masyarakat Batak yang agraris, tanah dan air merupakan dua unsur yang sangat penting untuk dijaga dan dihormati. Berbagai upacara dan ritual rutin diadakan untuk menghormati kedua dewa ini, khususnya menjelang masa tanam, panen, dan bahkan saat membuka huta (pemukiman) baru. Dalam konsep pembuatan patung, Boraspati Ni Tano dalam posisi sedang memandang Boru Saniang Naga hingga wajahnya tersipu. Rambut Boru Saniang Naga menjuntai menggambarkan gelombang air dan di dekatnya ada bentuk mirip seperti gelombang air yang dilambangkan sebagai Aek Natio (air yang jernih - gelombang air danau toba seperti rambut wanita). Base / Landasan Patung Boraspati Ni Tano - Boru Saniang Naga ini berupa plat motif-motif Batak yang berbentuk segitiga (analogi rumah tradisional Batak). Sejak dahul...
Batu Parhundulan Tuan Manggala Bulan merupakan batu tempat duduk Tuan Manggala Bulan. Batu yang terletak di kawasan Rumahela, Situs Parhutaan Raja Isumbaon, di daerah Pusuk Buhit. Menurut sumber yang diperoleh pada saat Tim Survey Batakologi melakukan Ekspedisi ke Samosir, Pusuk Buhit dibagi menjadi dua daerah, yaitu daerah hasundutan (barat) yang didiami oleh Guru Tatea Bulan, dan daerah habinsaran (timur) yang didiami oleh Raja Isombaon, keduanya merupakan anak dari Si Raja Batak. Tuan Manggala Bulan adalah anak sulung dari Raja Isombaon. Kisahnya tidak tercatat di buku Tarombo Batak, sebab beliau tidak memiliki keturunan, dan diyakini Batu Parhundulan inilah tempat Tuan Manggala Bulan senang melihat Danau Toba dari atas Pusuk Buhit.
Komunitas Rumahela Raja Isombaon menggelar festival budaya di Desa Simullop dan di Desa Sitaotao, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, persiapan dari tanggal 1 Juli 2024 hingga acara yang digelar dari tanggal 3 sampai dengan tanggal 9 Juli 2024. Dan di pada tanggal 6 Juli 2024, sebelum diadakan acara Gondang Bolon Sahala di tanggal 7 s/d 8 Juli 2024, diadakan Acara Patapehon di Rumah Batak Situs Padepokan Rumahela. Menurut sumber yang kami peroleh ketika Tim Survey Batakologi melakukan kunjungan ekspedisi ke Samosir, Rumah Batak Situs Padepokan Rumahela memiliki hiasan dan ukiran yang diyakini sebagai hiasan dan ukiran (gorga pertama) yang ada pada Rumah Batak .