Rentak Bulian merupakan ritual pengobatan yang berasal dari suku Talang Mamak, Indragiri Hulu. Nama tari ini diambil dari Kata Rentak dan Bulian . Rentak yang maksudnya merentak atau melangkah , dan Bulian adalah tempat singgah mahluk bunian atau mahluk halus dalam bahasa daerah Indragiri Hulu. Tarian Rentak Bulian ini sangat kental dengan suasana dan unsur magis, dan sebelum ritual tari dilakukan dilakukan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terutama oleh penari. Ritual tersebut diantaranya sebagai berikut : Penari adalah terdiri dari delapan orang muda yaitu 7 ( tujuh ) perawan dara yang cantik dan molek tidak sedang kotor (bersih dari haid), serta 1 ( satu ) orang pemuda gagah perkasa yang baligh Hapal benar gerak dan laku tari Setiap penari tak ada yang berdekatan bertalian darah Seluruh penari mendapat izin tetua adat kampung Sebelum menari, penari sudah diasapi dengan gaharu Alat musik harus di keramati Maya...
                    
            Letak Kepulauan Riau berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, dan Kamboja. Oleh karena itu akulturasi sangat kentara terlihat dalam khazanah budaya yang berkembang di provinsi ini. Salah satu hasil akulturasi tersebut adalah pakaian adat Kepulauan Riau, yakni Kebaya Labuh dan Teluk Belanga. Kebaya Labuh Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis baju kurung yang tersebar di masyarakat etnik Melayu. Konon pakaian ini merupakan jenis tertua yang masih ada hingga sekarang. Kebaya labuh berbentuk semacam kebaya pada umumnya, namun bagian bawahnya menjuntai hingga menutupi lutut. Sebagaimana kebaya pada umumnya, dua sisi bagian depan kebaya labuh dikaitkan dengan tiga buah kancing, pada jaman dahulu menggunakan peniti, sehingga bagian bawah kebaya labuh tampak melebar dan terbuka. Cara pemakaiannya biasanya dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Terkada...
                    
            Teknologi Maritim Yang Sempat Berjaya Jung Jawa adalah sebutan untuk kapal perang dan niaga yang pernah ada di Nusantara sekitar abad ke-8 hingga abad ke-17. Pada zamannya, kapal kayu ini cukup terkenal di kalangan para pelaut dunia sebagai kapal besar yang menguasai jalur perdagangan Asia, khususnya di Selat Malaka. Banyak kesaksian para penjelajah samudera internasional mengenai kapal ini. Jung Jawa mempunyai kemiripan dengan kapal Borobudur, yang juga ada di Nusantara hingga abad ke-13, menilik kesamaan teknik konstruksi yang dimiliki kedua jenis kapal tersebut, yakni seluruh badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku. Hal tersebut berbeda dengan jung-jung dari China, yang lambungnya direkatkan dengan bilah-bilah kayu dan paku besi. Sejumlah kalangan memang menduga jung Jawa mendapat pengaruh dari jung China, mengingat bahwa negeri Tirai Bambu tersebut telah dikenal sebagai pembuat kapal sejak 500 tahun sebel...
                    
            Pada suatu ketika ada seorang pemuda yang bernama Hang Tuah, anak HangMahmud. Mereka bertempat tinggal di Sungai Duyung. Pada saat itu, semua orangdi Sungai Duyung mendengar kabar teng Raja Bintan yang baik dan sopan kepadasemua rakyatnya.Ketika Hang Mahmud mendengar kabar itu, Hang Mahmud berkata kepadaistrinya yang bernama Dang Merdu,”Ayo kita pergi ke Bintan, negri yang besar itu,apalagi kita ini orang yang yang miskin. Lebih baik kita pergi ke Bintan agar lebihmudah mencari pekerjaan.”Lalu pada malam harinya, Hang Mahmud bermimpi bulan turun dari langit.Cahayanya penuh di atas kepala Hang Tuah. Hang Mahmudpun terbangun danmengangkat anaknya serta menciumnya. Seluruh tubuh Hang Tuah berbau sepertiwangi-wangian. Siang harinya, Hang Mahmud pun menceritakan mimpinya kepadaistri dan anaknya. Setelah mendengar kata suaminya, Dang Merdu pun langsungmemandikan dan melulurkan anaknya.Setelah itu, ia memberikan anaknya itu kain,baju, dan ikat kepala serbaputih. Lalu Dang Merdu...
                    
            Rumah adat Riau sering juga disebut sebagai Pencalang atau rumah Lontik. Disebut Pelancang karena bentuk hiasan kaki pada dinding bagian depan rumah mirip dengan perahu, dan dinding rumahnya menyerupai layar dari perahu. Hal tersebut menyebabkan rumah adat tersebut mirip rumah perahu atau magon (jika dilihat dari jauh). Rumah tersebut berbentuk panggung. Hal itu untuk menghindari serangan binatang buas atau menghindari banjir. Disamping itu ada kebiasaan dari masyarakat untuk menyimpan hewan ternak di kolong rumah mereka. Balok penumpu untuk dinding bagian luar melengkung ke arah atas dan terkadang dibubuhi ukiran pada sudut-sudutnya. Rumang Lancang diduga merupakan perkawinan antara budaya masyarakat Kampar dengan Minangkabau. Dari segi atap yang melengkung menyerupai rumah Gadang pada masyarakat Minang, sementara rumah berbentuk perahu ciri khas masyarakat Kampar. (Sumber : http://rangkumanku.wordpress.com/senikebudayaan/rumah-adat-riau/) &nbs...
                    
            Cop, mike budak cingkelat Main tak lepas ngelat Dari pede kau kuumpat Itu sebab aku ingat Engkau anak jahat Whe awak tak tahu malu Datang nak dekat lalu Duduk lagi dekat aku Mintak kawanlah awak tu Belum aku mau Is ape sebab meringis Kirenye awak nangis Mari dekat anak manis Igat kite sudah finis Kite kikis habis Reff : Bia bia bia bia bia tahu rase Seda seda seda seda sedalah hendaknya
                    
            Suluh semarak cahya sejarah Hampirpun padam ulah manusia Karena helah lupalah sudah Hikayat Hang Tuah hampirpun sirna Wahai Agar terang bawa bersuluh Beriak air di laut Bintan menangis bersedih meratapi diri Terisak sedih Bintan menangis Mambang bunian gunung Sri Bintan Gundah gulana rindu menanti Musim berganti beredar zaman Paduka Hang Tuah belum kembali Wahai Agar terang bawa bersuluh Berhembus semilir angin ke Utara tlah bertungkus lumus hikayat tlah pupus Berhati pilu Bintan tersedu Usah ditanya siapa yang salah Renung kembali diri sendiri Putra Melayu usahlah resah Legenda pusaka dikaji lagi Wahai Agar terang bawa bersuluh Sesal kemudian tiada berguna coba simak lagi ceita semula Agar tak padam Suluh sejarah
                    
            Soleram Soleram Soleram Anak yang manis Anak manis janganlah dicium sayang Kalau dicium merah lah pipinya Satu dua Tiga dan empat Lima enam Tujuh delapan Kalau tuan dapat kawan baru sayang Kawan lama ditinggalkan jangan
                    
            Gulai Belacan berbahan dasar udang. Kemudian udang tersebut dicampur dengan bumbu rempah seperti lada, kemiri, asam jawa, dan tidak lupa santan. Udang yang digunakan tergantung selera, bisa udang sungai atau udang laut yang ukurannya lebih besar. Ada pula yang menambahkan petai sebagai bahan pelengkap masakan gulai Belacan tersebut. (sumber : http://www.lezat.com/resep-masakan-lezat/gulai-belacan-khas-riau-Resep-Masakan-Lezat-Makanan-Lezat-Resep-Kue-Lezat-Restoran-Lezat-Tempat-Makan-Lezat-Kuliner-Lezat.html).