Budaya Bejariq Minyak Toaq adalah budaya nenek moyang yang masih lestari hingga kini di kalangan masyarakat Desa Songak, sebuah desa di kabupaten Lombok Timur. Jika ditilik dari asal katanya, Bejariq artinya membuat. sedangkan, Toaq artinya tua. Sehingga, secara harfiah Bejariq Minyak Toaq artinya proses pembuatan Minyak Tua. Dinamai demikian karena dalam proses pembuatannya banyak melibatkan penoaq (sesepuh), terutama untuk memimpin ritual berdoanya. Nama lain dari minyak ini adalah Minyak Songak sesuai dengan nama desa pembuatnya. Proses ritual pembuatan Minyak Toaq ini cukup unik. Keunikan tersebut dapat dirinci sebagai berikut : ritual ini hanya dapat dilakukan pada tanggal 12 rabiul awal bertepatan dengan maulid Nabi Muhammad SAW seperti minyak pada umumnya, minyak ini juga terbuat dari kelapa. Dari ratusan kelapa tersebut, ada satu kelapa yang dijuluki sebagai "ibunya kelapa". kelapa yang berpredikat "ibu" ini menurut adat setempat tidak boleh m...
Kata Pengobatan dalam konteks ini mempunyai arti luas, tidak seperti makna kata pengobatan di dalam dunia medis. Kata Pengobatan dalam konteks luas yaitu segala upaya yang dapat dilakukan untuk memulihkan kesehatan dari gangguan penyakit. Pengobatan dalam konteks ini jangan dipertentangkan dengan kata pengobatan dalam kontek medis yang mempunyai arti Medikasi atau medication. Etnis Sumbawa di Pulau Sumbawa menamakan pengobatan dengan satu nama yaitu Medobura. Tradisi pengobatan dibagi dalam dua tahapan penting yaitu tahap diagnosa, dan tahap penanganan. TAHAP DIAGNOSA Diagnosa terdiri dari dua bentuk yaitu NILIK dan TILIK RODA . NILIK Nilik mempunyai arti bahwa seseorang yang sedang sakit datang kepada praktisi pengobatan tradisional Sumbawa (Sandro) untuk menanyakan tentang penyakitnya. Kemudian Sandro akan mengatakan hal-hal tentang penyakit tersebut baik dengan menggunakan alat-alat tertentu sebagai...
Ufi adalah salah satu metode pengobatan tradisional dengan cara meniup sambil memegang bagian tiubuh yang sakit atau pun cedera. Biasanya metode ufi dilakukan pada bagian tubuh yang keseleo,patah, ketelan tulang ikan, atau bisul dan cacar. Banyak dikenal metode ufi terutama di desa desa yang masih dilakukan hingga saat ini. Sambil melakukan ufi biasanya Sando atau dukun membacakan mantra mantra. Ada yang membacakan mantra yang sama sekali tidak dimengerti, ada juga yang melakukan ufi dengan membacakan ayat ayat suci Alquran. Beberapa mantra yang pernah saya catat untuk ufi anak anak yang demam adalah "Wadi Madi Manikam " entah apa artinya. Mantra mantra ufi biasanya tidak diberikan sembarangan karena berkaitan prosesi yang sakral. Biasanya untuk mendapatkan mantra mantra itu dilakukan dengan prosesi " Donggo Ilmu " atau serah terima ilmu sesuai kesepakatan dengan sando sebagai guru. Tetapi ada juga sando yang memberikan mantra mantra itu untuk kepentingan penelitian seperti yang...
Suku Donggo memiliki rumah adat tradisional disebut Uma Leme yang bentuknya berbeda dengan masyarakat lain di Bima. Tinggi rumah ini mencapai 7 meter dengan ukuran sekitar 3×4 meter. Atap yang digunakan adalah alang-alang dan menggunakan dinding kayu sangga (kayu yang diyakini bisa menolak bala dan bencana). Rumah ini disebut juga rumah Ncuhi atau Uma Ncuhi. Di rumah ini disimpan barang-barang sesembakan dan alat-alat kesenian. Sumber: http://dunia-kesenian.blogspot.com/2015/10/sejarah-dan-kebudayaan-suku-donggo-ntb.html
Baju hitam dengan kerah berbentuk huruf “V” dengan hiasan kain songket khas sasak. Untuk bawahan, mereka memakai rok selutut dengan corak dan motif beragam. Sumber: http://www.infobudaya.net/2018/01/mengenal-lebih-dalam-suku-sasak-suku-asli-ntb/
Mbolo Weki merupakan ritual atau acara adat yang menjadi ciri khas dari suku Bima. Sebelum mengenal lebih jauh apa itu Mbolo Weki. Mari kita sedikit mengenal "Bima" sebagai suku, dimana Mbolo Weki itu berasal. Bima (dalam konteks ini) dapat merujuk pada dua hal. Yaitu; nama suku, dan nama kabupaten yang berada di Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat). Suku Bima secara dominan, utamanya menempati dua kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sebagai contoh, dimisalkan dalam sebuah dialog berikut, yang diawali dengan pertanyaan; "aslinya mana?". Lalu dijawab; "aslinya Bima". Maka dapat diartikan bahwa orang tersebut berasal dari Suku Bima. Namun, tidak serta-merta mengartikan orang tersebut berasal dari Kabupaten Bima. Maka, tanyalah lagi; "Bima-nya mana?". Jawabannya bisa saja seperti ini; "Bima-nya Kota Bima" atau "Bima-nya Kota Dompu". Contoh lain yang serupa adalah; A: "Aslinya mana?" B: "Aslinya Jawa" A: "oawalaaahhh, Jawa-nya mana...
Tradisi Khatam Al-qur an atau dalam bahasa Bima "Khata Karo a" sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Biasanya tradisi ini dilakukan bersamaan dengan acara Khitanan atau dalam bahasa Bima di sebut "Suna Ra Ndoso" dan sangat berbangga orang tua saat acara untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa anak-anak ini akan menjaga kelakukan mereka, karena sudah dikenal sebagai anak-anak yang telah tamat membaca Alquran. Saat acara Suna Ra Ndoso di mulai awal acara dibuka dengan pembacaan Al-qur an oleh yang khatam, biasa yang khatam Al-Qur an berumur 9 hingga 10 tahun dimana mereka sudah mengaji dari umur 7 tahun. Khatam Karo a dilakukan secara meriah dan banyak hadiah yang di dapat oleh anak tersebut supaya memotivasi anak-anak yang lain untuk mau belajar mengaji Al-Qur an. Acara tradisi khatam Al-qur`an ini biasanya dilakukan sejak siang hari sekitar pukul satu, dan ada juga yang dengan arak-arakan atau pawai dengan di selingi oleh pukulan rebana dan hadrah. Menggunakan pakaian...
Yang dimaksud dengan upacara nggana ro nggoa ialah rangkaian upacara adat yang dimulai dan upacara "Salama Loko" sampai dengan upacara "dore ro boru". Upacara salama loko. Upacara Salama Loko disebut juga dengan Kiri Loko dilakukan ketika kandungan seorang ibu berumur tujuh bulan. Upacara ini hanya dilakukan bagi seorang ibu yang pertama kali mengandung. Jalannya upacara dihadiri oleh kaum ibu dan dipimpin oleh sando nggana (dukun beranak) yang dibantu oleh enam orang tua adat wanita. Upacara akan dimulai pada saat maci oi ndeu (waktu yang tepat untuk mandi) di sekitar jam 07.00. Sando nggana menggelar tujuh lapis sarung. Setiap lapis ditaburi beras dan kuning uang perak sa ece (satu ketip = 10 sen). Selain itu disimpan pula dua liku atau dua leo mama (dua bungkus bahan untuk menyirih). Maksud dan taburan beras kuning, ialah agar ibu beserta calon bayinya akan hidup bahagia dan jaya. Uang sa ece, sebagai peringatan kepada ibu bersama calon bayi, bahwa uang merupakan salah sa...
Sejumlah pria dewasa bertelanjang dada, mengenakan kain terlilit di pinggang hingga ke betis. Parang terselip pada ikatan sarung. Mereka berjalan beriringan, tanpa alas kaki, memasuki kompleks rumah tradisional Sasak di Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Di belakang mereka, tampak para perempuan dewasa, mengenakan kemben–kain melilit badan dari atas dada sampai atas mata kaki– membawa nampan di atas kepala mereka. Nampan terbuat dari anyaman bambu berisi padi dan beberapa hasil kebun. Pria dewasa lain memikul padi belum ditumbuk, diikatkan pada sebilah tongkat bambu. Padi utuh dengan batang itu terikat pada kedua ujung tongkat, bagian depan dan belakang. Pria lain membawa kelapa terikat pada bilah bambu yang sama. Ada juga pria dan perempuan menggendong kambing. Beberapa anak-anak laki-laki mengenakan sarung dan sapu’ (ikat kepala khas Lombok) mengikuti dari belakang. Sebagian besar tanpa alas kaki. Bagi yang beralas kaki...