yogyakarta
221 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Serat Sana Sunu
Alat Musik Alat Musik
Jawa Tengah

Serat Sana Sunu ini hasil garapan  ny.Jumeiri Siti Rumidjah , mantan seorang anggota staf Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta. Kitab ini hasil karya sastra almarhum R.Ng. Yasadipura II pujangga istana Surakarta Hadingrat. Kitab ini ditulis tahun 1819 dan dengan demikian telah berusia sekitar 182 tahun merupakan karya sastra klasik. Menurut etimologi,  Sana dan Sunu , keduanya kata Jawa dari Sansekerta Sasana dan Sunu. Kata Sasana terbentuk dari akar kata  sas  yang artinya mengajar, mendapat akhiran  ana  yang berfungsi membedakan, sehingga  Sasana  berarti ajaran atau pengajaran. Sunu berarti anak atau ajaran bagi anak. Kitab Sana Sunu merupakan pustaka yang isinya sangat perilaku dipergunakan sebagai sarana mendidik anak, baik secara formal maupun non formal. Isi kitab ini bersifat religious, sebab segala hal dikaitkan dengan Tuhan. Disini dapat diketahui bahwa sang pujangga taat menjalankan perintah agama, khus...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
3 - Upacara Apem Yaaqowiyuu
Ritual Ritual
Jawa Tengah

Perayaan Yaaqowiyuu di Jatinom, Klaten, banyak dikunjungi puluhan ribu wisatawan lokal dan mancanegara. Mereka berkumpul di lapangan dekat Masjid Besar Jatinom, menunggu acara sebar kue apem yang dilakukan setelah selesai salat Jumat. Untuk tahun ini sebanyak 5 ton kue apem yang diperebutkan para pengunjung.   Menurut kepercayaan orang banyak, apem yaaqowiyuu yang artinya Tuhan mohon kekuatan itu bisa untuk tumbal, tolak bala, atau syarat untuk berbagai tujuan. Bagi petani, bisa untuk tumbal sawah agar tanaman selamat dari segala bencana dan hama penyakit. Bahkan, ada yang percaya siapa yang mendapat banyak apem pada perebutan itu sebagai tanda akan memperoleh rezeki melimpah. Saking percaya hal itu ada yang kaul (nadar) menggelar wayang kulit, atau pertunjukan tradisional yang lain.   Maka, tak heran jika pada puncak acara peringatan yaaqowiyuu ini pengunjung melimpah yang datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Acara...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Candi Sojiwan #DaftarSB19
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Tengah

Candi Sojiwan yang merupakan candi yang dibangun oleh raja penganut agama Budha pada abad ke-IX dan berada di area seluas 401,312 m2. bagian atap candi sudah runtuh, sedangkan bagian dinding kaki candi dihiasi relief cerita Jetaka yang diambil dari kisah Kamandoko yang menceritakan tentang binatang yang mengandung nilai-nilai filsafat. Candi induk menghadap ke arah barat. Candi ini terletak kurang lebih dua kilometer ke arah selatan dari Candi Prambanan, dari gerbang Taman Wisata Candi Prambanan meyeberang jalan raya Solo-Yogyakarta masuk ke jalan kecil menuju ke arah selatan, menyeberang rel kereta api, lalu pada perempatan pertama berbelok ke kiri (timur) sejauh beberapa ratus meter hingga candi terlihat di sisi selatan. Candi ini telah rampung dipugar pada tahun 2011. Menurut beberapa prasasti yang sekarang disimpan di Museum Nasional Republik Indonesia di Jakarta, Candi Sojiwan kurang lebih dibangun antara tahun 842 dan 850 Masehi, kurang lebih pada kurun yang sama dengan Ca...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Condroso
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Tengah

Pada zaman dahulu, wanita-wanita didaerah jawa sangat dikenal sebagai wanita yang mandiri, dan mampu menjaga dirinya dengan baik. Di masa lalu, wanita-wanita jawa ini sering membawa senjata condroso ini digunakan untuk melindungi diri dari hal-hal kejahatan yang tidak di inginkan. Namun senjata yang dibawa bukanlah senjata yang berbentuk seperti senjata-senjata pada umumnya, senjata yang dibawa oleh wanit-wanita jawa pada zaman dahulu ini adalah condroso, yang mana condroso ini bentuknya hampir sama dengan tusuk konde. Condroso adalah senjata kecil mirip hiasan pada rambut. Condroso masuk dalam kelompok senjata tikam yang digunakan apabila musuh telah lengah. Pada zaman dahulu, condroso banyak dipakai oleh wanita yang bertugas sebagai mata-mata. Condroso dipakai sebagai hiasan sanggul sehingga tidak diketahui musuh.apabila musuh tengah lengah, condroso digunakan untuk membunuh.   Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2015/03/senjata-tradisional-daer...

avatar
Sobat Budaya
Gambar Entri
Serat Makutha Raja
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Para cendekiawan pada zaman dahulu menyadari bahwa seorang pemimpin, mulai dari tataran yang terendah sampai yang tertinggi, harus memiliki kemampuan memimpin yang baik. Di antara para cendekiawan pada waktu itu yang memperhatikan masalah kepemimpinan ini ialah Pangeran Buminata dari Keraton Yogyakarta. Ia berhasil membuat kitab yang diberi judul Serat Makutha Raja, untuk memberi tuntunan kepada para pemimpin, terutama raja agar dapat menjadi pemimpin yang baik dan disenangi oleh rakyatnya. Isi Serat Secara ringkas Serat Makutha Raja berisi tentang bagaimana sikap yang seharusnya dilakukan oleh seorang pemimpin/raja. Dalam serat ini seseorang yang sedang memegang kendali kepemimpinan diibaratkan sebagai orang yang sedang mengendalikan kuda. Kuda, walau pun hanya seekor binatang, ternyata harus didekati dengan cara-cara tertentu agar dapat dengan mudah dinaiki dan dikendalikan. Karena kekhasan sifat yang dimiliki oleh seekor kuda ini, maka Pangeran Buminata mengibaratkannya l...

avatar
Lung
Gambar Entri
Sunan Pojok
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Makam Sunan Pojok terletak di jantung Kota Blora, tempatnya di sebelah Selatan alon-alon Kota Blora. Dari data yang diperoleh bahwa makam Sunan Pojok adalah makam SUROBAHU ABDUL ROHIM, ia adalah seorang Perwira di Mataram yang telah berhasil memadamkan kerusuhan di pesisir utara ( Tuban). Sekembalinya dari Tuban jatuh sakit dan meninggal dunia di Desa POJOK ( Blora ). Pangeran SUROBAHU ABDUL ROHIM dikenal pula dengan sebutan Pangeran Pojok, makam tersebut sampai sekarang masih dipelihara dan dihormati oleh masyarakat. Kemudian karen jasanya , maka puteranya yang bernama JAYA DIPA diangkat menjadi Bupati Blora yang pertama ( dinasti Surobahu Abdul Rohom ), setelah wafat digantikan putranya JAYA WIRYA, kemudian JAYA KUSUMA yang keduanya setelah wafat dimakamkan di lokasi makam Pangeran Pojok Kauman. Makam ini sering dikunjungi oleh masyarakat dalam dan luar kota terutama malam Jumat Pon, dan pada Bulan Suro diadakan Khol yang dihadiri peziarah dari berbagai wilayah di Blora. Siapakah...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Legenda Gunung Tugel
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Jika orang berjalan-jalan di sepanjang kaki lima di kota Surakarta, Yogyakarta, dan mungkin juga di beberapa kota lain, akan melihat adanya warung tenda yang menjual susu sapi Boyolali. Legenda Gunung Tugel juga berasal dari Boyolali. Dari kota Solo, Boyolali berjarak 27 kilometer; dari Semarang, Seperti kebanyakan legenda di Jawa Tengah, le­genda ini bermula dari sebuah makam. Makam itu adalah makam Kiai Singaprana, seorang cucu Raden Joko Dandun, yang oleh masyarakat Surakarta sering disebut dengan nama Syekh Bela-Belu, putra Brawijaya V, raja Majapahit terakhir. Singaprana adalah seorang kiai yang sakti dan baik hati. la selalu bersedia menolong orang yang memerlukan bantuan tanpa memandang derajat, pangkat, maupun golongan. Sebagaimana layaknya keturunan raja, ia memiliki tanah kekuasaan, letaknya di wilayah Boyolali. Hidupnya sederhana, tetapi wajahnya selalu ceria. Pekerjaannya bertani; pada saat musim tanam selesai dan menunggu masaknya padi, Singaprana be...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Asal Usul Desa Mayong
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Tengah

Roro Ayu Mas Semangkin adalah puteri dari Sultan Prawoto yang ke-4. Sewaktu kecil di asuh oleh bibinya Ratu Kalinyamat. Setelah dewasa dijadikan sebagai “ garwo selir” dari “Panembahan Senopati”/ Sutowijoyo dari Kerajaan Mataram. Roro Ayu Mas Semangkin kembali ke Jepara untuk menumpas “pagebluk” yang disebabkan oleh kerusuhan dan banyaknya perampokan di wilayah desa Mayong. Beliau menjadi panglima perang mendampingi Lurah Tamtomo Ki Brojo Penggingtaan dan Ki Tanujayan. Atas keahlian dan ketangkasan dari Roro Ayu Mas Semangkin kerusuhan tersebut dapat dipadamkan. Setelah itu Roro Ayu Semangkin tidak mau kembali ke Mataram dan mendirikan pesanggraha.Bersama Ki Brojo Penggingtaan dan Ki Tanujayan dan Ki Datuk Singorojo.Kanjeng Ibu Mas Semangkin adalah sosok seorang tokoh yang sangat berjasa, khusunya bagi warga masyarakat Desa Mayong Lor mengingat beliau adalah cikal bakal, dan pahlawan putri. Perilaku Ibu Mas Semangkin patut disuri tauladani bagi se...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Prasasti Mundu’an
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Tengah

Prasasti Mundu’an berangka tahun 728 Çaka atau 806 M dengan menggunakan aksara dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti ini terdiri atas dua buah lempeng berbentuk persegi panjang dibuat dari tembaga ( tamra pra Å›asti ). Lempeng pertama memiliki ukuran 9,5 x 32,2 cm dengan tebal rata-rata 1 mm, sedangkan lempeng kedua berukuran 9,5 x 31,8 cm dengan bagian tepinya lebih tipis dibandingkan bagian lainnya. Setiap lempeng prasasti memuat tujuh baris tulisan.   Prasasti ini ditemukan oleh Mbok Reti (saat itu berusia 55 tahun) pada tanggal 27 November 1969 di Dukuh Toro, Kelurahan Kertosari, Kecamatan Jumo, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Oleh Mbok Reti, prasasti yang ditemukan dalam keadaan setangkep dengan bagian yang bertuliskan menghadap ke dalam, dianggap sebagai benda keramat sehingga dijaganya dengan baik. Prasasti ini acapkali disebut juga sebagai prasasti Jumo sesuai dengan nama tempat ditemukannya.   Saat ini prasasti...

avatar
Arum Tunjung