 
            Upacara Seren Taun Kuningan Upacara seren taun adalah ungkapan syukur dan do’a masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya. Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyamb...
 
            Kesenian Singa Reog dimana sebelum kesenian tersebut dipentaskan para sesepuh adat di Desa Sukajaya Kecamatan Sumedang Selatan melakukan ritual melantunkan doa dan membakar kemenyan, lalu ketika Singa Reog ini mulai dipentaskan pertama-tama para penari menampilkan Tarian Sisingaan diiringi musik gamelan Khas Sunda, dan para penari tersebut mengelilingi tunggangan berupa sisingaan (sisingaaan = singa bohongan) yang kemudian sisingaan tersebut dinaiki anak kecil. Sesaat setelah itu para penonton pun ikut menari. Nah pada saat-saat inilah biasanya langsung muncul ciri khas magis dari kesenian Singa Reog ini yaitu para penari mulai kesurupan. Kesenian Singa Reog sudah ada sejak tahun 1970-an dimana pada awalnya Singa Reog ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara tertentu seperti sunatan, pernikahan, ataupun syukuran, namun sekarang seiring berjalannya waktu, kesenian Singa Reog ini sudah jarang dijumpai lagi. Dengan semakin jarangnya yang mementaskan serta sedikitnya l...
 
            Asal Usul Di Kampung Cijambe, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung ada sebuah kesenian tradisinonal yang bernama reak , yaitu sebuah kesenian yang merupakan perpaduan antara: reog, angklung, kendang pencak, dan topeng . Konon, kesenian ini lahir sekitar abad ke-12. Ketika itu Prabu Kiansantang (putra Prabu Siliwangi) menginginkan agar penduduk pulau Jawa, khususnya Jawa Barat menganut agama Islam. Dalam agama Islam ada kewajiban bahwa seorang anak laki-laki mesti dikhitan. Mengingat bahwa khitanan berarti memotong bagian ujung penis , maka dalam pelaksanaanya seringkali membuat anak menjadi ketakutan. Untuk itu, para sesepuh menciptakan suatu kesenian dengan tujuan agar yang disunat terhibur, sehingga mengurangi rasa takut. Dan, kesenian itu disebut sebagai “ reak” karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian, sehingga mewujudkan kehiruk-pikukan dan kesorak-soraian baik dari pemain maupun penonton. ...
 
            Karawang pada masa Islam juga merupakan kawasan penting. Pelabuhan Caravan yang sudah eksis sejak masa Kerajaan Sunda tampaknya terus berperan hingga masa Islam. Salah satu situs arkeologi dari masa Islam di Karawang adalah makam Syech Quro . Menurut tulisan yang tertera pada panil di depan komplek makam, Nama lengkap Syech Quro adalah Syech Qurotul A’in . Menurut naskah Purwaka Caruban Nagari, Syech Quro adalah seorang ulama yang juga bernama Syeh Hasanudin . Beliau adalah putra ulama besar Perguruan Islam dari negeri Campa yang bernama Syech Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syech Jamaluddin serta Syech Jalaluddin ulama besar Mekah. Pada tahun 1418 datang di Pelabuhan Muara Jati, daerah Cirebon. Tidak lama di Muara Jati, kemudian pergi ke Karawang dan mendirikan pesantren. Disebutkan bahwa letak bekas pesantren Syech Quro berada di Desa Talagasari, Kecamatan Talagasari, Karawang. Di Karawang dikenal sebagai Syech Quro karena beliau adalah seoran...
 
            Celempungan adalah kesenian tradisional Jawa Barat yang merupakan bagian perkembangan dari celempung. Celempungan merupakan kesenian sekar gending yang terdapat di Kabupaten Subang kampung adat Banceuy, dan tersebar di perkampungan dan tatar Sunda. Celempungan dapat disaksikan dalam acara - acara hajatan seperti pernikahan, khitanan atau pesta kenegaraan serta upacara - upacara lainnya yang dianggap penting. Dalam kesenian celempungan mempunyai instumen - instrumen seperti: kecapi, rebab, celempung, dan gong buyung. Adapun fungsi dari instrumen - instrumen tersebut antara lain : Ø Kecapi sebagai melodi atau pengiring lagu. Ø Rebab sebagai melodi lagu dan memperindah lagu. Ø Celempung sebagai pengatur irama dalam gending atau lagu . Ø Gong buyung sebagai penegas lagu. instrumen celempung musik yang terbuat dari bambu dan tersebar di Jawa Barat yang terdapat diberbag...
 
            Pada Tahun 1409 Ki Gedeng Tapa dan anaknya nyai Subang Larang,penguasan Syahbandar Muara Jati Cirebon, menyambut kedatangan pasukan angkatan laut Tiongkok pimpinan Laksamana Muslim Cheng Ho ditugaskan oleh Kaisar Yung Lo (Dinasti Ming 1363-1644) memimpin misi muhibah ke-36 negara. Antara lain ke Timur Tengah dan Nusantara (1405-1430). Membawa pasukan muslim 27.000 dengan 62 kapal. Misi muhibah Laksamana Cheng Ho tidak melakukan perampokan atau penjajahan. Bahkan memberikan bantuan membangun sesuatu yang diperlukan oleh wilayah yang didatanginya. Seperti Cirebon dengan mercusuarnya. Oleh karena itu, kedatangan Laksamana Cheng Ho disambut gembira oleh Ki Gedeng Tapa sebagai Syahbandar Cirebon. Di Cirebon Laksmana Cheng Ho membangun mercusuar. Dalam Armada Angkatan Laut Tiongkok itu, rupanya juga diikutsertakan seorang ulama Syekh Hasanuddin adalah putra seorang ulama besar Perguruan Islam di Campa yang bernama Syekh Yusuf Siddik yang masih ada garis keturunan dengan Syekh Jama...
 
            Sambal yang satu ini begitu populer di daerah Subang Jawa Barat, nama yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah sambal bledak. Sambal bledak terbuat dari bahan-bahan cabai rawit hijau, tomat hijau, bawang merah, kencur, gula merah, garam. Anda ingin menikmati kelezatan sambal bledak khas Subang tak usah jauh-jauh pergi ke Subang karena anda bisa membuatnya sendiri di rumah.
 
            Adat Mandi Bareng di Bawah Bulan Purnama Di Subang Jawa Barat Upacara Mapag Bulan Tumanggang yang merupakan tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu ini adalah sebuah prosesi mandi bersama pada tengah malam di tengah bulan purnama. Semua warga dikawasan kaki gunung Tangkuban Perahu setiap bulan purnama selalu mengadakan Upacara Mapag Bulan Tumanggang dengan mandi bersama di air terjun Pangadegan, Subang, Jawa Barat malam itu. Para kaum wanita mandi bersama saat menggelar Upacara Mapag Bulan Tumanggang yang merupakan tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasan Curug (air terjun) Pangadegan, Subang, Jawa Barat. Semua warga berjalan menuju curug (air terjun) saat menggelar Upacara Mapag Bulan Tumanggang, tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasan Curug Pangadegan, Subang, Jawa Barat. &...
 
            Satu grup reog terdiri dari 4 pemain yang masing-masing memainkan dok dok atau gendang Sunda dalam ukuran yang berbeda. Dua dari empat orang pemain berperan sebagai dalang dan wakil dalang. Sementara dua lainnya sebagai pembantu dalang. Pertunjukannya boleh dibilang perpaduan musik, gerak/tarian, nyanyian. Dengan kemasannya yang humor, pesan-pesan (kadang kritik) melalui pertunjukan yg mudah diterima bahkan semua lapisan masyarakat. Dimainkan juga di Cirebon, konon, kesenian reog ini telah ada sejak zaman Walisongo sebagai media hiburan dan dakwah. Seiring dengan penyebarannya, bentuk reog akhirnya mengambil bentuknya sesuai kondisi daerah masing-masing. Kini pertunjukannya kadang dimainkan ketika ada cara hajatan sebagai hiburan panggung.
