Alkisah Rakyat ~ Dataran rendah di kaki gunung Madang, kecamatan Batung sekarang, dahulunya adalah sebuah desa yang subur, pemandangan alamnya yang indah mempersona. Tetua daerah adalah JUlak Lampihung (julak = kakak tua ayah/ibu) yang harinya dipanggil Julak Pihung. Kampung tersebut, merupakan deretan pondok yang berderet-deret rapi sepanjang jalan. Cucu Julak Pihung, Idang Siritan, adalah seorang gadis yang terkenal ramah - tamah pandai bergaul baik dan pandai membawa diri. Tidak membedakan martabat dan kedudukan seseorang dalam pergaulan; yang dia pandang bagaimana kelakuan dan sopan santunnya. Ibu Idang Siritan, sehari-harinya dikenal orang dengan panggilan Ma Idang, sedang nama lengkapnya adalah Tumiang. Mungkin nama gunung Madang itu asalnya dari kata Ma Idang menjadi Ma dang, menjadi Madang. Idang Siritan, wajarlah kalau selalu menjadi buah bibi, pembicaraan muda-mudi, dimana pun berada, di kedai-kedai, di jalan-jalan, yang rupawan menaw...
Alkisah Rakyat ~ Kata yang empunya kisah, pada jaman dahulu adalh seorang raja, mempunyai seorang permaisuri yang cantik rupawan, baik perangainya, sopan santun budi pekertinya, sehingga amat disayangi oleh baginda. Kemana pun baginda pergi boleh dikatakan selalu permaisuri tersbut dibawanya serta. Kecantikan tuan puteri permaisuri itu adalh kecantikan sejak dilahirkan, bukanlah karena dibuat orang. Memang sejak lahir, jadi karena pemberian Tuhan semata-mata. Menurut kisahnya, keelokan wajah permaisuri katanya: pinggang ramping, paras ayu, rambut ikal seperti mayang terurai, bulu mata lentik dan pandang matanya redup-redup memancarkan sifat-sifat keagungan kepribadian seorang ibu. Baginda suami - isteri hidup rukun, damai, tenteram penuh rasa kasih sayang antara keduanya, sehingga membuat iri bagi mereka yang melihat dan mendengar. Khususnya bagi mereka yang tidak senang kalau melihat orang lain hidup bahagia. Terkisah, di dekat istana raja tersebut...
Alkisah Rakyat ~ Di Kalimantan Selatan, di daerah-daerah pedalaman, tanahnya kering, tidak seperti di daerah-daerah pantai, umumnya berawa-rawa. Daerah pedalaman yang berbukit-bukit, rangkaian dari pegunungan Meratus, yang membujur arah Utara-Selatan hampir ditengah-tengah daerah Kalimantan tersebut. Di daerah-daerah Seperti itu, pencaharian rakyat umumnya bertani, khususnya berladang. Di samping padi banyak juga ditanam tanaman lain seperti sayuran, ubi kayu, buah-buahan dan sebagainya. Cara mereka bertani padi, kebanyakan dengan cara menebang hutan. Dan setelah ditanami beberpa kali, artinya setelah beberapa kali panen, maka daerah tersebut ditinggalkannya untuk beberapa tahun lamanya, kadang-kadang sampai lima enam tahun baru kembali lagi ke tempat tersebut. Cara bertani seperti itu, disebut berladang. Hal ini sesuai untuk daerah-daerah seperti di lereng-lereng pegunungan Meratus itu, sebab tanah masih cukup luas, jumlah penduduk belum begitu banya...
Cerita Si Buta dan Si Bungkuk ~ Di suatu kampung tinggallah dua orang pemuda sebaya. Mereka bersahabat akrab sekali. Kemana pun mereka pergi selalu bersama. Boleh dikata tidak pernah terjadi pertengkaran diantara mereka. Jika yang seorang sedang marah, yang seorang lagi berdiam diri atau membujuk sehingga kemarahannya reda. Begitu juga jika ada kesulitan, selalu mereka atasi bersama. Pada dasarnya, mereka memang saling membutuhkan karena keadaan tubuh mereka mengharuskan demikian. Pemuda yang satu bertubuh kekar tetapi buta matanya, pemuda yang satu dapat melihat tetapi bungkuk tubuhnya. Oleh karena itu, orang menyebut mereka si Buta dan si Bungkuk. Si Buta sangat baik hatinya. Tidak sedikit pun ia curiga kepada temannya, si Bungkuk. Ia percaya penuh kepada temannya itu, walaupun si Bungkuk sering menipu dirinya. Kejadian itu selalu berulang setiap mereka menghadiri selamatan. Si Buta selalu duduk berdampingan dengan si Bungkuk. Pada...
Cerita Legenda Telaga Bidadari ~ Telaga itu tidak seberapa lebar dan dalam, kurang lebih tiga meter panjangnya dan dua meter lebarnya dengan kedalaman dua meter. Airnya bening dan jernih, tidak pernah kering walau kemarau panjang sekalipun. Letaknya diatas sebuah pematang, di bawah keteduhan, kelebatan, dan kerindangan pepohonan, khususnya pohon limau. Jika pohon-pohon limau itu berbunga, berkerumunlah burung-burung dan serangga mengisap madunya. Di permukaan tanah itu menjalar dengan suburnya sejenis tumbuhan gadung namanya. Gadung mempunyai umbi yang besar dan dapat dibuat menjadi kerupuk yang gurih dan enak rasanya. Akan tetapi, jika kurang mahir mengolah bisa menjadi racun bagi orang yang memakannya karena memabukkan. Daerah itu dihuni seorang lelaki tampan, Awang Sukma namanya. Ia hidup seorang diri dan tidak mempunyai istri. Ia menjadi seorang pengusaha di daerah itu. Oleh karena itu, ia bergelar datu. Selain berwajah tampan, ia...
Suku Banjar merupakan sebutan untuk penduduk asli yang mendiami wilayah Kalimantan Selatan. Secara geografis propinsi yang beribukota di Banjarmasin ini memiliki kawasan dataran rendah di bagian barat, kawasan pantai di bagian timur, serta dataran tinggi yang dibentuk oleh Pegunungan Meratus di bagian tengah. Selain dikenal dengan wisata alamnya yang indah, suku Banjar juga memiliki kekayaan lain berupa tarian tradisional, musik tradisional, rumah adat, serta pakaian adat tradisional yang biasa dikenakan pada upacara tertentu seperti upacara pernikahan. Bagi masyarakat Banjar pakaian adat dianggap memiliki nilai-nilai penting dalam kehidupan mereka. Hal ini tercermin dari berbagai ragam hias yang terdapat pada busana adat pengantin Banjar serta menjadi salah satu penanda identitas sosial yang tidak dimiliki oleh suku bangsa dinegara lain. Secara umum busana adat pengantin Banjar terdiri dari tiga jenis, yaitu bagajah gamuling baular lulut, ba’amar galung Pancaranan mat...
Serunai Banjar adalah alat musik tradisional tiu p yang asalnya dari Kalimanan Selatan. Serunai Banjar paling sering dimainkan saat ada pentas seni Bakuntau atau seni bela diri silat dari Banjar. Saat ini, Serunai Banjar sudah jarang dimainkan karena sudah jarang ada pentas seni bela diri dan sudah ada alat musik modern yang menggantikan alat musik tradisional Serunai Banjar. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yang-ditiup/
Bumbung adalah modifikasi dari Bumbung Lamang (Beras ketan yang dibakar dalam bambu hingga masak). Bumbung mempunyai 7 nada dasar yang keberadaannya mungkin akan sulit untuk dicari. Kesenian ini terdapat di Desa Barkin, terletak pada Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-kalimantan-selatan/#8_Serunai_Banjar
Cuk-cuk bimbi adalah sebuah pantun banjar, yang kemudian dilagukan untuk dijadikan sebuah permainan bagi anak-anak masyarakat Banjar. Cuk-cuk bimbi merupakan jenis pantun anak-anak. Keunikan ini diluar struktur pantun pada umumnya. Hal itu, terlihat pada setiap barisnya terdapat sajak yang dapat dilagukan. Lirik lagu "Cuk-cuk Bimbi" Cuk-cuk bimbi Bimbi tuan sarunai Tacucuk takulibi Muhanya kaya panai (Sagincul liu - liu, sagincul liu - liu) Sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Cuk_Cuk_Bimbi