Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
5_Punai Ajaib, Cerita Asal Kalimantan Selatan
- 20 Mei 2018
Alkisah Rakyat ~ Di Kalimantan Selatan, di daerah-daerah pedalaman, tanahnya kering, tidak seperti di daerah-daerah pantai, umumnya berawa-rawa. Daerah pedalaman yang berbukit-bukit, rangkaian dari pegunungan Meratus, yang membujur arah Utara-Selatan hampir ditengah-tengah daerah Kalimantan tersebut. Di daerah-daerah  Seperti itu, pencaharian rakyat umumnya bertani, khususnya berladang. Di samping padi banyak juga ditanam tanaman lain seperti sayuran, ubi kayu, buah-buahan dan sebagainya.

Cara mereka bertani padi, kebanyakan dengan cara menebang hutan. Dan setelah ditanami beberpa kali, artinya setelah beberapa kali panen, maka daerah tersebut ditinggalkannya untuk beberapa tahun lamanya, kadang-kadang sampai lima enam tahun baru kembali lagi ke tempat tersebut. Cara bertani seperti itu, disebut berladang.

Hal ini sesuai untuk daerah-daerah seperti di lereng-lereng pegunungan Meratus itu, sebab tanah masih cukup luas, jumlah penduduk belum begitu banyak. Di samping itu, juga dengan membiarkan bekas ladang tersebut beberapa tahun lamanya dengan maksud agar tanah tersebut subur kembali, dengan ditumbuhi oleh hutan yang baru, timbullah bunga tanah yang baru, sehingga tanah subur kembali. Menurut yang punya ceritera, pada jaman dahulu di daerah pedalaman ini hiduplah keluarga petani yang mempunyai anak laki-laki bernama si Lanang. Kebetulan, ketika itu keluarga tersebut baharu selesai memotong padi huma tunggalnya. Karena ayah si Lanang sudah tua, maka disuruhlah si Lanang mencari tempat baru untuk berladang tahun berikutnya. Untunglah bagi si Lanang ketika itu, sebab tidak jauh dari ladangnya yang semula tanah yang subur. Maka dikerjakannya tanah tersebut, ditebangnya kayu-kayu, dibuangi tunggul-runggul kayu tersebut dan sebagainya. maka disuruhlah si Lanang mencari tempat baru untuk berladang tahun berikutnya.

Karena ayah si Lanang sudah tua dan sudah tidak begitu kuat lagi untuk bekerja yang berat-berat hampir setiap hari si Lanang sendirian saja mengerjakan ladangnya itu. Semua itu dikerjakannya dengan tekun dan senang hati, demi baktinya kepada ayah dan ibunya. Lanang adalah anak yang patuh kepada ayah ibunya, tekun, raji dan pandai membalas budi orang tuanya. Setelah beberapa minggu si Lanang mengerjakan ladangnya menebang pohon, membuang tunggul-tunggul, membersihkan rumput menebas dan sebagainya, terkejutlah dia sebab apa yang telah dikerjakan sekian lamanya itu rasa-rasanya seperti hasil sehari dua saja. Seolah-olah pohon-pohon yang telah ditebangnya itu berdiri kembali seperti semula. Akhirnya hati si Lanang merasa curiga, tentu ada yang kurang beres menurut pikirnya. Jangan-jangan datu-datu penunggu ladang ini mengganggunya.

Si Lanang di samping anak yang baik budi, rajin bekerja, juga bukan anak yang penakut. Mungkin karena didikan alam di tempat ia hidup itulah menyebabkan si Lanang menjadi orang yang pemberani. Melihat keadaan ladangnya demikian, setiap kali ditebang setiap kali seperti bangkit kembali seperti asal, dalam hatinya ingin tahu mengapa demikian. Dalam hati ditetapkannya, bahwa: "Aku harus tahu hal ini mengapa demikian?"

Pada suatu petang, matahari menjelang tenggelam di ufuk Barat, seperti biasanya si Lanag bersiap-siap akan meningalkan ladangnya akan kembali ke kampung. Panas terik mulai menurun, angin sepoi-sepoi mulai mengembus perlahan-lahan menggerakkan dahan dan ranting-ranting, dan udara terasa segar. Si Lanang telah berkemas akan meninggalkan ladangnya itu. Sesampai di pinggir ladang, terlintaslah di angannya untuk memperhatikan ladangnya dari kejauhan, apa yang terjadi setelah dia pergi. Maka maksud untuk segera pulang ditundanya dan berlindunglah dia dibalik pohon sambil memperhatikan ke arah ladangnya.  Sudah beberapa saat lamanya si Lanang memperhatikan keadaan sekitar ladangnya itu, namun tidaklah ada sesuatu yang mencurigakan di ladangmya itu. Kebetulan, ketika diangkatnya kepalanya, menengadah ke atas, dilihatnya sekawanan burung punai terbang menuju ladangnya; hinggap di pohon besar di tengah ladangnya itu. Semenetara itu kawanan burung itu melihat kian kemari, seolah-olah takut kalau di sekitar itu masih ada manusia.
 

Dengan hati yang berdebar-debar, si Lanang memperhatikan kawanan burung punai tersebut. Setelah dilihatnya bahwa ditempat tersebut sudah tidak ada manusia lagi, maka kawanan burung punai tersebut turun ke tanah ladang si Lanang tersebut. Mula - mula burung-burung tersebut bersiul-siul dan suaranya merdu sekali. Kemudian sambil bersiul menari-nari kian kemari dalam ladang tersebut. Sementara itu si Lanang heran sekali, rupanya sementara burung-burung tersebut bersiul-siul dan menari-nari, sementara itu pohon-pohon yang telah ditebang di Lanang itu satu persau bangkit, berdiri kembali seperti semula, seperti belum pernah diapa-apakan oleh manusia. Rupanya siulan dan tari burung-burung punai ini mengandung kekuatan gaib yang bisa membangkitkan kembali pohon-pohon yang telah ditebangi oleh si Lanang tersebut.

Dalam hati si Lanang: "O, ini rupanya yang menyebabkan mengapa pekerjaanku yang telah berminggu-minggu ini hasilnya seperti baru beberapa hari saja. Rupanya burung-burung punai ini burung ajaib. Tapi walaupun bagaimana harus kumusnahkan, karena kalau demikian nerarti akan merintangi usahaku ini." Setelah berbuat demikian, burung-burung tersebut kemudian menghilang, beterbangan naik ke pohon besar dalam ladang si Lanang tersebut dan karena hari sudah mulai gelap, maka bergegas-gegaslah si Lanang pulang ke kampung dan begitu sampai di rumah, segera diceritarakanlah apa yang baru disaksikannya itu kepada kedua orang tua si Lanang. Dan kedua ibu bapanya pun heran mendengar ceritera anaknya itu, sebab seumur hidupnya, baru sekali itulah mendengar ada burung punai ajaib seperti itu. Kata ayah si Lanang kepada anaknya itu: "Lanang, besok pagi kau harus mengintai dan meneliti lagi apa yang telah terjadi tadi sore itu dengan hati-hati, janganlahkau tergesa-gesa pulang sebelum senja benar. Usahakanlah agar kau bisa menjebak dan menengkap burung ajaib tersebut."

Keesokan harinya, seperti biasa, si Lanang berangkat menuju ladangnya. Lanang memang anak yang rajin dan tekun bekerja, dengan tidak membuang-buang waktu, sesampai di ladangnya ia terus bekerja dengan tekun. Menebangi pohon, memuang tunggul-tunggul, menebas rumput,membakar ranting-ranting kayu dan sebagainya. Sehari penuh kerja keras di ladangnya, karena itu hasilnya pun memadai dengan kerajinannya itu. Sore itu si Lanang memang sudah merencanakan bermaksud untuk berhenti lebih cepat dari biasanya, sebab teringat akan mengintai sekali lagi kalau-kalau terjadi seperti yang terjadi kemarin sore. Maka bersiap-siap si Lanang untuk bersembunyi di balik pohon besar persembunyiannya yang kemarin dan sudah dipersiapkannya sebuah tudung besar, untuk menjebak, menangkap punai ajaib itu, seperti amanat orang tuanya tadi malam.

Lanang telah bersiap-siap menanti apa yang akan terjadi di tempat persembunyiannya yang kemarin, di balik sebuah pohon besar.Diperhatikannya pohon besar yang berada ditengah ladangnya. Baru beberapa saat Lanang menunggu di balik pohon tersebut, berdatanganlah kawanan burung punai yang kemarin itu. Setelah memperhatikan kian kemari dan ternyata tiada orang lagi sekitar tempat tersebut, maka kawanan burung punai itu pun turunlah ketanah ladang si Lanang itu. Mulailah mereka bersiul-siul merdu sekali sambil menari-nari kian kemari.

Sementara itu pohon-pohon yang telah rebah ditebang si Lanang ketika siang hari tadi, mulailah berdiri satu persatu, kembali seperti semula. Sementara memperhatikan kejadian tersebut, Lanang dengan garakan yang tangkas melemparkan tudung besarnya ke arah kawanan burung, menjebak burung tersebut, tapi alangkah kecewanya karena dalam sekejap mata beterbanganlah kawanan burung punai tersebut, menghilang ke arah pohon besar di tengah ladang Lanang tersebut.

Dengan harap-harap cemas, mudah-mudahan ada diantara burung tersebut yang terjebak, Lanang mengangkat tudungnya dan sementara itu terasa ada gerakan di dalam tudungnya itu. Maka sambil mengangkat tudung, si Lanang sambil berkata: "KIni ajalmu hai burung punai telah tiba, kau harus kubunuh, karena telah mengganggu pekerjaanku elama ini. Lihatlah kayu-kayuan yang telah kutebangi, kembali lagi seperti semula karena kelakuanmu itu." Sementara tudung terangkat, alangkah terkejutnya si Lanang, karrna ternayata yang bergerak-gerak itu bukanlah burung punai tetapi manusia, seorang perempuan cantik. Danterpukaulah si Lanang dibuatnya.
 
 

Dengan senyum berkatalah orang tersebut: "O, Lanang yang baik budi. Janganlah kau bunuh aku. Aku berjanji akan setia hidup di sampingmu. Aku akan menjadi penolongmu sampai diakhir jaman, akhir hayatmu." Lanang seakan-akan dalam mimpi saja, empat lima kali dia menggosok-gosok matanya,apakah benar yang dilihatnya itu. Tetapi setelah ternyata bahwa yang dilihatnya itu memang benar-benar manusia, lalu diajaknya wanita itu bercakap-cakap dan kemudian diajaknya pulang ke tempat orang tuanya. Tidak diceriterakan selama dalam perjalanan pulang ke rumah orang tua si Lanang. Sesampai di rumah, orang tua si Lanang sangatlah heran, mengapa anaknya pulang bersama seorang wanita yang cantik seperti bidadari saja. Barulah hilang heran orang tua si Lanang setelah mendengar ceriter anaknya mengenai kejadian yang baru saja dihayati si Lanang, dalam kebun atau ladangnya itu.


Kini kegembiraanlah yang meliputi rumah tangga orang tua si Lanang itu, apalagi setelah mendengar kata-kata yang lemah lembut penuh sopan santun dari gadis tersebut. Dan gadis tersebut akhirnya tinggalbersama keluarga atau orang tua si Lanang, diangkat sebagai anak orang tua si Lanang itu. Berhubungan si Lanag belum kawin dan ternyata kedua merekatidak berkeberatan, singkatnya mereka dikawinkan. Dan ternyata setelah beberapa waktu lamanya mereka kawin mereka dikaruniai seorang anak laki-laki molek parasnya mirip sekali dengan ibunya. Rumah tangga si Lanang ini rukun, ruhi rahayu kalau menurut bahsa Banjar; hidup bahagia penuh kasih sayang antara suami -isteri. Lebih-lebih lagi dengan lahirnya anak yang tidak jauh bedanya dengan wajah ibunya itu. Lanang dan isterinya sangat sayang kepada anak mereka itu. Apa saja dipinta anaknya, selalu dikabulkan mereka.

Dalam kehidupan sehari-hari, isteri Lanang selalu membantu apa yangdikerjakan suaminya. Di ladang, di rumah, selalu dibantunya suaminya itu. Pada suatu ketika, tatkala isteri si Lanang membantu suaminya di ladang, dilihatnya bahwa ikan untuk makan siang hari tidak ada. Maka berkatalah dia kepada suaminya: "Aku hendak menangguk ( menangkap ikan dengan tangguk) ikan ke sungai, untuk makan siang nanti. Anak kita sedang tidur." Kebiasaannya, kalau anaknya ini bangun dari tidur selalu terus mencari ibunya. Sementara menunggu anaknya yang sedang tidur su Lanang mengerjakan pekerjaan yang ringan-ringan di pondoknya itu.

Setelah beberpa lama ibunya pergi, maka anaknya pun bangunlah dari tidurnya. Demi dilihatnya ibunya tidak ada didekatnya, dan ditunggunya beberapa saat belum juga datang, mulailah anaknya itu menangis. Sementara itu si Lanang berusaha untuk menghibur hati anaknya sambil menunggu kedatangan isterinya dari sungai. Tapi tangis anaknya tidak mereda,bahkan semakin menjadi-jadi dan semakin keras. Sampai lelah si Lanang berbuat agar anaknya berhenti menangis, namun tidak berhasil dan ibunya tidak datang-datang juga. Sementara itu datanglah isteri si Lanang dari sungai dengan pakaian basah kuyup dan terus menghidupkan api untuk memasak makanan siang; sementara itu anaknya pun terus menangis. Rupanya anaknya semakin kesal dan tak ada yang menghapuskan kekesalan anak tersebut. Kata anak itu kepada ibunya dengan merengek-rengek : "Bu, nyanyi bu. Bu, nyanyi bu. Nyanyi yang merdu bu." Terus saja anak tersebut merengek-rengek agar ibunya mau menyanyi.

Kata ibunya: "Nak, ibu tidak pandai menyanyi. Ibu tidak bisa menyanyikan yang lai kecuali nyanyian ibu yang sakti itu. Kalau ibu menyanyikan itu ibu tidak mungkin lagi jadi manusia. Ibu akan kembali menjadi burung. Kalau ibu menjelma burung kembali, kita tidak mungkin berumpul seperti sekarang ini." Rupanya anak tersebut tidak mengerti apa maksud ibunya itu,maka teruslah dia merengek-rengek meminta agar ibunya menyanyi. Sementara bercakap-cakap itu, nasi pun masak, dan mulailah mereka makan siang. Tapi sianak masih tetap menangis merengek-rengek minta agar si ibu menyanyi dan tidak mau makan.

Sehabis makan tengah hari tersebut, berkatalah sang isteri kepada suaminya: "Kanda, rupanya sudah takdir Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa dinda hanya untuk sementara waktu saja harus menjadi isteri kanda. Dinda minta janganlah kanda menentang dan menyesali kehendak Tuhan tersebut. Terimalah nasib dan takdir kita itu dengan penuh kesabaran. Ini suatu pertanda, bahwa Tuhan menghendaki agar dinda kiranya menjelma burung kembali seperti dahulu."

Selesai berkata demikian, isteri si Lanang mengenakan pakaian yang baik-baik. Menurut yang punya ceritera sampai lapis sembilan. Selasai berpakaian bagus itu, berkatalah dia kepada anaknya itu: "Nak, sesungguhnya ibu tetap ingin berkumpul dengan ayah dan dirimu. Ibu tidak ingin untuk meninggalkan kalian berdua. Ibu sangat cinta padamu dan ayahmu. Tapi karena anakku me minta ibu agar mau menyanyi dan ibu hanya bisa menyanyikan nyanyian saktiku, untuk menghiburmu, maka ibu akan menjelma kembali menjadi brung seperti dahulu. Biarlah  ibu menjelma kembali menjadi burubg asal kau bersama ayahmu hidup sehat walafiat di dunia ini."

Habis berkata demikian kepada anaknya, berkatalah dia kepada suaminya: "Kanda, kini rupanya jalan lain untuk menghibur anak kita tidak ada lagi.Karena itu kanda harus berani bertekad agar dinda menyanyi, demi nak kita yang kita cintai. Tapi sebelum itu dinda berpesan, wahai kandaku, Lanang yang kucintai. Dinda berharap, bahwa anak tunggal kita itu, buah hati kita bersama, kalau dia telah menjadi anak piatu nanti, karena dinda kembali menjadi brurng harap mendapat lindungan dan pelayanan yang sebaik-baiknya. 

Ditangan kandalah baik-buruknya anak kita itu. Kanda, selama  kita hidup bersama  dinda telah merasakan kasih sayang dan cinta kasih seorang suami padaku. Karena itulah, sebenarnya dinda berat untuk berpisah dengan kandaku. Tapi telah dinda katakan tadi rupanya hal ini sudah suratan takdir kita bersama, anak kita terus menerus menangis sampai parau meminta dinda supaya menyanyi, kalau tidak diturutkan akan mebahayakan keselamatan anak kita. Terpaksalah dinda akan nyanyikan nyanyian sakti dinda itu, untuk menghibur anak kita itu." Kemudian isteri Lanang berkata lagi kepada anaknya itu, katanya: "Nak, duduklah baik-baik, hadapilah, pandanglah ibumu aik-baik. Pandangilah baik-baik wajah ibu yang terakhir sebagai manusia, sebab sebengtar lagi ibumu akan menjelma kembali sebagai burung. Tapi rupanya sang anak tidak menghiraukan ucapan ibunya itu, selalu merengek-remgek agar ibunya tetap menyanyi. Sang ibu kemudian berkata lagi: "Baiklah anakku, apa pinta anakku akan ibu kabulkan, tetapi sekali lagi ibu katakan, janganlah nanti anakku menyesal, sekarang ibu mulai menyanyi, nyanyian sakti ibu, yang anakku minta itu." Lima kali berturut-turut sang ibu menyanyi, mulailah lutut sang ibu berubah menjadi lutut burung dan bertanyalah sang ibu kepada anaknya: "Cukuplah sudah anakku, puaskah sudah nak?"

Anak itu menjawab : "Belum ibu, teruskan ibu menyanyikan nyanyian saktinya itu dan kini sampai batas pinggang sang ibu sudah berubah menjadi berujud pinggang burung. Sementara itu baharulah sang anak terperanjat demi dilihat ibunya berubah ujudnya, benar-benar menjadi burung. Sang anak berteriak-teriak: "Bu, bu, berhenti bu, berhenti bu." Kata sang ibu: "Bukankah sudah ibu katakan nak, kini tak dapat diubah lagi." Kemudian ibu tersebut mengangkat mukanya perlahan-lahan mencari-cari di manakah suaminya itu. Ternyata si Lanag zedang sibuk menutupipintu-pintu, jendela-jendela dan semua lubang-lubang kecil pada dinding rumahnya itu. Maksud suaminya itu tiada lain, jika nanti isterinya itu telah benar-benar berubah menjadiburung kembali dapat ditangkapnya kembali.

Sang isteri memanggil suaminya katanya: "Kandaku Lanang marilah kemari, sambutlah salam dindamu yang setia kepadamu, sebagai salamku yang terakhir. Dinda akan selalu terjkenang akan kandaku. Sampai akhir hayatku dinda akan tetap terkenang akan kandaku." Sementara itu diteruskannya menyanyikan nyanyian saktinya itu dan seketika iru seluruh tubuh sang isteri telah berubah kembali menjadi burung, seekor buring punai dan terbanglah burung tersebut kian kemari  dalam rumah dan sementara itu si Lanang berusaha untuk menangkap kembali burung punai penjelmaan isterinya itu, tapi sia-sia saja, karena burung punai tersebut selalu terbang dan akhirnya burung tersebut dapat keluar melalui lubang kacil pada jendela bagia atas rumah Lanang tersebut.

Dengan amat tergesa-gesa Lanang lari keluar rumah untuk mengejar burung tersebut, tapi ternyata burung punai tersebut tidak terbang jauh, melainkan hinggap di atas pohon durian yang ada di depan rumah si Lanang tersebut. Di atas pohondurian tersebut bernyanyilah punai sakti itu sambil mengepak-ngepakkan sayapnya seakan-akan mengucapkan selamat tinggal dan selamat berpisah untuk selama-lamanya kepada suami dan anak kesayangannya. Setelah beberapa saat punai ajaib itu bertengger di atas pohon durian tersebut, tampak dari kejauhan datang kawanan burung punai ke tempat tersebut, kemudian bersama-sama terbang dengan punai ajaib itu. Kini punai ajaib telah jauh, terbang menghilang untuk selama-lamanya; tinggallah si Lanang dengan anaknya yang piatu, yang dirundung penyesalan yang tak kunjung reda.

Sumber : Ceritera Rakyat dari Kalimantan Selatan
http://alkisahrakyat.blogspot.co.id/2017/01/punai-ajaib-cerita-asal-kalimantan-selatan.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya