Drumblek adalah drumben tradisional yang berasal dari Kota Salatiga. Kesenian ini dipelopori oleh seorang seniman bernama Didik Subiantoro Masruri akibat keterbatasan biaya untuk membeli alat musik drumben dalam rangka memeriahkan acara Hari Ulang Tahun ke-41 Republik Indonesia pada 1986. Setidaknya hingga tahun 2020, drumblek rutin ditampilkan dalam berbagai acara festival kesenian Kota Salatiga. Asal-usul Menurut Supangkat, drumblek memang bisa dikatakan sebagai salah satu jenis kesenian baru, tetapi cikal bakal dari kesenian drumblek sebenarnya adalah klothekan yang sudah tergolong sebagai budaya lokal dan sudah lama ada dalam masyarakat Jawa. Drumblek dapat digolongkan sebagai seni budaya asli yang berasal dari Salatiga apabila kehadirannya dikatakan sebagai “penyempurnaan” dari budaya klothekan yang sudah diturunkan dari generasi ke generasi. Kesenian drumblek pertama kali muncul tahun 1986 di Desa Pancuran, Kelurahan Kutowinangun, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga den...
Kresna merupakan tokoh pendukung dan pelindung (pengayom) tokoh yang memiliki sifat benar, utama, dan adil, yaitu tokoh Pandawa. Ia juga sebagai tokoh penjaga dan pemelihara alam semesta. Bagi masyarakat Indonesia, khususnya suku Jawa, tokoh Kresna sudah tidak asing lagi. Tokoh Kresna sudah lama muncul dalam Sastra Jawa Kuno dan Jawa Baru. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan tokoh Kresna. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa serta mengapa tokoh Kresna tampil dengan berbagai wujud dalam masa yang cukup lama. Penelitian ini bertujuan mendapatkan keterangan selengkapnya tentang objek yang diteliti, yaitu peran dan sifat tokoh Kresna dalam karya sastra Jawa. Untuk itu, penelitian bersifat deskriptif. Selain itu, juga dicari kemungkinan hubungan keterangan dan dilakukan pengkajian peran dan sifat tokoh Kresna dari suatu sumber data dengan sumber data lainnya dengan menggun...
Dalam pewayangan Jawa, Sadewa dikisahkan lahir di dalam istana Kerajaan Hastina, bukan di dalam hutan. Kelahirannya bersamaan dengan peristiwa perang antara Pandu melawan Tremboko, raja raksasa dari Kerajaan Pringgadani. Dalam perang tersebut keduanya tewas. Madrim ibu Sadewa melakukan bela pati dengan cara terjun ke dalam api pancaka. Versi lain menyebutkan, Sadewa sejak lahir sudah kehilangan ibunya, karena Madrim meninggal dunia setelah melahirkan dirinya dan Nakula. Sewaktu kecil, Sadewa memiliki nama panggilan Tangsen. Setelah para Pandawa membangun Kerajaan Amarta, Sadewa mendapatkan Kasatrian Baweratalun sebagai tempat tinggalnya. Istri Sadewa versi pewayangan hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi Tambrapetra. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak Nakula yang bernama Pramusinta dan Pramuwati. Versi lain menyebutkan Sadewa memiliki anak perempuan bernama Rayungwulan, yang baru muncul jauh se...
Prosesi pencucian jimat kalisalak ini merupakan penjamasan benda-benda pusaka peninggalan Amangkrut 11 (Raja Mataram). Adapun benda-benda pusaka yang dijamas berupa keris, mata uang logam, surat-surat yang ditulis diatas daun lontar, dan Bekong/periuk yang selalu dijadikan pedoman ramalan untuk satu tahun kedepan. Misalnya: bekong yang ketika dijamas ternyata basah/berkeringat berarti akan terjadi kesuburan atau akan terjadi panen raya. Sebaliknya, apabila Bekong itu kering di artikan akan terjadi kemarau panjang atau paceklik. Penjamasan jimat/puska ini dilaksanakan setiap tanggal 12-13 Rabiul Awal. sumber: dinporabudpar.banyumaskab.go.id/read/19009/penjamasan-jimat-kalisalak#.X0Y-MsgzbIV
Muyen berasal dari kata muyi yang berarti bayi. Seni Muyen merupakan seni pertunjukan yang mulanya berasal dari tradisi menengok bayi yang baru lahir yang dilakukan oleh masyarakat Banyumas tempo dulu. Adapun keberadaan Muyen adalah bentuk kesenian yang tumbuh dari kepercayaan pada masa silam dimana masyarakat mempercayai bahwasannya kecantikan seorang ibu yang baru melahirkan sangat disukai oleh mahluk gaib. Sang bayi juga tak lepas dari gangguan tersebut sehingga seringkali muncul tangis bayi yang keras dan berlangsung lama. Untuk menangkal hal tersebut masyarakat tradisional sering mendatangkan Kamitua atau dukun untuk mengusir mahluk tersebut dengan memberikan sambetan atau botakan didahi/kening. sumber: http://dinporabudpar.banyumaskab.go.id/read/29565/muyen#.X0ZC4cgzbIU
Gandalia merupakan kesenian tradisional yang berasal dari masyarakat agraris di desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo. Pada mulanya seni musik ini dilakukan oleh Ki Bangsa Setra yang merupakan penduduk di dusun tersebut pada kisaran tahun 1925. Gandalia berasal dari kata Gandal/Gandol dan Lia yang bermakna Men Ora Digondong Neng Lia atau agar tidak dibawa orang lain hasil pertaniannya tersebut. Alat musik Gandalia sendiri memiliki bentuk yang mirip dengan angklung, akan tetapi Gandalia berisi empat nada, Ro, Lu, Ma, Nem dengan nada gamelan Slendro. Pada sekarang ini dalam penyajiannya Gandalia seringkali dikombinasikan dengan alat musik lainnya seperti Calung. Bagi para seniman Gandalia memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi sehingga tak banyak orang yang bisa menguasai permainan alat musik tersebut. sumber: http://dinporabudpar.banyumaskab.go.id/read/29561/gandalia#.X0ZDAsgzbIU
Tradisi Boyong Grobog tersebut digelar untuk memperingati sejarah perpindahan pemerintahan Kabupaten Grobogan dari ibu kota lama di Kecamatan Grobogan ke ibu kota baru di Kecamatan Purwodadi, sekaligus merupakan bentuk penghormatan kepada Adipati Martopuro atau Pangeran Puger sebagai pendiri dan bupati pertama Kabupaten Grobogan. sumber: https://disporabudpar.grobogan.go.id/category/kebudayaan/
Jaran Gedrug adalah tari rakyat yang yang berkembang di Kabupaten Karanganyar, yang dikemas dengan pakaian prajurit berkuda. Tari ini bersumber dari sejarah kepahlawanan Pangeran Sambernyawa (KGPAA. Mangkunegaran I) dalam mengusir penjajah Belanda. Pada waktu Pangeran Sambernyawa berperang yang diikuti oleh prajurit berkuda, ketika beliau beristirahat sambil mengatur siasat perang, kuda yang dinaiki menari nari, kakinya diangkat dan gedrug bumi untuk maju ke medan perang lagi. Istilah “Gedrug” adalah identik dengan kaki yang artinya bergerak atau melangkah untuk maju. Tari jaran gedrug di ciptakan oleh Bupati Karanganyar (Dr.Hj. Rina Iriani Sri Ratnaningsih, S.P.d. M.Hum) dan sudah di patenkan menjadi seni tradisi Kabupaten Karanganyar. Tari jaran gedrug merupakan tari kolosal biasanya diperagakan oleh orang banyak yaitu siswa-siswi mulai dari SD,SMP,SMA dan masyarakat umum. Tari ini adalah suatu kreasi tari keprajuritan atau kepahlawanan. Pada tahun 2009 telah tercatat di Museum Ra...
Dalungan sebenarnya adalah nama sebuah desa di Kecamatan Kebakkramat. Tepatnya Desa Dalungan, kelurahan Macanan Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. Desa Dalungan mempunyai suatu kegiatan upacara bersih desa, yang akhirnya membudaya dan tetap dilestarikan sebagai suatu tradisi masyarakat, dan akhirnya kegiatan bersih desa itu disebut Dalungan. Upacara bersih desa ini termasuk upacara religi, diselenggarakan dengan maksud agar seluruh penduduk di wilayah desa Dalungan selalu mendapatkan berkah dari Allah SWT dan terhindar dari segala hal-hal yang bersifat tidak baik sehingga merugikan masyarakat desa, misalnya di bidang kesehatan agar masyarakat terhindar dari wabah penyakit, untuk pertanian petani bisa berhasil dalam panennya, sehingga desa Dalungan menjadi aman tentram murah sandang pangan dan sejahtera. Upacara bersih desa Dalungan sudah dilaksanakan sejak dulu kala sampai sekarang secara turun temurun, sehingga upacara bersih desa Dalungan sudah menjadi warisan leluhur ya...