Di pusat Kota Sanana Kabupaten Kepulauan Sula Propinsi Maluku Utara pada koordinat UTM X 0831538 dan Y 9772498, terdapat sebuah benteng peninggalan Belanda dengan nama De Verwachting. Dari sebuah catatan diketahui bahwa pada tahun 1623 masyarakat Ternate membangun sebuah benteng kecil yang diberi nama Het Klaverblad di kepulauan Sula. Dalam catatan lain bertanggal 24 Desember 1736 disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Iskandar Zoelkarnaen Benteng Het Klaverblad diperbaharui dan kemudian diberi nama De Verwachting. Benteng ini sudah pernah dipugar melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Maluku Utara pada tahun 2007. Namun beberapa bagian benteng kembali mengalami kerusakan dan perlu segera dipugar. Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate menindaklanjutinya dengan melakukan Studi Teknis pada tanggal 5 – 12 Mei 2013 untuk mengumpulkan data teknis; arsitektural, struktural dan keterawatan benteng sebagai acuan dalan menetapkan prioritas, langkah kerja, dan metode pel...
Musik Bambu Hitad a adalah merupakan sebuah bentuk pertunjukan seni musik tradisi hasil kreatifitas masyarakat Halmahera di Halmahera Maluku Utara yang berfungsi sebagai hiburan, maupun kelengkapan upacara,seperti upacara perkawinan atau upacara syukuran. Adapun dalam pertunjukan musik bambu hitada menggunakan beberapa alat musik tradisional yang dikenal masyarakat Maluku Utara antara lain bambu hitada sendiri, cikir, juk dan biola tradisional. Bambu hitada sendiri dibuat dari ruas -ruas bambu (biasanya terdiri dari 2 ruas) dengan panjang sekitar 1,75 m. Ruas bambu ini diberi lubang sehingga menghasilkan nada (tone). Antara satu bambu dengan bambu lainnya diberi lubang yang berbeda sehingga menghasilkan nada yang berbeda-beda pula. Agar tampilan bambu hitada ini lebih menarik, maka bagian luar bambu dicat warna warni. Batang bambu dibunyikan dengan cara dibanting tegak lurus di tanah atau bila di atas ubin harus dialas dengan karung goni. S...
Juk/ Leku Boko adalah alat musik tradisional dari Maluku Utara yang terbuat dari kayu. Juk atau leku boko adalah alat musik petik sejenis gitar. Pada awalnya, senar juk dibuat dari usus kuskus atau kucing hutan.namun saat ini senar juk telah menggunakan empat utas senar dari plastik. Leku boko dimainkan bersama dengan heo (biola bersenar empat). Leku boko berperan sebagai pemberi harmoni, sedangkan heo berperan sebagai pembawa melodi. Selain digunakan pada pertunjukan seni musik bambu hitada, alat musik tradisional dari Maluku Utara ini juga digunakan untuk memeriahkan pesta adat, sebagai musik pengiring tarian, lagu-lagu daerah dan pantun. Sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/07/3-alat-musik-tradisional-maluku-utara.html
Nahar Ilaa merupakan tarian pengikat persahabatan pada waktu "panas Pela" kesepakatan daerah untuk membangun. Tarian ini juga digunakan untuk acara adat dan penyambutan para tamu agung. Sumber : https://haurgeulis.com/tarian-daerah/#Tari Nahar Ilaa 8211 Maluku_Utara https://books.google.co.id/books?id=D6hBDwAAQBAJ&pg=PA106&lpg=PA106&dq=Nahar+Ilaa&source=bl&ots=30Zh39ATbW&sig=2DeP0hM-i3vJAYJrxcUiYVSUJvQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwim-7XbxOLfAhULTn0KHbF2BGk4ChDoATACegQICBAB#v=onepage&q=Nahar%20Ilaa&f=false
Cakalele adalah tarian perang tradisional Maluku yang digunakan untuk menyambut tamu ataupun dalam perayaan adat. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh 30 pria namun ada juga beberapa penari wanita sebagai penari pendukung. Tari Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara dan sering ditampilkan di berbagai acara adat maupun hiburan. Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di berbagai acara budaya serta promosi pariwisata baik tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Sejarah Tari Cakalele Menurut beberapa sumber sejarah yang ada, Tari Cakalele ini dulunya berasal dari tradisi masyarakat Maluku Utara. Pada saat itu tarian ini dilakukan sebagai tarian perang para prajurit sebelum menuju medan perang maupun sepulang dari medan perang. Selain itu tarian ini juga menjadi sering dijadikan sebagai bagian dari upacara adat masyarkat di sana. Tari calale ini kemudian meluas ke daerah - daerah sekitar, karena pengaruh kerajaan pada saat...
Berikut ini makanan khas dari Pulau Murotoi antara lain sebagai berikut : Popeda Rasanya makanan yang satu sangat enak dan banyak disukai oleh para Taveler. Akan tetapi, sebagian orang belum banyak yang mengetahuinya. Popeda ini merupakan makanan khas Morotai yang dibuat dari sagu. Akan tetapi ada juga yang terbuat dari singkong yang diparut atau tepung Tapioka. Untuk mencicipi makanan ini biasanya dimakan bersama dengan kuah ikan supaya tidak lengket. Selain itu ada juga mencicipinya dengan pisang, kelapa dan sambal kacang. Nasi Jaha Tidak setiap hari masyarakat Morotai ini makan sagu. Pada saat lebaran dan idul adha, masyarakat Morotai ini membuat makanan yang dibuat dari beras, yang biasanya disebut sebagai nasi Jaha. Berbeda juga dengan nasi umumnya, nasi Jaha ini dibuat dari beras dan santan kelapa yang dimasukkan kedalam bambu setelah itu dibakar. Nasi Jaha ini biasanya dijadikan sarapan oleh masyarakat Morotai. Gohu Ikan Makanan ini sangat popular di Morotai. Go...
Sayur Garu adalah makanan yang menyehatkan karena terdiri dari berbagai macam sayuran yang dimasak bersama. Sayur-sayuran ini antara lain adalah Jantung pisang, daun ubi, dan daun Pepaya. Biasanya, masyarakat Ternate menyantap Sayur Garu layaknya salad pada makanan-makanan internasional. Bahan-bahan: 1 buah jantung pisang ukuran sedang 1 ikat daun singkong iris halus 100 gr bunga pepaya, remas dengan garam hingga layu lalu cuci bersih di air mengalir 3 siung bawang putih iris halus 4 siung bawang merah iris halus 6 buah cabe rawit iris halus gula garam penyedap rasa minyak untuk menumis Air cara membuat: Jantung pisang diiris tipis dan remas dengan garam. Lalu bersihkan di air mengalir hingga tidak ada getah. Rebus jantung pisang dan daun singkong yang telah diiris tipis hingga empuk dan tiriskan Panaskan minyak, tumis bawang merah, bawang putih, cabe rawit hingga harum dan masukkan daun singkong, jantung pisang dan bunga pepaya. Masukkan sedikit air, gula, garam, dan p...
Pembakaran obor atau ela-Ela telah menjadi kegiatan rutin tersebut ditampilkan ritual penyambutan malam lailatulkadar. Diawali dengan pembacaan doa di Kedaton Kesultanan Ternate selesai pelaksanaan shalat tarawih di Masjid Kesultanan Ternate. Dalam tradisi ela-ela itu, diisi menggunakan 10 batang pisang, yang merupakan simbol dari 10 objek pemajuan kebudayaan, yang di antaranya permainan rakyat, sastra lisan, hingga adat istiadat. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak berkreasi, mencari cara terbaik untuk tetap melestarikan tradisi tersebut. Sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas dan menjadi satu-satunya kekhasan masyarakat Ternate dalam menyambut malam lailatulkadar. Dalam kegiatan itu, pemkot setempat menggelar lomba tradisi malam ela-ela yang diikuti sebagian besar kelurahan yang tersebar di Kota Ternate dengan menyiapkan berbagai obor dan meriam bambu. sumber: https://www.liputan6.com/regional/read/3981889/ela-ela-tradisi-menyambut-malam-lailatulkadar-di-ternate
Masyarakat Ternate Maluku Utara (Malut) memiliki beragam tradisi Islam peninggalan leluhur yang masih dipertahankan sampai sekarang. Di antaranya adalah tradisi batahlil dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Masyarakat Ternate merasa seperti ada yang kurang dalam menyambut bulan Suci Ramadhan kalau tidak melaksanakan tradisi batahlil dan itu juga dilakukan oleh leluhur kami. Tradisi batahlil dimulai dengan berziarah ke kubur orang tua atau keluarga yang telah meninggal. Ziarah dilakukan dengan menaburkan potongan kecil daun pandan di atas pusara dan kemudian menyiramnya dengan sebotol air lalu membacakan doa. Setelah itu, warga yang akan melaksanakan batahlil mengundang perangkat masjid dan tetangga terdekat ke rumah bersangkutan untuk bersama-sama malaksanakan batahlil. Dalam prosesi batahlil warga yang semuanya laki-laki duduk saling berhadapan di meja panjang tikar. Perangkat masjid, yang biasanya imam, duduk di bagian ujung dan bertindak sebagai pemimpin dalam batahlil. Dalam rit...