Merupakan Tarian selamat datang dan penyambutan tamu. Tari gandrung merupakan cuplikan dari gerakan tarian dalam upacara adat seblang
                    
            Kebo-keboan Kebo-keboan merupakan salah satu upacara adat bersih desa yang dilakukan oleh masyarakat Aliyan dan Alas Malang. Sepeti kebanyakan upacara adat yang dilakukan di Banyuwangi, pelaku upacara adat ini juga dirasuki oleh arwah leluhur mereka. Kebo yang dalam bahasa Indonesia berarti Kerbau diperankan oleh kaum pria yang didadani percis kerbau. menggunakan tanduk dikepalanya dan seluruh tubuh mereka berwarna hitam.
                    
            Tari Gedhongan adalah sebuah tradisi yanng dilakukan setelah menumbuk beras pada acara hajatan. Masyarakat beramai-ramai membunyikan peralatan penumbuk beras seperti alu, lesung dan lumping yang menimbulkan suara seperti musik. Tradisi ini biasa dilakukan oleh para wanita tua, dan terkadang telah menjadi acara khsus di moment-moment tertentu.
                    
            Festival kuwung adalah pawai tahunan, yang menjadi etalase yang memamerkan keaslian Banyuwangi, baik kekayaan budaya, adat, maupaun potensi unggulan yang ditampilkan oleh perwakilan 24 kecamatan se Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak seribu orang peserta berpawai melintasi sepanjang jalan protocol sejauh 2 kilometer. Rutenya meliputi start dari depan kantor bupati Banyuwangi di jalan A. Yani, jalan PB. Sudirman, jalan Satsuit Tubun sampai finish di Taman Blambangan. Selain berbentuk parade berjalan, Festival Kuwung juga dikemas dengan parade mobil hias. Potensi local, seperti, kerajinan maupun destinasi wisata juga dikemas dalam festival kuwung. Kemeriahan semakin terasa dengan iringan musik khas, seperti hadrah, kundaran, dan jaranan dalam festival budaya otentik Banyuwangi ini. Tempat : Kota Banyuwangi. Hati tanggal : Sabtu, 14 Desember 2013.
                    
            Upacara ini merupakan adat yang dilaksanakan oleh para nelayan di Grajagan. Upacara dilaksanakan sebagai ungkapan syukur atas keselamatan dan meningkatnya hasil laut. Berbagai kesenian tradisional dipentaskan untuk memeriahkan pesta ini.
                    
            Petik laut Lampon dilaksanakan pertama kali sekitar tahun 1927. Namun pelaksanaannya terbatas dalam skala kecil. Karena pada tahun tersebut merupakan waktu dibukanya wilayah pesanggaran dengan adanya surat izin berstempel “Cap Singa”. Tradisi Petik Laut Lampon ini diteruskan hingga kini dan diadakan setiap tanggal 1 Syuro. Dalam upacara ini dilakukan tirakatan. Pada awalnya tirakatan disertai mesu broto (tidak makan, tidak minum, tidak merokok, tidak bicara). Seiring perkembangan zaman tirakatan diganti berupa doa bersama, meskipun cara lama juga dilakukan oleh orang-orang tertentu. Maksud dan tujuan dari acara ini adalah agar masyarakat (terutama nelayan) dijauhkan dari musibah, malapetaka, fitnah, serta diberi ketentraman dan kemudahan rejeki (dalam bahasa Jawa diungkapkan dengan istilah: supoyo adho bilaine, cepak rejekine, slamet tak sobo prane, guyup rukun bebrayane, gampang anggone, luruh sandang pangane, kalis sakabih samba kala ). Ungkapan syukur dilakukan d...
                    
            Muncar adalah pelabuhan terbesar ke dua setelah Bagan Siapi-Api sedangkan di Jawa Timur merupakan pelabuhan terbesar. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Potensi sumberdaya perikanan yang dihasilkan sebagian besar diolah di pabrik-pabrik olahan berskala besar maupun kecil. hasil dari pengolahan ikan tersebut di ekspor ke ke Eropa, Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Kanada . Berada di selatan kota Banyuwangi,untuk mencapai Pantai Muncar sangat mudah karena tersedia kendaraan umum untuk menuju ke pantai dan para pengunjung bisa melihat aktivitas nelayan dipelabuhan dengan jajaran perahu nelayan yang menjadi pemandangan yang sangat menarik. Pada awal bulan muharram (tahun islam) atau bulan Suro (tahun Jawa) selalu diadakan ritual s...
                    
            Banyuwangi ethno carnival (BEC) merupakan karnaval yang sangat unik, karena mengangkat tema etnik tradisional kontemporer di budaya local. Tujuan utama Banyuwangi ethno carnival (BEC) adalah untuk menjembatani antara modernitas dengan seni budaya local khas Banyuwangi yang dikemas dalam karnaval bertaraf Internasional sehingga lebih memiliki nilai jual dalam perkambangan pariwisata seni dan budaya. Para peserta karnaval akan mengenakan kostum sesuai tema dari kreasi dan kreativitas dari setiap kostum yang akan menampilkan dan memberikan nuansa yang menonjolkan warna-warni yang menarik dengan design yang sangat indah. Gaung Banyuwangi ethno carnival (BEC) tidak hanya terasa di Kabupaten Banyuwangi tetapi terdengar di luar daerah diseluruh Indonesia, bahkan hingga luar negeri. Karnaval sepanjang jalan protocol Kabupaten Banyuwangi itu mampu menyedot antusias ribuan penonton tidak hanya di Banyuwangi saja, bahkan warga di luar Banyuwangi menyempatkan hadir untuk menonton karnaval spe...
                    
            Jaran Goyang AJIAN Jaran Goyang , konon merupakan jenis ilmu pelet paling dahsyat yang ada di tlatah Bumi Blambangan. Menurut penuturan para sesepuh dan budayawan Banyuwangi, ajian tersebut hanya bisa dinetralkan atau disembuhkan oleh si pemilik ajian atau yang mengirim ajian tersebut kepada sasarannya. Begitu dahsyatnya ajian Jaran Goyang itu, sehingga siapa pun yang terkena akan mengalami kasmaran yang begitu mendalam dan berperilaku seperti orang gila. Untuk menggambarkan kedahsyatan ajian tersebut, sampai-sampai ada unen-unen (kata-kata atau peribahasa, red . ) yang biasa digunakan masyarakat Using Banyuwangi untuk menyebutnya. Unen-unen tersebut berbunyi Dhung keneng Jaran Goyang , ukure nyuwun gumbal , yang bila diterjemahkan secara bebas kurang lebih berarti: kalau terkena ajian Jaran Goyang , pendek kata orang akan lup...