Pura Puncak Penulisan keberadaannya diatas bukit dengan ketinggian 1.745 meter diatas permukaan laut (dpl). Pura ini sering juga disebut dengan Pura Tegeh ata Pura Pamojan. Fungisnya ialah sebagai tempat untuk melakukan pemujaan terhadap Dewa Siwa yang merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Didalamnya banyak terdapat benda-benda peninggalan masa Megalitikum sampai dengan masuknya peradaban Hindu ke Bali. Pura ini memiliki nilai historis yang tinggi dan beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dengan pura lainnya sehingga karenanya banyak orang yang ingin mengunjunginya. Bentuk bangunan pura ini memiliki dua konsep yakni konsep yang pertama diambil dari masa pra-sejarah dimana bisa terlihat dengan jelas terutama dari struktur bangunannya yang bertingkat. Dan konsep yang kedua ialah pembangunan pura ini yang mencapai 7 tingkat dengan tingkat pertama dan kedua dihubungkan dengan tangga. Sedangkan di tingkat ke-3 terdapat Pura Dana dan Pura Tama...
Pura Susunan Wadon: Peninggalan Kerajaan Mengwi Pura Susunan Wadon ditilik dari namanya sedikit unik. Betapa tidak, kata “wadon” dalam terminologi Jawa adalah perempuan. Pura ini merupakan salah satu peninggalan masa lampau yang tentunya memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Sehingga yang berkunjung kesini bukan hanya masyarakat sekitar atau turis domestik saja, banyak juga turis asing yang mengunjungi karena penasaran terhadap pura ini. Pura ini memiliki posisi yang berdekatan dengan Pura Sakenan—hanya sekitar 1 km saja. Seperti pada umumnya pura–pura yang ada di Bali, Pura Susunan Wadon berkonsep tri mandala yang terdiri atas tiga halaman yaitu: halaman dalam (jeroan), halaman tengah (jaba tengah), dan halaman luar (jabaan). Penasaran apa itu konsep Tri Mandala, sebaiknya berkunjung kesini untuk membedah konsep tersebut langsung di lokasi. Pura Susuna Wadon diperkirakan dibangun pada zaman Kerajaan Mengwi ab...
Kehadiran pura di Bali memiliki banyak dimensi, yakni dimensi reliji, dimensi wisata, sampai dimensi ritual-budaya. Peran sebuah pura bagi masyarakat Hindu Bali yang mayoritas sama halnya dengan tempat ibadah keagamaan bagi umat agama lainnya seperti Islam, Budha, Konghucu, dll. Makanya, masyarakat Bali begitu “memuliakan” pura-pura tersebut baik secara fisik—dengan menjaga dan merawatnya—maupun secara non-fisik, misalnya dengan merayakan upacara keagamaan di pura, penyucian badan dan bathin, dsb. Pura Selukat ialah sebuah pura di Bali yang tak kalah sentralnya dibandingkan dengan pura-pura lainnya. Pura Selukat berfungsi untuk melakukan permohonan air suci bagi masyarakat. Alkisah, dulunya pernah ada seorang pendeta sakti yang biasa dimintai air pembersihan oleh masyarakat sekitar. Suatu ketika, sang pendeta sedang berjalan-jalan dan kebetulan ada warga yang melihatnya. Si warga tersebut sedang kena musibah, anggota keluarganya ada yang mening...
Sebagaimana diketahui banyak orang bahwa Bali ialah pusatnya bangunan Pura atau tempat peribadatan Umat Hindu di Bali karena mayoritas penduduknya beragama Hindu. Oleh sebab itu, hampir di seantero Bali bangunan relijius ini bisa dengan mudah ditemukan. Tak terhitung secara pasti berapa banyak pura yang ada di Bali ini. Masing-masing pura tentunya memiliki kelebihan dan daya tariknya tersendiri, terutama bagi para wisatawan baik domestik maupun asing. Pura Dalem Jagaraga ialah salah satu pura yang penuh dengan daya tarik bagi wisatawan yang mengunjunginya. Pura ini merupakan salah satu dari lingkungan Pura Kahyangan Tiga Jagaraga yang secara umumnya memiliki ciri-ciri yang sama dengan Pura Dalem lainnya di Bali seperti lokasinya yang dekat dengan kuburan, memiliki hiasan-hiasan patung yang berwajah seram dan menakutkan yang diantaranya patungnya Betara Durga yang terkenal itu. Beberapa keunikan bisa terlihat di lingkungan Pura Jagaraga ini diantaranya m...
Sebagai daerah wisata populer sudah sepantasnya kalau bali digempur dari sana-sini soal budaya karena sejatinya yang datang ke Bali bukan hanya turis nasional saja, melainkan turis asing dari berbagai macam suku dan bangsa yang memiliki karakter, adat-istiadat, dan kebudayaan yang berbeda. Meski demikian, yang patut diacungi jempol dari Bali karena meski gempuran modernitas begitu masif menerjang namun mayoritas masyarakatnya tak sedikitpun melupakan akar sejarah dan tradisi nenek moyangnya yang sudah sewajibnya dipertahankan sampai kapanpun. Salah satunya ialah Tari Gebug Ende. Apa itu Gebug Ende? Secara gerakan, tarian ini memiliki gerakan yang hampir sama dengan gerakan silat namun yang membedakannya ialah pada sarana yang digunakannya. Tarian Gebug Ende menggunakan Tamiang (Perisai) yang terbuat dari kulit sapi dan rotan sebagai alat pemukulnya. Atraksi tarian ini tak ubahnya seperti perang tanding yang saling berbalas pukulan diantara pesertanya. I...
Satu lagi tradisi unik yang kerap dilakukan sebagian masyarakat Bali khususnya yang tinggal di daerah Desa Tenganan Daud Tukad, yakni tradisi Perang Pisang. Sebagaimana diketahui bahwa Desa Tenganan merupakan desa tua di Bali yang disebut juga dengan Bali Aga. Apa yang menarik dari upacara Perang Pisang ini? Perang Pisang ini dilakukan dalam rangka melakukan pemilihan ketua dan wakil ketua kelompok pemuda di desa ini. Tujuannya ialah untuk melakukan tes dan uji mental kepada para calon yang akan menjadi pemimpin desa setempat. Mereka harus lulus ujian dalam tradisi ini jika ingin “karier”-nya sebagai tokoh pemuda di Tenganan berjalan dengan mulus. Prosesnya yakni ada sedikitnya 16 pemuda yang dipilih oleh Kelian adat sebagai lawan dalam perang melawan calon ketua dan wakil ketua oleh kelompok pemuda desa tersebut. Keseluruhan pemuda yang berjumlah 16 orang itu kemudian berkumpul disudut desa, ujung desa yang merupakan tempat mereka untuk men...
Satu lagi yang secara rutin dilakukan oleh masyarakat Hindu ialah Hari Raya Tumpek Landep. Upacara ini dilaksanakan setiap 6 bulan sekali dalam sistem pengkalenderan Hindu atau 210 hari sekali. Tujuannya ialah untuk memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang termanifestasi dalam wujud Dewa Senjata (Pasupati). Upacara ini telah dilakukan secara turun-temurun hingga kini, dimana dengan semakin majunya zaman berbagai benda yang mengandung unsur besi sebagaimana yang terkandung dalam makna kata “Landep” sendiri diberikan hiasan khusus dari janur yang disebut dengan Tamian. Ketika dalam perhelatan upacara tersebut, benda-benda yang mengandung unsur logam dijadikan sebagai sajen supaya bisa mempermudah dan memperlancar berbagai kegiatan manusia dalam menjalani segala aktifitas kesehariannya. Bali ialah suatu daerah yang kental sekali perpaduan unsur budaya, adat istiadat, maupun kepercayaan, sehingga ketika Anda datang ke Bali bukan hanya...
Ketika ke Bali, pernahkah Anda ikut merasakan atau bakan merayakan Hari Raya Siwaratri yang kerap diadakan umat Hindu? Secara hakikat, hari raya ini tak beda jauh dengan hari-hari besar keagamaan lainnya dimana bertujuan untuk mengagungkan Tuhan Yang Maha Kuasa dan menyucikan diri. Hari Raya Siwaratri ialah hari suci yang digunakan dalam rangka melakukan pemujaan terhadap Hyang Widhi dalam wujud Dewa Siwa. Peringatan hari raya ini biasanya dilakukan setahun sekali. Dalam pengertian yang lain, Siwaratri juga mengandung makna sebagai malam renungan suci atau malam pengampunan dosa. Kata Siwaratri sendiri berasal dari kata “Siwa” dan “Ratri”. Dimana Siwa artinya Tuhan, atau dalam bahasa sansekerta berarti baik hati, harapan dan memaafkan. Sedangkan Ratri ialah malam atau kegelapan. Jadi kalau digabungkan akan membentuk kata “Siwaratri” dengan makna puncak malam. Ketika malam puncak inilah umat Hindu tak boleh tidur dan d...
Keberadaan dan eksistensi pura-pura di Bali memang menjadi salah satu daya tarik para wisatawan yang berkunjung ke Pulaunya Para Dewa tersebut. Sehingga pura-pura di Bali memiliki peran yang berganda; yakni selain sebagai tempat pemujaan para Dewa dan menyucikan diri, juga sekaligus sebagai area wisata yang diminati banyak wisatawan yang tertarik untuk mengetahui lebih dalam soal cerita tentang sejarah, maupun berbagai keunikan pura-pura tersebut. Sebagaimana halnya Pura Gunung Lebah yang unik dan berbeda dari pura-pura lainnya karena keberadaannya di bawah jembatan Sungai Campuhan, Ubud. Pura Gunung Lebah merupakan salah satu pura yang tegolong dalam Pura Kahyangan Jagat. Arti kata Gunung Lebah sendiri yakni sebuah bukit kecil yang ada di lembah, dan bukit ini menjadi pertemuan dua luar sungai yakni Sungai Oos dan Sungai Cerik. Suasana pura ini begitu tenang dan sejuk karena keadaannya yang basah dan dikelilingi oleh hutan. Demikian juga, pura ini diri...