923 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
LKK_BANTEN2013_TERSABA04
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Banten

Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_BANTEN2013_TERSABA04 TAFSIR JALALEN LKK_BANTEN2013_TERSABA4 Nama Pemilik Bhs. Arab Aksara Arab Prosa QA 375 hal/19 baris/hal Ukuran 30 x 21 cm Kertas Eropa Naskah ini berisi teks dengan judul Tafsir Jalalen, Penulisnya tidak disebutkan. Naskah ini adalah naskah asli yang berasal dari Tersaba, Tanara, Kabupaten Serang. Naskah ini memiliki ukuran 30 x 21 cm, dengan tebal naskah 3,7 cm. Ukuran teks naskah 21,5 x 13,5 cm, dengan ukuran huruf 0,5 cm. Margin Recto: kiri 2,5cm, atas 4,5 cm, kanan 4,6 cm, dan bawah 4,5 cm; sedangkan Margin Verso: kiri 4,5 cm, atas 4,5 cm, kanan 2,5cm, dan bawah 4,5cm. Isi naskah berbahasa Arab, ditulis dengan aksara Arab menggunakan khat Nasakh. Tulisan berwarna hitam dan merah, di atas bahan kertas Eropa berwarna putih kecoklatan. Jumlah halaman 375, tapi ada 13 halaman yang kosong, dan 8 halaman hilang, dengan jumlah baris per halamannya 19 baris. Terdapat 12 Kuras, de...

avatar
Nicky Ria Azizman
Gambar Entri
LKK_BANTEN2013_UNDIR
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Banten

Sumber: https://lektur.kemenag.go.id/web/ Logo Kemenag RI LKK_BANTEN2013_UNDIR LKK_BANTEN2013_UNDIR Nama Pemilik Bhs. Arab dan Jawa Aksara Arab Prosa SNI 180 hal/1 - 25 baris/hal Ukuran 25,3 x 17 cm Kertas Daluang Naskah ini berisi teks dengan judul [ ], Penulisnya tidak disebutkan.Naskah ini adalah naskah asli yang berasal dari Undar-andir, Keragilan, Kabupaten Serang. Naskah ini memiliki ukuran 25,3 x 17 cm, dengan tebal naskah 2 cm. Ukuran teks naskah 16 x 10 cm (hlm 1-2), 22 x 13 cm (hlm 129-130), dengan ukuran huruf 0,9 cm.Margin Recto: kiri 2 cm, atas 1,8 cm, kanan 1,5 cm, dan bawah 2 cm; sedangkan Margin Verso: kiri 5 cm, atas 1,7 cm, kanan 8 cm, dan bawah 1,5 cm. Isi naskah berbahasa Arab dan Jawa, ditulis dengan aksara Arab menggunakan khat Nasakh.Tulisan berwarna hitam dan merah, di atas bahan kertas Daluang berwarna coklat.Jumlah halaman 180, dengan jumlah baris per halamannya 1 - 25 baris. Terdapat 8 Kuras, dengan 20 halaman per Kurasnya. Tidak t...

avatar
Nicky Ria Azizman
Gambar Entri
Nasi Sum Sum
Makanan Minuman Makanan Minuman
Banten

Nasi Sum sum: bahan yang diperlukan; nasi, asinan atau daging potongan atau sempalan seperti gajih-gajih dan tetelan. Sebagai bahan penyedap diberi salam, sereh, laos, bawang putih, bawang merah, lada, ketumbar, dan kemiri. Cara membuat: Tumis bumbu yang dihaluskan, masak sampai harum. Masukkan nasi putih & aduk hingga bumbu tercampur rata, angkat bagi 6 bagian. Siapkan daun pisang, isi dengan 1 bagian nasi goreng. Tambahkan sumsum ditengahnya. - Bungkus dan semat ujungnya dengan lidi, lakukan hingga bahan habis. Bakar diatas bara hingga harum dan daun kehitaman, angkat. Sajikan selagi hangat

avatar
Widra
Gambar Entri
Sumur Keramat Jati Herang
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Banten

SUMUR KERAMAT JATI HERANG Suasana sore ini begitu cerah, anak-anak di Kampung Tampeuyan yang sudah beberapa hari tidak dapat keluar rumah karena hujan terus-menerus mengguyur kampung yang subur itu, kini tampak bersenang-senang. Cuaca cerah seperti ini makin membuat anak-anak bersemangat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bermain di luar rumah sore ini. Kosim berlari sekuat tenaga mengejar temanteman sebayanya agar bisa menangkap salah satu dari mereka. Bermain kejar-kejaran pada sore hari sudah menjadi kebiasaan bagi anak-anak kampung itu, sambil menunggu beduk Magrib. Sesekali terdengar jeritan mereka yang polos karena hampir saja tertangkap oleh Kosim yang larinya begitu cepat. Jika mereka tertangkap oleh Kosim, jadilah mereka. Artinya, yang tertangkap akan berganti mengejar yang lainnya. Mereka tidak akan lelah bermain sampai waktu Magrib tiba atau dipanggil oleh orang tuanya untuk berangkat mengaji ke sebuah langgar di Kampung Tampeuyan. ”Nyai..., kopinya sudah belum...

avatar
Widra
Gambar Entri
Paraji
Pengobatan dan Kesehatan Pengobatan dan Kesehatan
Banten

Paraji merupakan tokoh adat yang memiliki peran penting di masyarakat tradisi Sunda, terutama pada fase kelahiran dan pernikahan. Paraji memiliki kemampuan untuk mengetahui tanda kehamilan, posisi bayi, hingga menangani proses kelahiran bayi. Paraji juga terlibat dalam ritual selametan (perayaan syukuran dari fase kehamilan empat bulan dan tujuh bulan, hingga syukuran kelahiran bayi). Selain itu, paraji juga menangani proses sunatan untuk bayi perempuan. Paraji yang disebut juga sebagai indung beurang, juga berperan dalam beberapa ritual pernikahan, termasuk sebagai pengawih dan penembang. Keahlian yang dimiliki paraji biasanya didapatkan dari nenek atau ibunya, melalui tradisi lisan.Sebagai tanda terima kasih, masyarakat biasanya memberikan parawanten setiap kali paraji membantu proses kelahiran, sunatan, dan pernikahan.

avatar
Nanda Ghaida
Gambar Entri
Prasasti Munjul
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Banten

Prasasti Munjul ditemukan pada tahun 1947, di aliran Sungai Cidanghyang, Desa Lebak, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang. Karena ditemukan di daerah Munjul, maka prasasti ini dinamakan Prasasti Munjul. Prasasti Munjul berhuruf Palawa dan berbahasa Sanskerta, dipahat pada sebuah batu andesit yang berukuran panjang 3,2 m dan lebar 2,25m. Prasasti Munjul ditulis menggunakan teknik tatah dengan kedalaman gores kurang dari 0,5 cm, sehingga antara permukaan batu asli dengan tulisan hampir sama. G. J. de Casparis bersama Boechari, dua tokoh yang terkenal di bidang epigrafi, berhasil membaca prasasti Munjul pada tahun 1950. Kemudian pada tahun 1954, Dinas Purbakala RI melakukan transkripsi prasasti tersebut, yang berbunyi sebagai berikut: “vikranto ‘yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah) narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah“ yang berarti: “Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang me...

avatar
Ilham aulia
Gambar Entri
Sejarah Kelenteng Boen San Bio
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Banten

Kelenteng Boen San Bio yang juga dikenal dengan nama Vihara Nimmala, adalah sebuah kelenteng unik megah berusia tua di Jl. Pasar Baru, Kelurahan Kranjaya, Karawaci, Kota Tangerang yang dipergunakan sebagai tempat beribadah bagi penganut Kong Hu Cu, Tao dan Buddha. Kelenteng Boen San Bio pertama kali dibangun pada tahun 1689 oleh seorang pedagang yang berasal dari Cina bernama Lim Tau Koen, dan menempatkan patung Kim Sing Kong – co Hok Tek Tjeng Sin yang dibawanya dari Banten. Kelenteng Boen San Bio mengalami beberapa kali renovasi sesudah itu, terutama setelah terjadi kebakaran pada tahun 1998. Bangunan Kelenteng Boen San Bio ini berbentuk empat persegi panjang, yang berdiri di atas tanah seluas 1.650 m2. Halaman samping Kelenteng Boen San Bio cukup luas dan mampu menampung beberapa puluh kendaraan. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kabarnya Kelenteng Boen San Bio telah memecahkan 11 rekor MURI, diantaranya dengan menegakkan 1.150 telur dalam waktu hanya beberapa menit yang dilakukan...

avatar
Zania mutiara
Gambar Entri
Sunda Wiwitan
Ritual Ritual
Banten

Sunda Wiwitan merupakan salah satu dari banyaknya kepercayaan lokal yang ada di Indonesia. Dilihat dari namanya, dapat ditebak jika Sunda Wiwitan berasal dari daerah Jawa Barat. Suku Baduy adalah suku yang menganut kepercayaan ini. Wiwitan sendiri mengandung makna asal, pokok, pemula atau pertama. Sunda Wiwitan juga biasa disebut sebagai kepercayaan Jati Sunda atau Sunda asal atau Sunda asli. Menurut penuturan masyarakat Suku Baduy, leluhur mereka mempunyai hubungan langsung dengan Adam (manusia pertama). Sunda Wiwitan juga diyakini sebagai asal usul atau pangkal dari semua agama yang ada di dunia ini. Dasar etis agama Sunda Wiwitan, tercermin pada pandangan masyarakat Baduy dalam memelihara keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, dengan lingkungan dan dengan Tuhan. (Indrawardana, 2014). Lebih lanjut, Indrawardana menjelaskan jika dasar religi masyarakat Baduy dalam ajaran Sunda Wiwitan adalah kepercayaan yang bersifat monoteistis, penghormatan kepada roh nenek moyang...

avatar
Muhammad Riza
Gambar Entri
Curug Munding
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Banten

Curug Munding adalah salah satu air terjun yang terletak di Desa Caringin, Kecamatan Gunungkencana Lebak, Banten. Air terjun ini memiliki curahan air terjun yang lebar dengan lokasi yang relatif dekat dengan perkampungan penduduk dan persawahan yang asri. Destinasi wisata ini berjarak sekitar 58 kilometer dari pusat Kabupaten Lebak , Rangkasbitung, dan sekitar 133 kilometer dari Jakarta. Terdapat sejarah unik terkait penamaan Curug Munding, karena Munding dalam Bahasa Sunda berarti kerbau. Hal tersebut diyakini masyarakat karena pada zaman dahulu ada seekor kerbau yang melompat dari atas air terjun. Dari kejadian tersebut kemudian warga menamai air terjun ini dengan nama Curug Munding.

avatar
Susmita afriyani