Pakaian Adat Suku Tolaki Kemudian yang nomor dua adalah pakaian yang biasa dikenakan oleh suku Tolaki. Awalnya pakaian adat suku Tolaki hanya dikenakan oleh golongan bangsawan atau yang menduduki jabatan tertentu dalam masyarakat. Kini masyarakat Tolaki memakai pakaian tersebut untuk banyak kegunaan, seperti untuk pakaian pengantin, acara adat dan acara-acara resmi lainnya. Terdiri dari dua jenis yaitu simak pemaparannya berikut ini: a. Pakaian lelaki terdiri atas babu ngginasamani yaitu baju yang sudah diberi hiasan berupa sulaman, saluaro mendoa (celana), sul epe (ikat pinggang) dari logam, dan pabele (destar). b. Baju perempuannya disebut babu ngginasamani (baju), sawu (sarung), sulepe, dilengkapi dengan aksesori, antara lain tusuk konde dan hiasan sanggul berupa kembang-kembang yang dibuat dari logam, andi-andi (anting-anting), eno-eno (kalung leher), bolosu (gelang tangan), dan kakinya beralaskan solop (selop) https://www.silontong.com/2018/10/13/pakaian...
Pakaian Adat Suku Muna Yang terakhir dari pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara adalah pakaian adat suku Muna. Biasanya pada Suku Muna kaum prianya mengenakan baju (bhadu), sarung (bheta), celana (sala), dan kopiah (songko) atau ikat kepala (kampurui) untuk pakaian sehari-hari. Hampir sama dengan Baju sekarang yaitu berlengan pendek disertai warnanya putih. Dan ikat kepalanya berupa kain bercorak batik. Pada ikat pinggang yang dipakai terbuat dari logam berwama kuning yang berfungsi selain sebagai penguat sarung juga untuk menyelipkan senjata tajam. Warna sarung umumnya yang berwama merah bercorak geometris horizontal. Sedangkan pakaian adat yang dipakai kaum wanitanya terdiri atas bhadu, bheta, dan kain ikat pinggang yang disebut simpulan Kagogo. Bentuk baju berupa baju berlengan pendek dan berlengan panjang dengan lubang pada bagian atas baju untuk memasukkan kepala. Baju biasanya terbuat dari kain satin warna merah atau biru. Wanita Muna memakai baju berlengan pen...
Museum Neg. Prop. Sulawesi Tenggara , Kendari Openingstijden: Senin – Kamis: 08.00 – 15.00, Jumat: 08.00 – 14.00 Plaats: Kendari Provincie: Sulawesi Tenggara Land: IND Type organisatie: Museum Postadres:...
Penerbitan buku Kampungku Di Sulawesi Tenggara ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang beraneka ragam. Tulisan ini secara umum juga diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk masyarakat dalrun menghayati nilai-nilai luhur budaya bangsa dan ikut berperan serta dalam usaha pelestarian, pembinaan dan pengembangan budaya bangsa. Buku terbitan ini tentunya masih jauh dari sempuma, oleh karena itu kritikan dan saran akan kami terima dengan senang hati. Akhimya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian buku ini,kami ucapkan terima kasih. Sumber: http://repositori.kemdikbud.go.id/10620/
Perangi adalah hidangan laut yang berasal dari Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara. Makanan ini berbahan dasar ikan segar. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan karang. Hidangan laut yang sering disebut sashimi ala waktobi ini merupakan makanan yang mentah yang diolah dengan bumbu khas. Masyarakat Pulau Kaledupa memanfaatkan bahan-bahan alam sekitar dalam membuat hidangan ini. Contohnya adalah ikan karang, atau ikan-ikan yang tinggal di terumbu karang. Selain itu, walaupun bumbunya sederhana, namun Perangi memiliki ciri khas dari tekstur yang lembut dan perpaduan rasa asam, asin dan gurih dari bumbunya. Perangi disajikan untuk makanan sehari-hari. Bahan: Ikan mentah yang segar (biasanya ikan Karang) Jeruk Nipis secukupnya Bawang merah sekucupnya Cabai rawit sesuai selera Garam dan penyedap rasa secukupnya Alat masak: Wadah (dapat memakai mangkok atau baskom) Pisau Talenan Pengaduk (dapat memakai sendok atau spatula) Alat seru...
" Kaki Arca Terrakota Andika, Saputra Kaki Arca Terrakota. [Image] [img] Image WhatsApp Image 2020-03-30 at 17.30.44.jpeg Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial. Download (92kB) | Preview Abstract kaki arca terra kota yang ditemukan di situs gua tengkorak wiwirano sulawesi tenggara ITEM TYPE: Image SUBJECTS: Pendidikan > Kebudayaan Pendidikan > Kebudayaan > Arkeologi DIVISIONS: Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan > Pusat Penelitian Arkeologi Nasional > BALAR Sulawesi Selatan DEPOSITING USER: Lenrawati Lenrawati DATE DEPOSITED: 03 Apr 2020 11:54 LAST MODIFIED: 03 Apr 2020 11:54 URI: http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/17732 Actions (login required) View Item View Item Insert keyword here... USER MENU LOGIN Copyright by Perpustakaan Kemendikbud. Powered by APW Themes. All rights reserved. Toggle"
Ritual Mombesara dilakukan untuk menyambut tamu terhormat atau pemimpin, termasuk mereka yang baru terpilih sebagai kepala daerah. Ritual ini sudah dilakukan sejak jaman dulu di kalangan para raja-raja. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi konflik politik setelah pilkada selesai dilakukan. Pemerintah juga berharap bahwa pemerintahan yang akan dilakukan oleh kepala daerah terpilih dapat berjalan damai, sejuk dan lancar tanpa ada dendam, amarah antar kawan maupun lawan yang bersaing dalam pilkada. Konon, tradisi ini bermula dari perseteruan dua anak raja di Konawe. Mereka adalah Sorumba dan Buburanda. Kedua anak raja ini tengah memperebutkan wilayah kekuasaan di daratan Konawe. Untuk mendamaikan keduanya, Raja Tebawo mengambil jalan tengah dengan membagi wilayah kekuasaan menjadi dua bagian dimana Sorumba memegang kekuasaan di wilayah Timur Konawe dan Buburanda memegang wilayah Latoma Tua. Dan sebagai tanda sah berhentinya pertikaian antar kedua putra raja ini maka dihelatkan ritual...
Dan cerita ini adalah untuk orang dewasa dan penyebarannya hanya di wilayah kabupaten Konawe. uatu hari I Batulu mempunyai keinginan pergi memancing. Dalam perjalanannya Batulu mendengar janji anatara I Mawaha Inea (laki-laki) dan Maraha Babu (perempuan) yang sedang di mabuk cinta, bahwa I Mawaha Inea akan pergi mengembara. Dengan kelihaiannya Batulu menyamar menjadi I Mawaha Inea dan mengambil alih persolan sehingga membawa I Mawaha Babu pergi mengembara. Batulu dan I Mawah Inea hidup sebagai suami istri dalam suatu wilayah yang dikuasai oleh seorang Mokole (Raja). Raja mengizinkan Batulu tinggal dari wilayah kerajaannya dengan syarat harus menanam labu. Labu-labu itu menjalar dan batas labu menjalar itu batas yang dapat digunakan Batulu membagun rumah. Mokole bermaksud memperistrikan istri Batulu dengan jalan mencelakai batulu. Batulu diperintahkan pergi mencari telur sejenis burung yang bernama Tinandanggoa-ngoa di seberang lautan. Selanjutnya, mengambil telur buaya putih yang bera...
Dahulu kala, terdapat seorang Raja yang bernama Lasiuta, yang mempunyai tujuh orang anak. Anak yang sulung bernama Lelewuta dan yang bungsu bernama Dalo-Dalo alias Randawulaa. Randawulaa diasingkan oleh Raja Lasiuta karena sifat kecemburuan saudara-saudaranya yang mengada-ada. Ia dihanyutkan dengan sebuah rakit ke tengah lautan dan terampar di sebuah pulau yang keramat. Di pulau itu ia mendapatkan gelang ajaib kepunyaan seekor babi raksasa sehingga dapat berjalan di atas air. Dengan gelang ajaib itu pula ia memperoleh tali ajaib dan golok ajaib dari nakhoda-nakhoda kapal di tengah lautan dan menumpang ke salah satu kapal hingga ia pun terdampar lagi pada satu pulau. Di pulau itu, Randa Wulaa bertemu dengan seorang putri raja bernama Anawai Nggoletelete dijadikan sebagai tumbal keganasan elang raksasa. Selanjutnya, Randa Wulaa?a menyelamatkan Anawai Nggolete-lete dari terkaman elang raksasa dengan menggunakan tali ajaib dan golok ajaib. Anawai Nggolete-lete menghadiahkan cincin kepada...