Kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar dibangun abad ke-17, dan dipergunakan sebagai makam penguasa Tallo sampai abad ke-19. Adalah Tunatengkalopi, Raja Gowa VI (1445-1460), yang membagi Gowa menjadi dua kerajaan, Tallo dan Gowa. Ia membentuk persekutuan dan menjadi kekuatan dominan di kawasan ini, sampai pasukan Belanda dibawah Speelman mengakhiri dominasi Gowa, dengan dibantu La Tenri Tatta Arung Palakka dari Bone. Pemandangan di dalam kompleks Makam Raja-Raja Tallo Makassar yang hijau asri, di bawah naungan pohon-pohon tua berukuran besar yang rindang daunnya mampu meneduhkan pengunjung dari ganasnya matahari. Sebuah dangau kecil di bawah pohon merupakan tempat nyaman untuk perhentian barang sejenak. Di bagian kanan terdapat beberapa makam yang bentuknya belum terlalu istimewa berjejer di samping jalanan kompleks yang disemen dengan rapi. Sementara jauh di kanan belakang terdapat rumah panggung yang tampaknya juga bisa digunakan sebagai tempat be...
Tari Ma’badong hanya diadakan pada saat upacara kematian. Penari membuat lingkaran dengan mengaitkan jari-jari kelingking, Penarinya bisa pria atau bisa wanita. Mereka biasanya berpakaian serba hitam, namun terkadang memakai pakaian bebas karena tarian ini terbuka untuk umum. Tarian yang hanya diadakan pada upacara kematian ini hanya dilakukan dengan gerakan langkah yang silih berganti sambil melangtungkan lagu kadong badong. Lagu tersebut syairnya berisikan riwayat manusia malai dari lahir hingga mati, agar arwah si Mati diterima di negeri arwah atau alam baka. Tarian Badong bisanya belansung berjam-jam, sering juga berlansung semalam suntuk. Tarian Ma’badong bisanya dibawakan hanya pada upacara pemakaman yang lamanya tiga hari tiga malam khusus bagi kaum bangsawan di daerah Tana Toraja Sulawesi Selatan. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Tari Pagellu merupakan salah satu tarian dari Tana Toraja yang di pentaskan pada acara pesta tambu Tuka, Tarian ini juga dapat ditampilkan untuk menyambut patriot atau pahlawan yang kembali dari medan perang dengan membawa kegembiraan. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Lagu tersebut syairnya berisikan riwayat manusia malai dari lahir hingga mati, agar arwah si Mati diterima di negeri arwah atau alam baka. Biasanya lagu ini dibawakan beriringan dengan Tari Ma’badong. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Gendang merupakan sala satu alat musik perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar, yakni bulat panjang dan bundar mirip seperti rebana. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Suling Panjang (Suling Lampe) yang memiliki lima lubang nada dan jenis suling ini telah punah. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Suling calabai (siling ponco) suling jenis ini sering dipadukan dengan biola, kecapi dan dimainkan bersama penyanyi. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Suling dupa Samping (musik bambu) musik bambu masih sangat terpelihara biasanya digunakan pada acara karnaval atau acara penjemputan tamu. Sumber: https://daradaeng.com/kesenian-dan-khas-budaya-sulawesi-selatan.html
Appakdekko merupakan salah satu tradisi yang dipegang teguh masyarakat Suku Makassar sejak dahulu kala. Jika suku Makassar menyebut tradisi ini dengan istilah Appakdekko, maka Suku Bugis biasa menamainya dengan istilah Mappadendang. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah rutinitas panen padi berlangsung. Awal tahun kisaran bulan Februari, Maret atau April menjadi waktu pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya tersebut, tradisi ini dilangsungkan selama sehari. Biasanya dari pagi hingga sore hari. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi Appakdekko ini berupa sebuah kayu panjang yang berbentuk seperti perahu. Kayu tersebut dinamai assung (lesung). Alat yang disediakan sebagai alat untuk menumbuk lesung berbentuk perahu tersebut adalah sebuah alu yang dipakai oleh enam orang wanita. Di dalam lesung, dimasukkan ase lolo (padi muda) sebagai bahan yang akan ditumbuk. Kemudian, terdapat satu orang laki-laki sebagai pemukul dua buah alu kecil....