Salinan Naskah Kakawin Desawarnana disebut juga: Kitab Negarakertagama ditulis oleh: Mpu Prapanca (abad ke-15 M) isi: deskripsi puja sastra poetika tentang masa keemasan Majapahit. Catatan: Kakawin ini merupakan salinan dari naskah lontar yang disebut sebagai Kakawin Negarakertagama. Berisi puja sastra akan kebesaran Majapahit di bawah kekuasaan raja Hayam Wuruk dalam detail dan deskripsi puisi. Salah satu baitnya dapat diterjemahkan sebagai: "...hai celaklah kamu kijang benar-benar (sebagai) hewan yang lemah dan hina, bukan perilaku perwira bila lari atau menunggu mati, melawan musuh itu kewajiban agar memperoleh keselamatan..." yang menunjukkan sikap kepahlawanan dari seorang pemimpin. Bagi yang tertarik untuk membaca risalah dan terjemahan gubahan puisi dalam kakawin ini dalam bahasa Indonesia, disarankan untuk membaca langsung referensi: I Ketut Riana, Kakawin Desa Warnnana uthawi Nagara Krtagama: Masa keemasan Majapahit", Kompas. 2009.
Merupakan Tarian selamat datang dan penyambutan tamu. Tari gandrung merupakan cuplikan dari gerakan tarian dalam upacara adat seblang
Tari Kuntulan atau biasa disebut dengan Terbang Kuntuk adalah kesenian musik tradisional yang mirip dengan Bordah tapi memiliki jenis instrumen yang lebih komplit termasuk, Kendang, Jedor, gong dan Organ. Nama Kuntulan diambil dari para penari yang mengenakan baju putih seperti burung Kuntul (sejenis bangau). Pada dasarnya musik ini hanya menggunakan rebana dan jidor sebagai alat musik utama, tetapi, dengan semakin berkembangnya waktu, ditambahkan kendang dan gong. Hasil improvisasi ini disebut sebagai Kundaran.
Tari Praburoro adalah tarian yang dramatis lainnya dari Banyuwangi, Tariang ini merupakan hikayat dari Amir Hamzah, tentang cerita rakyat sejak masuknya Islam ke Indonesia. Kata Praburoro di ambil dari Roro Rengganis, karena sering membawakan lakon dengan tokoh Roro Rengganis atau Praburoro. Kesenian ini dimainkan oleh 40-50 orang dalam 3 group dan diiringi oleh gamelan Jawa bernada slendro dengan menggunakan busana wayang orang. Cerita berkisar tentang penaklukan negara-negara non muslim dan berakhir dengan adegan, raja ditaklukkan oleh Menak Agung Jayengrono dan Umarmoyo.
Tari Gedhongan adalah sebuah tradisi yanng dilakukan setelah menumbuk beras pada acara hajatan. Masyarakat beramai-ramai membunyikan peralatan penumbuk beras seperti alu, lesung dan lumping yang menimbulkan suara seperti musik. Tradisi ini biasa dilakukan oleh para wanita tua, dan terkadang telah menjadi acara khsus di moment-moment tertentu.
Muncar adalah pelabuhan terbesar ke dua setelah Bagan Siapi-Api sedangkan di Jawa Timur merupakan pelabuhan terbesar. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki potensi sumberdaya perikanan yang cukup besar. Potensi sumberdaya perikanan yang dihasilkan sebagian besar diolah di pabrik-pabrik olahan berskala besar maupun kecil. hasil dari pengolahan ikan tersebut di ekspor ke ke Eropa, Jepang, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Kanada . Berada di selatan kota Banyuwangi,untuk mencapai Pantai Muncar sangat mudah karena tersedia kendaraan umum untuk menuju ke pantai dan para pengunjung bisa melihat aktivitas nelayan dipelabuhan dengan jajaran perahu nelayan yang menjadi pemandangan yang sangat menarik. Pada awal bulan muharram (tahun islam) atau bulan Suro (tahun Jawa) selalu diadakan ritual s...
Jaran Goyang AJIAN Jaran Goyang , konon merupakan jenis ilmu pelet paling dahsyat yang ada di tlatah Bumi Blambangan. Menurut penuturan para sesepuh dan budayawan Banyuwangi, ajian tersebut hanya bisa dinetralkan atau disembuhkan oleh si pemilik ajian atau yang mengirim ajian tersebut kepada sasarannya. Begitu dahsyatnya ajian Jaran Goyang itu, sehingga siapa pun yang terkena akan mengalami kasmaran yang begitu mendalam dan berperilaku seperti orang gila. Untuk menggambarkan kedahsyatan ajian tersebut, sampai-sampai ada unen-unen (kata-kata atau peribahasa, red . ) yang biasa digunakan masyarakat Using Banyuwangi untuk menyebutnya. Unen-unen tersebut berbunyi Dhung keneng Jaran Goyang , ukure nyuwun gumbal , yang bila diterjemahkan secara bebas kurang lebih berarti: kalau terkena ajian Jaran Goyang , pendek kata orang akan lup...
Selamatan Adat Rebo Wekasan Menjaga Kelestarian Sumber Air SETIAP adat tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh para leluhur, pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Maksud dan tujuan yang dikemas melalui adat tradisi tersebut memang tidak disampaikan secara vulgar, melainkan melalui simbol-simbol tertentu yang perlu perenungan dan pemahaman lebih mendalam. Barangkali untuk menghindarkan generasi penerus tradisi dari jebakan rutinitas yang membosankan, nenek-moyang kita sengaja menyampaikan pesan-pesan tersebut secara simbolis. Ini (mungkin) dimaksudkan agar generasi penerus tidak sekadar melaksanakan adat tradisi tanpa memahami maksud dan tujuan yang dikandungnya, tapi juga melakukan kajian-kajian lebih lanjut sehingga mampu mendalami makna yang tersirat di dalamnya. Biasanya, setiap kandungan pesan yang disampaikan dalam sebuah adat tradisi selalu terkait dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, kita bisa melihat pelaksanaan ad...
Tari Kuntulan atau biasa disebut dengan Terbang Kuntuk adalah kesenian musik tradisional yang mirip dengan Bordah tapi memiliki jenis instrumen yang lebih komplit termasuk, Kendang, Jedor, gong dan Organ. Nama Kuntulan diambil dari para penari yang mengenakan baju putih seperti burung Kuntul (sejenis bangau). Pada dasarnya musik ini hanya menggunakan rebana dan jidor sebagai alat musik utama, tetapi, dengan semakin berkembangnya waktu, ditambahkan kendang dan gong. Hasil improvisasi ini disebut sebagai Kundaran. cindy_praharasti_kuntulan.jpg