Bahan 1 ekor ikan tongkol segar 1 sdt asam jawa, larutkan dengan 50 ml air, saring 3 sdm minyak untuk menumis Haluskan 7 butir bawang merah 4 siung bawang putih 4 buah cabai merah keriting 2 cabai merah besar 2 cm kunyit ½ sdt merica butiran 1 sdt garam 1 lembar daun salam 2 cm lengkuas , memarkan 1 batang serai, memarkan 300 ml air 1 sdt gula pasir Cara Membuat Bersihkan ikan tongkol, potong-potong menurut selera. Lumuri dengan larutan asam jawa. Sisihkan. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun salam, lengkuas, dan serai sampai harum dan matang. Masukkan ikan tongkol, aduk-aduk sampai tongkol berubah warna. Beri air dan gula pasir, didihkan, masak smpai ikan tongkol matang. Angkat, sajikan. Bisa dibeli di RM Sulbar, Jl Cik Ditiro, Kota Mamuju, Sulbar
Tedong-tedong minanga atau kuburan tedong-tedong yang terletak di Desa Buntu Balla, Mamasa. Tedong-tedong ini adalah salah satu kuburan tua berusia sekitar 400 tahun yang terbuat dari kayu berbentuk seperti kerbau. Dalam bahasa Mamasa kerbau adalah Tedong yang didalamnya berisi rangka mayat manusia. Memang tak banyak literatur yang bisa menjelaskan asal-usul dan filosofi keberadaan kuburan tedong-tedong yang kini diperlihara pemerintah setempat sebagai salah satu objek wisata tertua di Sulbar itu. 1 versi (Ingeborg Gohlich) menyebutkan bahwa budaya ini berkembang melalui pencampuran pendatang Kamboja yang tak bisa pulang kembali ke daerah asalnya.
Mappurondo merupakan agama asli masyarakat Pitu Ulunna Salu yang terletak di wilayah Sulawesi Barat. Biasa juga disebut Aluk Mappurondo. Dalam aluk ini dikenal memiliki serangkaian upacara atau ritual yang tertata secara sistematis. Tata upacara ini mengatur setiap tahap kehidupan manusia sesuai dengan periode yang sudah ditentukan. Tata upacara Mappurondo berasaskan pada Pemali Appa' Randanna. Pemali Appa' Randanna adalah empat ruas aturan sesuai dengan empat siklus kehidupan yang harus dilaksanakan, lengkap dengan anjuran dan larangannya. Pemali Appa' Randanna ini dilambangkan dengan 4 untai kalung yang menggambarkan 4 siklus hidup manusia yaitu, masa bekerja, masa bergembira, masa pernikahan dan kematian. Manik-manik dalam kalung melambangkan anjuran-anjuran dan larangan-larangan yang harus dipatuhi. Dalam asas Pemali Appa' Randanna upacara-upacara Mappurondo secara garis besar digolongkan menjadi 2 periode pokok, yakni Patotibojongan dan Pealloan....
Rumah Adat Sulawesi Barat Provinsi Sulawesi Barat memiliki beberapa jenis rumah adat, diantaranya adalah rumah adat Mamuju dan rumah adat Mamasa. Kedua rumah adat tersebut diketahui memiliki arti atau makna tersendiri dalam setiap bentuk fisik atau ciri khas arsitekturnya. Rumah Adat Mamuju adalah kesatuan bangunan yang merupakan kesatuan nilai terpisahkan dengan bangunan lain. Bangunan-bangunan ini terdiri atas: 1 bangunan rumah utama (Salassa), 1 bangunan barada raja, 1 bangunan rumah pengawai, 1 bangunan pandai besi dan emas, 1 lumbung pangan, 1 bangunan kandang kuda dan rusa serta 2 tempat duduk penjaga. Bangunan ini berada di tengah kota Mamuju, ibukota Sulawesi Barat. Rumah adat Mamasa terdiri dari 4 tingkatan berdasarkan strata dalam masyarakat yang berbeda corak, ukuran dan bentuknya. Banua Sura untuk kalangan bangsawan (berukiran), Banua Bolong untuk kalangan hartawan dan pemberani (bercorak hitam), banua Rapa untuk kalangan masyarakat biasa (tanpa cat dan ukir...
Kawasan Sulawesi Barat memang terbilang baru dan kulinernya masih belum selengkap Makasar maupun Manado yang sangat bervariasi . Meskipun demikian ada satu makanan khas Mandar yang layak dicoba yakni Sup Ubi nya . Di kota Mandar ini merupakan penghasil singkong dan ubi sehingga dengan mudah menemukanya disini . Makanan ini mirip dengan olahan soto mie , memiliki cita rasa yang alami sebab di dalamnya diberikan ubi atau singkong yang telah diolah terlebih dahulu. Untuk melengkapi olahan ini, ditambahkan mie yang sudah direbus bersama tauge serta daun seledri sama kacang tanah yang telah digoreng terlebih dahulu dan untuk memberikan rasa gurih kuahnya berbahan daging sapi, cuma saat pengolahannya kaldu sapi ini diberikan bawang putih , garam dan merica dimana garam serta bawang putih ditumis terlebih dahulu agar bumbunya lebih meresap kedalamnya. Bagi yang ingin membuat sendiri berikut ini resep pembuatanya : Bahan : - 2 liter Air - 3 batang Ubi (sin...
Coto Makassar merupakan salah satu kuliner khas dari Makassar tentunya, sebenarnya Coto ini sama dengan Soto pada umumnya yang membuat berbeda adalah racikan bumbu dan bahan khas dari makassar ini yang membuat rasa dan aroma khas dan membuat lidah kita terhipnotis untuk memakannya. Berikut ini adalah pelajaran memasak coto makassar untuk anda yang telah disediakan cara memasak dan bahan dan bumbu yang perlu anda siapkan. Bahan Bahan yang diperlukan: 1 kg daging sapi bagian paha atau apa saja 2 liter air cucian beras putih 5 batang serai, dimemarkan dulu 5 lembar daun salam 250 gram kacang tanah, goreng, tumbuk, dan haluskan. 3 sendok makan minyak goreng, untuk menumis 5 cm jahe, memarkan 1 ruas lengkuas, dimemarkan dulu Bumbu yang dihaluskan: 8 butir kemiri disangrai...
Monahu Ndau’upada pesta syukuran pasca panen dan memasuki musim tanam berikutnya. Dalam acara Monahu Ndau’uitu terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: Mombaka Pengertian mombaka secara harfiah adalah memberi makan, tetapi makna yang sesungguhnya adalah mensucikan; yang disucikan itu adalah peralatan pertanian mulai dari alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahan kebun sampai alat untuk memproses padi sampai menjadi beras yang siap untuk dikonsumsi. Alat-alat itu seperti parang, sabit, pacul, kapak, lesung, niru, alu, dan lain sebagainya. Momboposuka Pengertiannya adalah mengusir, mencegah, atau menyampaikan permohonan serta permintaan agar tidak mengganggu seluruh tanaman, baik itu hewan pengerat, makhluk halus (roh), dan termasuk serangga-serangga yang dapat mengganggu tanaman sehingga dapat menimbulkan kegagalan panen. Pelaksanaannya ini adalah dalam bentuk sesajen berupa nasi ketan hitam yan...
To Dilaling adalah seorang raja yang pernah memerintah di daerah Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Ia adalah putra Raja Balanipa yang selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya. Raja Balanipa terkenal memiliki tabiat yang aneh, yaitu tidak mau mempunyai anak lakilaki. Setiap kali permaisurinya melahirkan seorang anak lakilaki, ia langsung membunuhnya. Mengapa Raja Balanipa tidak mau mempunyai anak lakilaki? Lalu, bagaimana To Dilaling dapat selamat dari ancaman pembunuhan ayahnya hingga ia dapat menjadi raja? Kisahnya dapat Anda ikuti dalam cerita Panglima To Dilaling berikut ini. Alkisah, di sebuah bukit yang bernama Napo di daerah Tammajarra, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Balanipa yang dipimpin oleh Raja Balanipa. Sudah tiga puluh tahun sang Raja berkuasa, namun tidak mau turun dari tahtanya. Ia ingin berkuasa sepanjang masa. Untuk itu, ia senantiasa menjaga keseha...
I Karake‘lette‘ adalah seorang lakilaki cacat yang hidup di zaman kerajaan Balanipa Mandar, Sulawesi Barat, Indonesia. Walaupun cacat, ia menjadi penentu kemenangan Kerajaan Balanipa dalam perang melawan Kerajaan Gowa, dengan menaklukkan Raja Gowa. Bagaimana I Karake‘lette‘ yang berkaki cacat itu berhasil menaklukkan Raja Gowa? Kisah selanjutnya dapat Anda ikuti dalam cerita I Karake‘lette‘ berikut ini. Alkisah, di daerah Mandar Sulawesi Barat, terdapat sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Balanipa. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Rakyatnya hidup damai, sejahtera, aman, dan sentosa. Pada suatu hari, kedamaian mereka terusik oleh sebuah kabar buruk bahwa pasukan Kerajaan Gowa dengan dipimpin oleh rajanya akan datang menyerang negeri mereka. Mendengar kabar tersebut, Raja Balanipa segera bermusyawarah dengan para ponggawa dan pembesar kerajaan untuk menyusun strategi dalam menghadapi serangan musuh. &ld...