AK Abdullah, perwira muda militer yang bertugas di bidang Rohdam menceritakan pengalamannya selama bertugas diluar Aceh. Ia sering melihat tarian sirih dalam acara-acara resmi sebagai tanda penghormatan kepada tamu yang datang. Sedangkan waktu itu adat makan sirih di masyarakat provinsi dimana beliau bertugas tidaklah begitu menonjol seperti di daerah Aceh. Mendengar cerita itu, maka mencari tahu melalui para tetua adat dan menciptakan tari Ranup Lampuan. Setelah proses penciptaan tari selesai, Yuslizar mengundang para tokoh masyarakat, dimaksudkan agar memdapat masukan terhadap tari yang baru ia cipta. Adapun orang-orang yang hadir di rumah Tuanku Burhan tempat diadakannya pertemuan tersebut adalah Tuanku Burhan, sebagai tuan rumah, AK Abdullah, A. Aziz Kunun suami istri, Samaun Gaharu, T Hamzah dan istri, Mayor T Ismail dan istri (Cut Jah Samalanga), Nyak Adam Kamil dan istri, Alm T Djohan, Cut Ainun Mardiah (Pocut Seulimum), T Ismail Bitai, Alm Ny Hamidi, dan AD Manua. Ata...
Tari Bines Salah satu tarian suku Gayo (baca; Tarian Gayo) Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tarian ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah. Tari Bines dimainkan oleh wanita dengan cara duduk berbanjar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan - gerakan itu pelan kemudian berangsur - angsur menjadi cepat dan cepat sekali dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Tarian ini masih sering di adakan dalam acara2 adat di tanah Gayo terutama di kab: Gayo Lues. Tari Bines ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dg perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Sejarah Sekilah sejarah tentang asal mula kesenian Tari Bines yang lahir dari see...
Didong merupakan salah satu kesenian masyarakat Gayo yang pertunjukannya memadukan lantunan dan karangan syair yang spontan dan diiringi dengan tepukan tangan dan Kampas. Kesenian ini jika merujuk kepada awal mulanya termasuk dalam 5 kesenian tertua di Dunia. Didong merupakan nyawa bagi masyarakat gayo. Didong sering di pentaskan pada acara - acara tertentu seperti penyambutan orang-orang besar, festival dan pengisi acara di resepsi pernikahan maupun khitanan. sayangnya didong belum terlalu dikenal di luar takengon sebagai tempat asalnya, didong hanya berkembang dimana ia di lahirkan, mungkin faktor minimnya relasi dalam pelestarian budaya menjadi kesulitan tersendiri dalam pengenalannya. harapan kami semoga satu saat pihak terkait bisa membantu mengekspose didong agar lebih dikenal masyarakat indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya sebagai sebuah warisan dunia
Sepotong kayu berukiran bungong (bunga), daun ( suluran) dan putar tali (tambang). Tema motif ini berhubungan dengan lingkungan alam, seperti flora, fauna, awan, bintang, bulan. Ukiran biasanya dipasang pada tangga (reunyeun), dinding (binteh), balok miring pasa bagian kap (indreng), dan jendela (tingkap) pada rumah dan meusanah. Di Mesjid, ukiran biasanya ditempatkan di tiang bagian atas, balok-balok kap (bara), dan mimbar serta pada dinding ruangan antara loteng dan kubah.
Batik Aceh Motif Batik Aceh dodominasi oleh permotifan sulur-suluran bergaya Melayu dan motif khasnya, yaitu "pintu Aceh". Kerajinan rakyat ini mulai berkembang semenjak 2006 dan telah menjadi ciri khas tradisi masyarakat Aceh.
Produk arsitekur anjungan Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam di Taman Shultanah Shafiatuddin, Banda Aceh, yang menggambarkan ciri khas bentuk arsitekural rumah tradisional di Simeulue.
Produk arsitekur anjungan Kabupaten Aceh Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam di Taman Shultanah Shafiatuddin, Banda Aceh, yang menggambarkan ciri khas bentuk arsitekural rumah tradisional di Kabupaten Aceh Nagan Raya. Ajungan ber-arsitektur etnik Kabupaten Aceh Nagan Raya Lokasi: Taman Shafiatuddin, Banda Aceh. Foto: Hokky Situngkir Tanggal: 19 Nopember 2012
Produk arsitekur anjungan Kota Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam di Taman Shultanah Shafiatuddin, Banda Aceh, yang menggambarkan ciri khas bentuk arsitekural rumah tradisional di Kota Sabang.
Produk arsitekur anjungan Kota Lhoksumawe, Nanggroe Aceh Darussalam di Taman Shultanah Shafiatuddin, Banda Aceh, yang menggambarkan ciri khas bentuk arsitekural rumah tradisional di Kota Lhoksumawe.