|
|
|
|
Tari Bines Tanggal 19 Jun 2012 oleh agus deden. Revisi 2 oleh agus deden pada 19 Jun 2012. |
Tari Bines Salah satu tarian suku Gayo (baca; Tarian Gayo) Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah namun kemudian dibawa ke Aceh Timur. Menurut sejarah tarian ini diperkenalkan oleh seorang ulama bernama Syech Saman dalam rangka berdakwah. Tari Bines dimainkan oleh wanita dengan cara duduk berbanjar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan - gerakan itu pelan kemudian berangsur - angsur menjadi cepat dan cepat sekali dan akhirnya berhenti seketika secara serentak. Tarian ini masih sering di adakan dalam acara2 adat di tanah Gayo terutama di kab: Gayo Lues.
Tari Bines ditarikan oleh para wanita dengan cara duduk berjajar sambil menyanyikan syair yang berisikan dakwah atau informasi pembangunan. Para penari melakukan gerakan dg perlahan kemudian berangsur-angsur menjadi cepat dan akhirnya berhenti seketika secara serentak.
Sejarah
Sekilah sejarah tentang asal mula kesenian Tari Bines yang lahir dari seekor gajah putih yang merupakan tunggakan dari seorang Raja Aceh Gayo yang pertama. Seiring berjalannya raja dengan menunggangi gajah tersebut, tiba-tiba gajah putih yang ditunggangi berhenti di tengah jalan, dan akhirnya mengakibatkan jalan itu menjadi terhalang. Lalu untuk membuah gajah itu berjalan kembali, maka dikelompokkan pada muda-mudi yang ada disekitar jalan tersebut untuk mengusir gajah tersebut dengan mengelilinginya sambil menepuk tangan dan bersorak agar gajah tersebut mau pergi. Maka, tepukan tangan para muda-mudi tersebut sambil mengelilingi gajah putih itu menjadi awal dari lahirnya Tari Bines.
Kisah
Bines itu merupakan sebuah kata yang lahir dari bahasa Gayo Lues, yang mana kata Bines ini lahir dari seekor gajah putih, yang dulunya merupakan tunggangan dari seorang Raja Aceh Gayo yang pertama. Suatu hari raja itu ingin sekali pergi berkeliling-keliling keseluruh daerah di Aceh untuk melihat-lihat perkembangan rakyatnya yang ada di Aceh dengan menunggangi gajah putih tersebut. Seiring berjalannya raja dengan menunggangi gajah putih tersebut, tiba-tiba gajah putih yang ditungganginya berhenti ditengah jalan, dan akhirnya mengakibatkan jalan itu menjadi terhalang. Lalu untuk membuat gajah itu berjalan kembali, maka dikumpulkan para muda-mudi yang ada disekitar jalan untuk mengusir gajah tersebut dan mengelilinginya sambil menepuk tangan dan bersorak agar gajah tersebut mau pergi. Maka, tepukan tangan para muda-mudi tersebut sambil mengelilingi gajah putih itu menjadi awal dari lahirnya Tari Bines.
Perkembangan
Adapun perkembangan itu merupakan suatu perluasan dari sesuatu yang akan diteliti dalam metode penulisan ini. Misalnya pada perkembangan Tari Bines yang sudah mulai meluas di daerahnya, dengan perkembangannya yang dulunya Tari Bines ditarikan hanya pada upacara pemotongan padi sekarang dapat dilakukan pada acara apapun, baik itu pada acara perkawinan maupun acara besar lainnya. Tetapi seiring dengan perkembangan zaman Tari Bines ini juga sudah mulai banyak yang mengkreasikannya, sehingga yang tadinya tarian ini merupakan tarian yang baku, tetapi sekarang sudah banyak yang mengkreasikan Tari Bines ini.
Peranan dan Pelestarian Tari Bines
Dalam peran Tari Bines pada masyarakat Gayo Lues tersebut, yang mana Tari Bines disini memiliki suatu unsur budaya yang tidak pernah lesu di kalangan masyarakat Gayo, dan hampir tidak pernah mengalami kemandekan bahkan cenderung berkembang. Selain untuk hiburan dan rekreasi, Tari Bines juga memiliki peran dalam masyarakat Gayo Lues sebagai sarana pendidikan, sekaligus sebagai sarana untuk mempertahankan keseimbangan dan struktur sosial masyarakat.
Dalam pelestarian Tari Bines, yang mana Tari Bines ini, harus lebih dilestarikan dengan menjaganya agar tidak hilang begitu saja, dan tetap selalu berkembang didaerah gayo Lues tersebut. Pada dasarnya Tari Bines ini dulunya termasuk kedalam tari tradisi tetapi setelah perkembangan sudah mulai pesat dan dilestarikan oleh masyarakatnya, Tari Bines kini menjadi tari hiburan yang dapat dinikmati.
http://kebudayaanindonesia.com/tari-bines/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |