Dalam setiap agama dipastikan memiliki hari raya kebesarannya masing-masing. Tak terkecuali dengan umat Hindu yang merupakan mayoritas di Bali. Umat Hindu Bali selalu merayakan Hari Raya Nyepi dalam setiap Tahun Baru Saka. Di hari kebesaran tersebut kebiasaan untuk amati geni dilakukan untuk membersihkan lahir dan bathin dengan melakukan Samadhi atau semedi. Makna Nyepi Asal kata Nyepi ialah sepi, sunyi, dan senyap. Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu yang sudah dimuali sejak tahun 78 Masehi. Di Hari Raya Nyepi ini seluruh Umat Hindu akan melakukan perenungan untuk kembali menjadi manusia yang fitrah, suci lahir dan bathin. Makanya tak heran ketika perayaan Nyepi semua aktifitas yang biasanya dilakukan masyarakat dihentikan, termasuk juga berbagai fasilitas umum. Beberapa upacara Nyepi adalah sebagai berikut; – Upacara Melasti; Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari R...
Tradisi Sembahyang Trisandhya Orang Hindu Bali Indonesia merupakan bangsa multikultural. Selain kebudayaan dan bahasa, keragaman bangsa Indonesia juga tercermin dari kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Sebanyak 6 agama yang telah disahkan secara legal di Indonesia. Dengan Islam sebagai agama mayoritas (±87%). Salah satu agama yang diakui dan tercatat sebagai agama paling tua di Indonesia adalah Hindu. Agama Hindu masuk dan menyebar di Nusantara sekitar awal tahun masehi. Sebagai agama tertua di Indonesia, tentu saja Hindu sangat berpengaruh dalam pembentukan peradaban manusia terutama dalam hal politik. Seperti munculnya kerajaan-kerajaan hindu yang sempat menguasai hampir seluruh wilayah di Nusantara. Meskipun demikian, Hindu bukanlah agama yang banyak dianut di Indonesia saat ini. Menurut U.S Commission On International Religious Freedom pada laporan tahunannya di tahun 2017, kurang dari 2% penduduk Indonesia beragama Hindu dan lebih dari 80% masyarakat Bali merupak...
Nelu Bulanin atau Tiga Bulanan adalah salah satu acara adat yang berasal dari Bali. Nelu Bulanin adalah bagian dari Manuseyatnye, yaitu Upacara Kemanusiaan dari Bali. Acara ini dilakukan saat bayi berumur 105 hari atau kurang lebih 3 bulan dalam hitungan pawukon. Tujuan dari acara ini adalah untuk memohon kepada Dewa di Hyang Kemulan atau merajan agar bayi dijauhkan dari segala keburukan. Upacara ini dilakukan di lingkungan rumah, seperti di halaman rumah. Serangkaian acara ini biasanya juga dilakukan bersamaan dengan 6 bulanan. Upacara ini dipimpin oleh Pandita atau Panindita, yang berarti Pendeta. Urutan acara ini adalah sebagai berikut: Tirtha Panglukatan, yang berarti air untuk menyucikan diri. Air ini dipercikkan ke bayi, agar terbersihkan dari kotoran yang ia bawa saat dilahirkan. Apabila sudah disucikan, maka bayi sudah boleh dibawa ke Pure. Potong rambut bayi. Biasanya jika bayi merupakan laki-laki, maka rambut digundul. Tirt...
Soma Ribek atau Senin ( Soma ) wara Pon wuku Sinta atau hari yang jatuhnya 2 hari setelah Hari Raya Saraswati selalu identik dengan sebutan hari pangan gaya Bali.Alasannya pada saat Soma Ribek , masyarakat Bali disadarkan akan pentingnya pangan dalam kehidupan, mengingat tanpa pangan manusia tidak bisa hidup dan menjalani kehidupannya. Dalam sebuah artikel berjudul “Hari Soma Ribek dan Kutukan Dewi Sri” yang dimuat dalam mantrahindu.com disebutkan bahwa berdasarkan tradisi Bali, cara mensyukuri karunia ibu pertiwi adalah dengan menjaga dan merawat serta menanam segala jenis tanaman sumber kehidupan. Mengingat kegiatan menanam tidak saja memberi sumber kehidupan tetapi juga menyegarkan tanah. Sedangkan dalam swarahindudharma.com disebutkan yang dipuja saat Soma Ribek adalah Sang Hyang Tri Pramana yaitu: Dewi Sri, Bhatara Sadhana dan Dewi Saraswati, dengan menghaturkan upakara di lumbung dan di pulu ( gentong beras ). Banten atau sesaj...
Museum Abirowo (Abirawa) Alamat : Jl. Dr. Wahidin No. 26 Batang Pusaka Abirawa merupakan peninggalan Kanjeng Sunan Raden Sayid Nur Rochmat atau Kanjeng Sunan Sendang. Kanjeng Sunan Sendang adalah Aulia/Wali pada zaman Kasultanan Demak Bintoro di bawah Sultan Trenggono. Beliau berasal dari Desa Sendangduwur, Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Jawa Timur. Kanjeng Sunan Sendang menimba ilmu pada Sunan Drajat. Oleh karena itu, setelah Sunan Drajat meninggal, beliau menggantikan kedudukannya sebagai Dewan Wali atau Wali Songo. Semula Pusaka Abirawa berada di Masjid R Nur Rochmat di Paciran Kabupaten Lamongan. Selanjutnya ditempatkan di Sedayu, Gresik, karena salah satu keturunannya menjadi Bupati di tempat ini. Pusaka Abirawa ini menjadi Pusaka Sedayu , selanjutnya dibawa keturunan Sayid Nur Rochmat yang berada di Pasuruan. Setelah itu terus mengikuti keturunannya yang berada di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Ba...