Ritual
Ritual
Tradisi Bali Sidoarjo, Jawa Timur
Tradisi Trisandhya di Bali

Tradisi Sembahyang Trisandhya Orang Hindu Bali Indonesia merupakan bangsa multikultural. Selain kebudayaan dan bahasa, keragaman bangsa Indonesia juga tercermin dari kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Sebanyak 6 agama yang telah disahkan secara legal di Indonesia. Dengan Islam sebagai agama mayoritas (±87%). Salah satu agama yang diakui dan tercatat sebagai agama paling tua di Indonesia adalah Hindu. Agama Hindu masuk dan menyebar di Nusantara sekitar awal tahun masehi. Sebagai agama tertua di Indonesia, tentu saja Hindu sangat berpengaruh dalam pembentukan peradaban manusia terutama dalam hal politik. Seperti munculnya kerajaan-kerajaan hindu yang sempat menguasai hampir seluruh wilayah di Nusantara. Meskipun demikian, Hindu bukanlah agama yang banyak dianut di Indonesia saat ini. Menurut U.S Commission On International Religious Freedom pada laporan tahunannya di tahun 2017, kurang dari 2% penduduk Indonesia beragama Hindu dan lebih dari 80% masyarakat Bali merupakan penganut agama Hindu. Atau bisa dikatakan, Bali merupakan daerah penyumbang penganut Hindu terbanyak di Indonesia. Masuknya agama Hindu di Nusantara, tidak diterima seperti apa adanya. Tetapi diolah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu seperti bahasa, kepercayaan/religi, kesenian, dan lain sebagainya. Salah satu akulturasi budaya Indonesia Hindu yang paling menonjol adalah dari segi kepercayaan/religi. Agama Hindu yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan Animisme dan Dinamisme. Maka dari itu, agama Hindu yang dianut masyarakat Indonesia berbeda dengan yang dianut masyarakat India. Sebagai bukti, upacara Nyepi tidak dilakukan oleh masyarakat Hindu India tetapi hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Indonesia (Muslimin, 2012, p. 67-68) Selain upacara Nyepi, Trisandhya juga merupakan bagian dari tradisi religi yang hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Indonesia. Trisandhya terdiri dari 2 kata yaitu, tri yang berarti tiga dan sandhya yang berarti sabda, ucapan, dan pikiran. Trisandhya merupakan salah satu bentuk sembahyang dalam Hindu Bali yang dilakukan 3 kali dalam sehari di mana secara etimologis, sembahyang terdiri dari kata sembah yang artinya menyembah dan hyang yang diambil dari Sang Hyang Widi yang berarti Tuhan Semesta Alam. Jadi Trisandhya ini merupakan cara umat Hindu Bali dalam menyembah dan mendekatkan diri ke Tuhan penguasa Alam melalui sabda dan ucapan yang disertai penghayatan dengan merasakan kesempurnaan-Nya dengan penuh tulus keihklasan. Waktu pelaksanaan Trisandhya adalah di waktu pagi, siang, dan sore hari. Trisandhya dilakukan di pagi hari sekitar pukul 6 pagi karena pada waktu ini seseorang masih dalam keadaan satwam atau tenang. Kemudian, Trisandhya dilakukan di siang hari sekitar jam 12 siang saat matahari berada di puncak maksimumnya dengan filosofi untuk menghindarkan diri dari sifat rajas, yaitu sifat yang menghasilkan rasa sombong, egois, dan pemarah. Sedangkan Trisandhya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 6 sore saat matahari tenggelam dengan harapan menghindari sifat tamas yaitu sifat malas dan sulit berpikir. Sarana-sarana yang digunakan di dalam trisandhya yaitu berupa bunga, air, dan dupa yang diletakkan di hadapan kita sebagai wujud penyembahan kepada Tuhan. Bunga yang dipakai haruslah bunga yang sudah jatuh ke tanah, berulat, dan layu yang telah lewat mekarnya. Bunga nantinya akan dicampurkan ke dalam air yang tersedia di mana keduannya merupakan lambang kesucian, ketenangan, dan kedamaian. Sedangkan dupa yang digunakan merupakan simbol Sang Hyang Agni, saksi, dan penghantar sembah kita kepada Sang Hyang Widhi.

Pelaksanaan trisandhya diawali dengan melakukan penyucian dengan menggunakan bunga dan air yang tersedia . Penyucian dilakukan dengan membasuh tangan dengan air. Namun jika tidak tersedia air penyucian dapat dilakukan dengan menggosokkan bunga pada kedua tangan. Setelah membasuh tangan dilanjutkan dengan berkumur jika tersedia air. Setelah itu, jika tersedia dupa pegang dupa yang sudah dinyalakan dengan sikap amusti, yakni tangan dickupkan, kedua ibu jari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan dengan pikiran ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah meakukan penyucian dan sikap badan telah baik, maka dilanjutkan dengan membaca mantram puja trisandhya. Jika memuja sendirian dan tidak hafal keseluruhan 6 bait mantram, maka cukup dengan mengucap mantram yang pertama (mantram gayatri) dengan diulang 3 kali dan dibaca lebih panjang. Adapun mantram trisandhya adalah sebagai berikut. "Om bhur bhvah svah tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat" "Om Narasyana evedam sarvam yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah suddo deva eko Narayano na dvittiyo'sti kascit" "Om tvam sivah tvam mahadevah Isvarah paramesvarah Brahma visnusca rudrasca Purusah parikirtitah" "Om papo'ham papkarmaham Papatma papsasmbhavah Trahi mam pundarikaksa Sabahyabhiyatarah sucih" "Om ksamasva mam mahadeva Sarvaprani hitankara Mam moca sarva papebyah Palayasva sada siva" "Om ksantavyah kayiko dosah Ksantavyo vacika mama
Ksantavyo manaso dosah Tat pramadat ksemasva mam" "Om santih, santih, santih, Om"

Artinya:

Tuhan adalah bhur svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga ia berikan semangat pikiran kita. Ya Tuhan, Narayana adalah semua iniapa yang telah ada dan apa yang aka nada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Prameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba. Ya Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi. Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba. Ya Tuhan, semoga damai, damai, damai selamanya

DAFTAR PUSTAKA Hadir wawancara Muslimin. (2012, Juli-Desember). Akulturasi Agama Hindu di Indonesia. Jurnal Akulturasi Budaya, 7(2), 67-68. Diambil dari: https://media.neliti.com/media/publications/56619-ID-none.pdf U.S Commission On International Religious Freedom. 2017. Annual Report. Diambil dari:http://www.uscirf.gov/sites/default/files/Indonesia.chapter.Bahasa%20Indonesia.translation.pdf Anuar,Khairul.2010.Tri Sandhya Dalam Agama Hindu (Studi Analisa tentang Pelaksanaan dan Manfaatnya). Ribu

OSKMITB2018

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya