×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Asal Daerah

Sidoarjo, Jawa Timur

Tradisi Trisandhya di Bali

Tanggal 14 Aug 2018 oleh OSKM_16018214_Hasanain Arrosyid Alfiansyah.

Tradisi Sembahyang Trisandhya Orang Hindu Bali Indonesia merupakan bangsa multikultural. Selain kebudayaan dan bahasa, keragaman bangsa Indonesia juga tercermin dari kepercayaan yang dianut masyarakatnya. Sebanyak 6 agama yang telah disahkan secara legal di Indonesia. Dengan Islam sebagai agama mayoritas (±87%). Salah satu agama yang diakui dan tercatat sebagai agama paling tua di Indonesia adalah Hindu. Agama Hindu masuk dan menyebar di Nusantara sekitar awal tahun masehi. Sebagai agama tertua di Indonesia, tentu saja Hindu sangat berpengaruh dalam pembentukan peradaban manusia terutama dalam hal politik. Seperti munculnya kerajaan-kerajaan hindu yang sempat menguasai hampir seluruh wilayah di Nusantara. Meskipun demikian, Hindu bukanlah agama yang banyak dianut di Indonesia saat ini. Menurut U.S Commission On International Religious Freedom pada laporan tahunannya di tahun 2017, kurang dari 2% penduduk Indonesia beragama Hindu dan lebih dari 80% masyarakat Bali merupakan penganut agama Hindu. Atau bisa dikatakan, Bali merupakan daerah penyumbang penganut Hindu terbanyak di Indonesia. Masuknya agama Hindu di Nusantara, tidak diterima seperti apa adanya. Tetapi diolah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki masyarakat Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu seperti bahasa, kepercayaan/religi, kesenian, dan lain sebagainya. Salah satu akulturasi budaya Indonesia Hindu yang paling menonjol adalah dari segi kepercayaan/religi. Agama Hindu yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan Animisme dan Dinamisme. Maka dari itu, agama Hindu yang dianut masyarakat Indonesia berbeda dengan yang dianut masyarakat India. Sebagai bukti, upacara Nyepi tidak dilakukan oleh masyarakat Hindu India tetapi hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Indonesia (Muslimin, 2012, p. 67-68) Selain upacara Nyepi, Trisandhya juga merupakan bagian dari tradisi religi yang hanya dilakukan oleh masyarakat Hindu di Indonesia. Trisandhya terdiri dari 2 kata yaitu, tri yang berarti tiga dan sandhya yang berarti sabda, ucapan, dan pikiran. Trisandhya merupakan salah satu bentuk sembahyang dalam Hindu Bali yang dilakukan 3 kali dalam sehari di mana secara etimologis, sembahyang terdiri dari kata sembah yang artinya menyembah dan hyang yang diambil dari Sang Hyang Widi yang berarti Tuhan Semesta Alam. Jadi Trisandhya ini merupakan cara umat Hindu Bali dalam menyembah dan mendekatkan diri ke Tuhan penguasa Alam melalui sabda dan ucapan yang disertai penghayatan dengan merasakan kesempurnaan-Nya dengan penuh tulus keihklasan. Waktu pelaksanaan Trisandhya adalah di waktu pagi, siang, dan sore hari. Trisandhya dilakukan di pagi hari sekitar pukul 6 pagi karena pada waktu ini seseorang masih dalam keadaan satwam atau tenang. Kemudian, Trisandhya dilakukan di siang hari sekitar jam 12 siang saat matahari berada di puncak maksimumnya dengan filosofi untuk menghindarkan diri dari sifat rajas, yaitu sifat yang menghasilkan rasa sombong, egois, dan pemarah. Sedangkan Trisandhya dilakukan pada sore hari sekitar pukul 6 sore saat matahari tenggelam dengan harapan menghindari sifat tamas yaitu sifat malas dan sulit berpikir. Sarana-sarana yang digunakan di dalam trisandhya yaitu berupa bunga, air, dan dupa yang diletakkan di hadapan kita sebagai wujud penyembahan kepada Tuhan. Bunga yang dipakai haruslah bunga yang sudah jatuh ke tanah, berulat, dan layu yang telah lewat mekarnya. Bunga nantinya akan dicampurkan ke dalam air yang tersedia di mana keduannya merupakan lambang kesucian, ketenangan, dan kedamaian. Sedangkan dupa yang digunakan merupakan simbol Sang Hyang Agni, saksi, dan penghantar sembah kita kepada Sang Hyang Widhi.

Pelaksanaan trisandhya diawali dengan melakukan penyucian dengan menggunakan bunga dan air yang tersedia . Penyucian dilakukan dengan membasuh tangan dengan air. Namun jika tidak tersedia air penyucian dapat dilakukan dengan menggosokkan bunga pada kedua tangan. Setelah membasuh tangan dilanjutkan dengan berkumur jika tersedia air. Setelah itu, jika tersedia dupa pegang dupa yang sudah dinyalakan dengan sikap amusti, yakni tangan dickupkan, kedua ibu jari menjepit pangkal dupa yang ditekan oleh telunjuk tangan kanan dengan pikiran ditujukan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah meakukan penyucian dan sikap badan telah baik, maka dilanjutkan dengan membaca mantram puja trisandhya. Jika memuja sendirian dan tidak hafal keseluruhan 6 bait mantram, maka cukup dengan mengucap mantram yang pertama (mantram gayatri) dengan diulang 3 kali dan dibaca lebih panjang. Adapun mantram trisandhya adalah sebagai berikut. "Om bhur bhvah svah tat savitur varenyam bhargo devasya dhimahi dhiyo yo nah pracodayat" "Om Narasyana evedam sarvam yad bhutam yac ca bhavyam
niskalanko niranjano nirvikalpo nirakhyatah suddo deva eko Narayano na dvittiyo'sti kascit" "Om tvam sivah tvam mahadevah Isvarah paramesvarah Brahma visnusca rudrasca Purusah parikirtitah" "Om papo'ham papkarmaham Papatma papsasmbhavah Trahi mam pundarikaksa Sabahyabhiyatarah sucih" "Om ksamasva mam mahadeva Sarvaprani hitankara Mam moca sarva papebyah Palayasva sada siva" "Om ksantavyah kayiko dosah Ksantavyo vacika mama
Ksantavyo manaso dosah Tat pramadat ksemasva mam" "Om santih, santih, santih, Om"

Artinya:

Tuhan adalah bhur svah. Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Hyang Widhi, Semoga ia berikan semangat pikiran kita. Ya Tuhan, Narayana adalah semua iniapa yang telah ada dan apa yang aka nada, bebas dari noda, bebas dari kotoran, bebas dari perubahan tak dapat digambarkan, sucilah dewa Narayana, Ia hanya satu tidak ada yang kedua Ya Tuhan, Engkau dipanggil Siwa, Mahadewa, Iswara, Prameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa Ya Tuhan, hamba ini papa, perbuatan hamba papa, diri hamba ini papa, kelahiran hamba papa, lindungilah hamba Hyang Widhi, sucikanlah jiwa dan raga hamba. Ya Tuhan, ampunilah hamba Hyang Widhi, yang memberikan keselamatan kepada semua makhluk, bebaskanlah hamba dari segala dosa, lindungilah hamba oh Hyang Widhi. Ya Tuhan, ampunilah dosa anggota badan hamba, ampunilah dosa hamba, ampunilah dosa pikiran hamba, ampunilah hamba dari kelahiran hamba. Ya Tuhan, semoga damai, damai, damai selamanya

DAFTAR PUSTAKA Hadir wawancara Muslimin. (2012, Juli-Desember). Akulturasi Agama Hindu di Indonesia. Jurnal Akulturasi Budaya, 7(2), 67-68. Diambil dari: https://media.neliti.com/media/publications/56619-ID-none.pdf U.S Commission On International Religious Freedom. 2017. Annual Report. Diambil dari:http://www.uscirf.gov/sites/default/files/Indonesia.chapter.Bahasa%20Indonesia.translation.pdf Anuar,Khairul.2010.Tri Sandhya Dalam Agama Hindu (Studi Analisa tentang Pelaksanaan dan Manfaatnya). Ribu

OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...