Babi Guling (di Bali disebut be guling) adalah sejenis makanan yang terbuat dari anak babi betina atau jantan yang perutnya diisikan dengan bumbu dan sayuran seperti daun ketela pohon dan lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang dengan ditandai dengan perubahan warna kulit menjadi kecoklatan dan renyah. Awalnya babi guling pada mulanya digunakan untuk sajian pada upacara baik upacara adat maupun upacara keagamaan, namun saat ini babi guling telah dijual sebagai hidangan baik di warung-warung, rumah makan, bahkan hotel-hotel tertentu di daerah Bali. Nama babi guling untuk daerah Bali lebih dikenal dengan be guling. Sebetulnya be guling dapat dibuat dari jenis daging lainnya seperti itik dan ayam. Babi guling yang paling terkenal berasal dari kabupaten Gianyar.
deskripsi Sendratari Calonarang adalah salah satu kesenian Bali yang termasuk dalam katagori kesenian untuk kepentingan ritual yang sakral (wali) tentu saja tidak setiap saat dipentaskan, biasanya pada saat-saat tertentu saja sebagai sarana untuk "melukat" (membersihkan desa). Desa adat Kuta, setiap tahunnya selalu mengadakan pertunjukan ini menjelang odalan pura dalem desa tersebut. untuk wilayah Desa Adat Kuta, kegiatan ini dimulai dari setra adat (kuburan umum) yang letaknya dekat hotel Paradiso dan puncaknya diselenggarakan di depan/pertigaan pasar Kuta. Dramatari ritual magis yang melakonkan kisah-kisah yang berkaitan dengan ilmu sihir, ilmu hitam maupun ilmu putih, dikenal dengan Pangiwa / Pangleyakan dan Panengen. Lakon-lakon yang ditampilkan pada umumnya berakar dari cerita Calonarang, sebuah cerita semi sejarah dari zaman pemerintahan raja Airlangga di Kahuripan (Jawa timur) pada abad ke IX. Karena pada beberapa bagian dari pertunjukannya menampilkan adegan adu...
Drama Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang masih relatif muda usianya yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur-unsur drama modern (non tradisional Bali) dengan unsur-unsur kesenian tradisional Bali. Dalam banyak hal Drama Gong merupakan pencampuran dari unsur-unsur teater modern (Barat) dengan teater tradisional (Bali). Nama Drama Gong diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan Gong (Gong Kebyar). Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar). Diakui oleh penciptanya bahwa Drama Gong yang diciptakan dengan memadukan unsur-unsur drama tari tradisional Bali seperti Sendratari, Arja, Prembon dan Sandiwara dimaksudkan sebagai sebuah prembon (seni campuran) modern. Unsur-unsur teater modern yang dikawinkan dalam Drama Gong antara lain : * tata dekorasi * penggunaan sound efect * akting * tata busana...
Kontributor you tube: arhend & tewana55 Tari Kecak ialah pertunjukan seni khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-an dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Namun demikian, Kecak berasal dari ritual Sanghyang, yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-harapannya kepada masyarakat. Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rhama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Lagu tari Kecak diambil dari ritual tarian Sanghyang. Sela...
Deskripsi: Tari ini relatif baru di masyarakat bali. Ia dibuat tahun 1993 oleh Swasthi Widjaya Bandem dan musiknya ditulis oleh I Nyoman Windha. Seperti tari pendet, taro omo diperuntukan untuk menyambut tamu. Pemuat di Youtube: elibris
Asal-usul Timbulnya Barong Barong merupakan penjelmaan dari Banaspati Raja, salah satu bagian dari Kanda Empat Bhuta. Dari keempat bhuta kala ini, Banaspati Raja menjadi rajanya dari seluruh bhuta kala. Kanda Empat Bhuta itu meliputi Banaspati Raja, Anggapati, Mrajapati dan Banaspati. Keempat ini mempunyai tempat, bentuk dan arah tersendiri yaitu: Banaspati Raja bertempat pada pohon besar, bentuknya berupa setan, jin dengan tempat atau arah di utara. Anggapati bertempat pada tubuh manusia dan binatang, bentuknya berupa bhuta kala yang bersifat nafsu dan arahnya di timur. Mrajapati bertempat di kuburan dan perapatan desa, bentuknya berupa bhuta kala dengan arah di selatan. Banaspati bertempat di sungai, batu besar, dan tegalan dengan bentuk setan dengan arah di barat. Tapel (Topeng) Barong Bahan tapel barong diambi dari kuburan. Barong dikeramatkan merupakan perwujudan dari kekuatan yang ada di kuburan. Alam konsep dualistis, kuburan t...
Deskripsi : Tari kreasi baru adalah tarian yang tetap bersumber dari seni tradisi yang mampu menggambarkan keindahan laut, sekaligus menjadi sumber mata pencaharian masyarakat, sehingga laut Bali selalu menarik. Kontributor Youtube : KyotoSurabaya
Deskripsi : Tari Rejang Banjar Bedil adalah tarian yang digunakan oleh masyarakat Bali untuk menjauhi roh jahat dan penyakit. Tarian ini sangat sederhana, penarinya adalah perempuan dari segala usia. Kontributor Youtube : GiriKedaton
Diceritakan dahulu kala di langit ada 2 buah bulan yang menerangi dunia ini. Pada suatu hari salah satu bulan tersebut jatuh ke bumi, tepatnya di sebuah desa yang bernama Desa Pejeng. Di desa tersebut bulan tidak jatuh ketengah melainkan tersangkut diatas sebuah pohon besar (kira-kira seperti pohon beringin). Karena jatuhnya bulan tersebut, masyarakat pejeng menjadi panik karena mendapatkan sebuah kejadian besar dan tidak diduga-duga. Akibat bulan tersebut juga, keadaan alam Pejeng menjadi terang-benderang, bahkan tidak pernah ada malam dengan kata lain situasi desa Pejeng siang terus. Setelah sekian lama Kedaan Pejeng terang menderang, hal ini sangat tidak dikehendaki oleh para orang yang memilki niat buruk, khususnya para pencuri/maling. Para maling ini tidak bisa menjalankan misinya di tengah keadaan yang terang, karena mereka biasanya beraksi pada situasi yang gelap supaya tidak diketahui oleh masyarakat. Akhirnya para maling mengadakan suatu pertemuan di sebuah tempat untuk menga...