Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bali Desa Pejeng
Bulan Pejeng
- 28 Januari 2012 - direvisi ke 2 oleh hokky saavedra pada 28 Januari 2012
Diceritakan dahulu kala di langit ada 2 buah bulan yang menerangi dunia ini. Pada suatu hari salah satu bulan tersebut jatuh ke bumi, tepatnya di sebuah desa yang bernama Desa Pejeng. Di desa tersebut bulan tidak jatuh ketengah melainkan tersangkut diatas sebuah pohon besar (kira-kira seperti pohon beringin). Karena jatuhnya bulan tersebut, masyarakat pejeng menjadi panik karena mendapatkan sebuah kejadian besar dan tidak diduga-duga. Akibat bulan tersebut juga, keadaan alam Pejeng menjadi terang-benderang, bahkan tidak pernah ada malam dengan kata lain situasi desa Pejeng siang terus.

Setelah sekian lama Kedaan Pejeng terang menderang, hal ini sangat tidak dikehendaki oleh para orang yang memilki niat buruk, khususnya para pencuri/maling. Para maling ini tidak bisa menjalankan misinya di tengah keadaan yang terang, karena mereka biasanya beraksi pada situasi yang gelap supaya tidak diketahui oleh masyarakat. Akhirnya para maling mengadakan suatu pertemuan di sebuah tempat untuk mengatasi masalah tersebut (situasi yang terang), mereka pun mendapatkan sebuah solusi yang cukup unik, yaitu berniat untuk mengencingi bulan tersebut. Mungkin hal ini dilakukan karena mereka beranggapan bahwa bulan yang bersinar terang tersebut adalah benda yang suci sehingga jika dikotori/dinodai maka kesuciannya akan hilang dan otomatis cahayanya pun akan padam. Untuk menjalani aksinya tersebut maka ditunjuklah salah seorang maling yang dinilai memilki kemampuan serta keberanian yang cukup tinggi. Singkat cerita pada keesokan harinya maling yang ditunjuk tersebut menjalani rencana yang sudah dipersiapkan matang-matang, dia langsung naik ke pohon besar tempat bulan tersebut. Sesudah diatas pohon dia tidak tinggal diam lagi dan langsung mengencingi bulan tersebut. Apa yang terjadi?, ternyata hal yang diinginkan benar terjadi yaitu bulan itu padam dan tidak mengeluarkan sinar lagi, dan pada pinggiran bulan tersebut menjadi sedikit pecah akibat tetesan air kencing si maling (pecahan ini sampai sekarang masih ada pada nekara yang dianggap bulan) dan simaling yang mengencinginya langsung mati.

Peristiwa padamnya bulan tersebut kembali menggegerkan masyarakat desa Pejeng, dimana mereka merasa sanagat terkejut karena bulan yang sebelumnya bersinar terang menjadi redup. Masyarakat lalu menyelidiki apa penyebab kejadian ini. Selanjutnya mereka menyilidikanya keatas pohon tempat bual itu berada, ternyata diatas pohon tersebut mereka menemukan sebuah mayat seorang laki-laki yang memang banyak yang mengenal kalau dia adalah seorang yang sering mencuri dirumah warga tetapi sangat sulit ditangkap. Setelah beberapa lama diselidiki, ada seoarang warga yang melihat bahwa sebelum bulan itu redup ada seseoarang yang mengencinginya dan langsung mati, tetapi warga yang melihat kejadian ini pada saat itu takut untuk melaporkan hal ia lihat, karena takut akan dibunuh oleh teman si pencuri yang mengencingi bulan tersebut.

Setelah kejadian redupnya bulan tersebut keadaaan desa pejeng menjadi normal kembali, dimana siang dan malam tetap ada sebagaimana biasanya. Tetapi bulan yang jatuh dari langit tersebut masih ada diatas pohon besar, dan setelah sekian lama para warag berinisiatif mengupacarai bulan yang redup tersebut, karean diduga merupakan sebuah benda yang memilki kekuatan magis. Setelah selesai diupacarai, bulan tersebut dibuatkan sebuah pelinggih. Setelah selesainya pelinggih, bulan tersebut langsung dipindahkan tetapi pada saat pemindahannya mengalami sebuah kesulitan, yaitu bulan yang ukurannya cukup besar itu sangat sulit dipindahkan dengan tenaga manusia. Sehingga masyarakat pejeng meminta bantuan orang pintar (memilki ilmu kebatianan), untuk memberikan sebuah solusi, dan ia menyuruh mengguanakan benang tri-datu (benang tiga warna ; hitam, merah putih, yamg menurut kepercayaan orang bali meilki suatu kekuatan magis yang tinggi) untuk memindahkannya. Hal yang disuruh orang pintar tersebut akhirnya dilaksanakan dan masyarakat membuat benang tridatu yang ukurannya panjang, dan langsung mengikatnya pada bulan tersebut dan langsung dipindahkan dengan mudah ke pelinggih yang dibuat. Kemudian atas kesepakatan masyarakat pejeng dan petunjuk dari orang pintar maka bulan yang telah diletakan di pelinggih tersebut harus diupacarai dan disembah oleh masyarakat, karena merupakan anugrah dari ida sang hyang widhi wasa.

Demikianlah cerita dari bulan yang ada di Pura Penataran Sasih yang ada di pejeng yang sampai saat ini masih dipuja dan di upacarai oleh masyarakat setempat. Tetapi setelah beberapa ahli kepurbakalaan melakuakn suatu penelitian terhadap bulan tersebut, ternyata itulah bukanlah bulan yang dipercaya oleh masyarakat jatuh dari langit, melainkan sebuah "Nekara" peninggalan dari zaman prasejarah yaitu pada zaman logam/perunggu. Menurut para ahli nekara ini pada dulunya digunakan sebagi alat untuk mendatangkan hujan, genderang perang, serta sebagai tanda kebesaran sebuah kerajaan, dsb. Walaupun demikian cerita tentang bulan pejeng ini masih tetap ada sampai sekarang dan masih ada masyarakat yang percaya bahwa benda yang ada di pura Penataran Sasih tersebut adalah bulan yang memang jatuh dari langit.

Sumber: WeBlog Paket Bali Murah

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya