Behempas bantal merupakan salah satu jenis olahraga tradisional Kutai yang masih eksis hingga sekarang. Olahraga ini diminati berbagai kalangan, baik pria maupun wanita. Tak hanya kalangan remaja dari usia sekolah, bahkan kaum ibu di Kutai pun menyukai ajang adu ketangkasan ini. Mereka mendadak berubah menjadi petarung tangguh di atas sebatang kayu yang menjadi arena pertarungan. Secara harfiah, “behempas bantal” dapat diartikan sebagai memukul lawan hingga jatuh dengan menggunakan bantal. Sesuai namanya, senjata utama yang digunakan para petarung dadakan ini adalah bantal panjang seberat kurang lebih 1-2 kilogram. Olahraga ini dimainkan satu lawan satu. Setiap pemain menggunakan salah satu tangan untuk memegang bantal. Satu tangan yang lainnya tidak boleh digunakan dan harus diletakkan di bagian belakang tubuh. Dalam setiap pertandingan, pemain dari dua kubu akan saling bertemu di atas sebatang kayu dengan posisi duduk berhadapan. Kayu yang digunakan kura...
Gasing sendiri merupakan salah satu khasanah permainan tradisional anak-anak Nusantara yang layak untuk dilestarikan, namun sangat disayangkan permainan gasing tradisional ini pada masa sekarang cenderung terlupakan dan tergantikan oleh beragam jenis permainan produk asing. Padahal permainan gasing tradisional pada masa lalu tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Sunda, Jawa, Bali, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB, Kalimantan hingga Papua. Gasing sendiri adalah benda yang dibuat sedemikian rupa dari bahan kayu atau bambu dengan cara memainkannya yang harus diputar menggunakan seutas tali. Bentuk gasing sendiri cukup banyak dan setiap daerah juga memiliki beberapa bentuk Gasing, jika di Jawa memiliki gasing dengan delapan bentuk, sedangkan di Toraja, Sulawesi Selatan mengenal gasing dalam 32 bentuk. Sementara di Kalimantan khususnya Kalteng dalam permainan gasing tradisional atau Bagasing mengenal Gasing dalam dua varian bentuk yakni Gasing Pantau dan Gasing...
Isutan Jarat adalah nama permainan tradisional yang berkembang di daerah Kalimantan Selatan. Asal katanya dari isutan dan jarat , kata isutan ini mungkin dari peralihan kata ‘usutan’ yang berarti ‘mencari’. Sedangkan ‘jarat’ adalah istilah orang Banjar untuk tali yang ujungnya bersimpul untuk menjebak atau mengikat (seperti tali lasso di Amerika). Jadi isutan jarat maksudnya mencari tali yang bajarat (memiliki jerat). Pada permainan ini tiap pemain berusaha mencari jarat pemain lainnya yang disembunyikan di dalam pasir dengan cara menusukkan bilah lidi/kayu/bambu. Permainan ini sebenarnya menebak letak jarat yang ada di dalam pasir. Lokasi permainan ini biasanya di pinggir sungai saat air surut atau di halaman rumah yang banyak pasirnya. Permainan isutan jarat tidak ada kaitan dengan jenis upacara atau peristiwa tertentu. Waktu permainan bebas bisa dimainkan kapan saja kalau di kampung anak-anak akan memainkannya...
Batewah merupakan istilah yang sering dipakai anak-anak di daerah Marabahan dan Banjarmasin. Entah mengapa anak-anak menamai permainan ini dengan nama Batewah. Menurut perkiraan, nama batewah ini diambil dari kata ‘Tiwah’. Tiwah adalah upacara yang dilakukan oleh penganut agama Kaharingan di pedalaman Kalimantan. Upacara Tiwah ini untuk mengantarkan arwah kerabat yang sudah meninggal ke surga. Perkiraan kata tewah berasal dari tiwah didasari pada adanya kesamaan bentuk permainan ini dengan salah satu bagian upacara. Pada upacara Tiwah, keluarga yang melaksanakan upacara membeli seekor kerbau besar atau sapi untuk dijadikan kurban. Selama upacara berlangsung, kurban tadi diikat pada tongkat kayu dan seluruh keluarga yang ikut mengelilinginya. Masing-masing anggota keluarga memegang tombak, kemudian melemparkannya ke kurban terus menerus sampai kurban tidak berdaya lagi. Setelah itu baru disembelih untuk dimakan bersama. Dalam permainan Batewah, sasaran yang dituju bu...
Sejarah Permainan Traditional Egrang - Egrang adalah alat permainan tradisional yang terbuat dari 2 batang bambu dengan ukuran selengan orang dewasa, sedangkan untuk tumpuan bawah bambunya agak besar. Permainan ini sudah tidak asing lagi, mekipun di berbagai daerah di kenal dengan nama yang berbeda beda. saat ini juga sudah mulai sulit di temukan, baik di desa maupun di kota, Permainan Egrang sendiri sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan permainan yang membutuhkan ketrampilan dan keseimbangan tubuh. . Egrang adalah permainan tradisional Indonesia yang belum diketahui secara pasti dari mana asalnya, tetapi dapat dijumpai di berbagai daerah dengan nama berbeda-beda seperti: sebagian wilayah Sumatera Barat dengan nama Tengkak-tengkak dari kata Tengkak (pincang), Ingkau yang dalam bahasa Bengkulu berarti sepatu bambu dan di Jawa Tengah dengan nama Jangkungan yang berasal dari nama burung berkak...
Butuh nyali yang besar dan fisik yang kuat bagi pemuda setempat untuk bermain Bahempas. Permainan adat asli Kalimantan Timur ini membutuhkan tongkat dan tameng anyaman yang terbuat dari rotan untuk masing-masing pemainnya. Permainan olah raga Bahempas dilakukan oleh dua orang lelaki yang saling berhadapan lengkap dengan atributnya. Permainan akan berlangsung selama dua menit dan saat permainan dimulai, mereka akan saling memukul lawan. Ketangkasan mengayunkan dan menangkis pukulan menjadi bekal utama bagi pemainnya. Ada bagian-bagian yang harus dilindungi saat permainan ini berlangsung, yaitu lengan dan kepala. Lengan akan dibungkus dengan sarung, sedangkan kepala akan diikatkan dengan kain. Namun pemainnya sendiri harus bertelanjang dada. Pemain yang paling banyak mendaratkan pukulan pada tubuh lawan akan menjadi pemenangnya. Bukan tanpa sejarah permanan adat ini tercipta. Awalnya, leluhur Dayak Tunjung Benuaq memiliki tradisi mengayau, yakni mencari dan memenggal kepala manusia....
Gasing Pelacau dan Gasing Belanai Anak-anak Nusantara cukup mengenal permainan Gasing. Temasuk anak-anak yang tinggal di Dusun Kuntap, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Cara mainnya relatif sama: tali tambang yang cukup panjang akan dililitkan ke tubuh gasing, kemudian gasing akan dibanting ke tanah bersamaan dengan dilepasnya lilitan tali. Gasing yang berputar lama menjadi kepuasan tersendiri bagi yang memainkannya. Di dusun ini, gasing bisa berputar tidak hanya pada bagian kakinya. Jika dibalik, bagian kepala gasing juga bisa menjadi titik tumpu untuk gasing berputar. Ada dua jenis gasing yang dimainkan di daerah ini, yakni gasing Pelacau dan gasing Belanai. Keduanya dibedakan dari bentuk fisiknya. Gasing Pelacau berbentuk pipih dan terbuat dari kayu Bangris. Sedangkan gasing Belanai, tubuhnya berbentuk lebih bulat dan berbahan dari kayu Ulin. Karena bentuknya lebih gemuk, gasing Belanai berbobot lebih berat ketimbang gasing Pelacau. Sumber : travel....
Hanya dengan berbekal karet dan dua kayu kecil sepanjang 10 sentimeter, anak-anak bisa memainkan permainan bernama Kete’ Karet, yang artinya menjepret karet. Memainkannnya cukup sederhana. Masing-masing pemain harus menembakkan dengan cara menjepretkan karet ke arah sasaran. Sasarannya adalah dua kayu kecil yang ditancapkan ke tanah. Di antara keduanya akan dibentangkan seutas karet dan di atas bentangan karet tersebut disusunkan karet-karet lainnya. Pemain harus menembak dengan senjata penjepret yang disebut Undas. Jika untaian karet yang digunakann untuk menjepret terdiri dari banyak untaian, disebut dengan Undas Besar. Sementara Undas Kecil hanya terdiri dari satu karet saja. Pemain yang berhasil menembakkan undas ke arah sasaran dan mampu menjatuhkan karet, berhak mendapatkannya. Jika karet-karet yang jatuh ke tanah masih bersentuhan dengan karet-karet di bentangan karet – disebut nyetrum –, maka si penjepret berhak atas karet-karet yang jatuh ters...
Pindah Bintang adalah sebuah permainan tradisional dari Kalimantan Timur. Permainan yang biasanya dimainkan oleh anak-anak, remaja, dan bahkan dewasa ini, diperkirakan dibawa ke tanah Melayu pada Masa Kolonial. Permainan Pindah Bintang terinspirasi dari bintang-bintang dilangit yang berkelap kelip, seakan-akan bintang itu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Para pemain yang memainkan Pindah Bintang akan menirukan gerak bintang dengan melompat-lompat dan berlari dari satu ruang menuju ruang lainnya. Pada permainan Pindah Bintang ini tidak perlu menggunakan alat-alat tetapi hanya sebuah lingkaran yang digambar pada lantai atau tanah. Dalam permainan ini siapa pun bisa ikut bermain dan tidak terbatas pemainnya. Permainan pindah bintang juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin. Kaitan permainan ini berkaitan dengan pembelajaran PJOK yang mengandalkan kekuatan fisik seperti berlari, sesuai dengan KD yang diacu adalah memahami konsep variasi dan kombinasi ger...