Di kabupaten Subang ditemukan kolécér yang panjangnya mencapai 6-8 meter dan di daerah ini pada musim angin, hampir semua orang memasang kolécér bahkan banyak tempat yang dinamakan pasir kolécér yaitu bukit tempat kolécér itu di mainkan. Di wilayah ini pula ada kolécér yang merupakan warisan turun- temurun. Para penduduk yang kerja di luar wilayah biasanya pada saat musim angin pulang dahulu untuk memasang kolécér. Unsur rekreasi yang didapat dari kolécér adalah suara yang dihasilkan dari gerak kolécér tersebut. Dalam istilah sunda “nyeguk” tekanan angin yang kuat memutarkan kolécér tersebut sampai melengkung ke belakang dan ketika angin melemah gerakan kolécér kembali tersentak ke depan dan berbunyi “wuuk” suara yang dihasilkan itu yang menjadi kebanggaan pemiliknya. Semakin keras suara yang dihasilkan semaki...
Benhur (Delman) merupakan salah satu alat transportasi tradisional yang ada di Bima. Alat transportasi ini menggunakan kuda sebagai sumber tenaganya dengan dua roda di bagian belakang yang menggunakan roda mobil atau roda karet, rangka badannya terbuat dari kayu dan di beri atap tarpal yang telah dikencangkan. Hal itu untuk melindungi penumpang dari panas dan hujan. Dari segi bentuk, Benhur tidak begitu jauh berbeda dengan delman yang ada di Lombok (Cidomo) atau di Pulau Jawa pada umumnya. Hanya saja, Benhur lebih sederhana desainnya. Menurut beberapa literatur, Benhur sendiri berkembang sebagai alat tarnsportasi angkutan manusia sejak era 60 an hingga kini masih digunakan sebagian masyarakat Bima. Benhur digunakan sebagai trasnportasi ke pasar, sekolah, bahkan untuk pergi ke acara pernikahan dan pesta lainnya. Namun demikian, Benhur yang kala itu menjadi andalan transportasi warga kini nasibnya mulai tersingkir den...
Asal-usul Calung Dalengket yang ada di Kecamatan Lemah Abang Kabupaten Bekasi berasal dari sejenis permainan anak-anak gembala. Permainan ini di mainkan setiap habis panen dengan mengambil tempat di sawah atau di tegalan (ladang). Permainan ini biasanya di ikuti oleh tua dan muda, laki-laki dan perempuan serta bersifat lomba dengan ketentuan yang paling banyak penontonnya itulah sebagai pemenang. Lamanya pertandingan tidak ada ketentuan yang, bergantung banyaknya penonton. Karena permainan ini tidak mempergunakan wasit, sehingga sering kali menimbulkan keributan di antara pesertanya. Yang di anggap sebagai tokoh penggarap dalam permainan ini adalah Bapak Amat dan Bapak Endang. Bentuk pertunjukkan di dukung oleh beberapa pemain di antaranya: - 1 orang pemain sebagai juru Suling Toleat - 1 orang pemain sebagai juru Komlat (Saron) - 1 orang pemain sebagai juru Kedemung - 1 orang pemain sebaga...
Boy-boyan merupakan permainan tradisional yang berasal dari provinsi Jawa Barat khususnya di daerah Sunda. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki. Tentu saja bukan dikhususkan untuk anak laki-laki, anak perempuan juga bisa bermain boy-boyan. Sebenarnya, permainan ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Misalnya, di daerah Pati, Jawa Tengah, permainan ini dikenal dengan nama Gaprek Kempung. Di daerah Sunda, ada yang menyebutnya boy-boyan, ada juga yang menyebutnya Bebencaran. Dan di beberapa daerah lainnya permainan ini disebut Gebokan, karena katanya suara yang biasa ditimbulkan apabila bola karet yangdigunakan dalam permainan mengenai anggota badan dari pemain akan menimbulkansuara “Gebok”. Walaupun memiliki sebutan yang berbeda-beda, pada intinya permainan boy- boyan ini adalah sama. Permainan tradisional dari Jawa Barat ini memadukan kerja motorik anak dan juga mengasah kemampuan membuat strategi. Boy-boyan sendiri b...
Anak-anak yang lahir tahun 1970-1999an pasti ingat dengan permainan ini. Benthik; permaian ini menggunakan kayu yang berukuran 15 cm dan 50 cm dengan diameter sama. Pertama-tama melubangi tanah berbentuk segitiga sama kaki dengan kedalaman 10 cm. Kemudian membuat daerah didepan segitiga sama kaki untuk peristirahatan dengan jarak 8 m. Permainan ini dilakukan dengan cara beregu atau individu dan “hompimpa” dahulu. Jika dilakukan beregu, bisa jadi satu regu (kelompok) terdiri dari 3 atau 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, bergantian yang jaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya di...
Patekong ialah salah satu permainan tradisional dari Banten. Permainan ini pesertanya tidak terbatas, semakin banyak peserta permainan semakin menyenangkan. Anak-anak sering memainkan permainan ini disore hari. Sistem permainan ini dimulai dengan anak-anak ‘hompimpa’ terlebih dahulu; anak yang kalah dalam ‘hompimpa’ ini ialah yang harus menjaga bola atau ditengah lapangan. Lalu salah satu dari anak yang lain menendang bola itu sejauh mungkin, peserta anak-anak yang lain berlarian mencari tempat untuk bersembunyi sedangkan anak yang jaga mengejar bola dan menempatkan kembali ke tempat awal. Ketika anak yang jaga melihat temannya yang bersembunyi, anak yang jaga akan melingkari bola dengan kakinya dan berteriak “Udin patekong!” sesuai dengan nama teman yang dia lihat. Lalu Udin akan muncul dari tempat persembunyiannya kemudian duduk disekitaran bola, sedangkan anak yang jaga akan mencari anak yang lainnya. Jika ada teman yang belum di’pa...
Damuan (baca: Tiup-an) adalah permainan anak-anak dari daerah Cilacap, Jawa Tengah. Permainan ini menggunakan karet gelang sebagai bahan yang akan ditiup. Pertama-tama membuat lingkaran berbentuk wajah bulat dengan dua telinga disisi wajah pada lantai yang dilapisi semen atau lantai biasa. Kemudian membuat garis awal atau start lurus dengan gambar wajah. Setiap anak iuran 5 atau lebih karet gelang sesuai kesepakatan mereka, lalu dikumpulkan menjadi satu. Anak yang mendapat giliran pertama akan memegang karet yang sudah dikumpulkan, kemudian berdiri dibelakang garis awal atau start lalu melemparkan karet gelang ke arah gambar wajah. Karet gelang yang masuk kedalam gambar wajah dan telinga itu menjadi hak milik anak yang melempar tadi, dia simpan karet tersebut lalu melanjutkan permainan dengan cara mendamu (baca: meniup) karet gelang supaya masuk ke dalam gambar wajah tersebut. Jika karet gelang masuk, maka karet gelang itu menjadi miliknya. Setiap anak memiliki satu kesempatan...
Pletokan adalah permainan tradisional yang berasal dari Jakarta. Permainan yang satu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak laki-laki, karena dengan permainan ini mereka akan merasakan serunya peperangan, dalam permainan ini juga mengajarkan arti pentingnya strategi dan kerjasama kelompok. Nama pletokan diambil dari bunyi yang dihasilkan oleh bambu dengan ukuran 30- 40 cm dan diameter ½ cm – 2 cm. Permainan ini mencerminkan peperangan, zaman dahulu yang belum menggunakan senjata modern seperti pistol. Permainan ini mengajarkan bahwa pentingnya, bekerja sama dan mengatur strategi untuk memenangkan pertandingan. Cara Bermain: Buatlah dua kelompok dan carilah tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi dan menembak. Peluru terbuat dari kertas yang di basahi dan dibuat bulat lalu di masukan ke lubang bambu. Pemain memiliki tiga kali kesempatan, jika sudah terkena tembakan selama tiga kali maka akan gugur. Ronde berlangsung 2 kali, jik...
ENDOG - ENDOGAN Engog-endogan merupakan permainan tradisional yang terkenal di jawa barat. Permainan sunda ini dimainkan dengan lagu dan tangan sebagai media bermainnya ini. cara memainkannya yaitu tangan ditumpuk mengepal menyerupai telur, kemudian pemain yang minimal terdiri 2 orang bernyanyi bersama dengan syair : Endog – endogan peupeus hiji pre. Endog – endogan peupeus hiji pre. Endog – endogan peupeus hiji pre. Endog – endogan peupeus hiji pre. Ketika sampai di syair “pree” tangan yang tadinya dikepal di tembrakan dari yang paling bawah, setelah semua tangan tidak ada yang mengepal, kemudian anak-anak melanjutkan nyanyian lagi dengan syair : “Goleang-goleang mata sapi Bolotot. “ Biasanya anak-anak menanyikan lirik terakhir sambil memegang dan membelalakan matanya.