Polewali-Mandar adalah sebuah daerah yang tergabung dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Di masa lalu, di daerah yang terletak di pesisir utara Sulawesi Selatan ini pernah berdiri sebuah kerajaan yang bernama Pitu Baba Binaga. Saharudin (1977), menyebutkan bahwa kerajaan ini ketika berperang dengan kerajaan lainnya selalu mengusung panji-panji (bendera) yang harus dibela mati-matian oleh para jowak-nya (prajuritnya). Tradisi inilah yang kemudian melahirkan suatu permainan yang disebut sebagai makbenteng. Makbenteng itu sendiri adalah bahasa setempat yang merupakan gabungan atas dua kata, yaitu “mak” yang berarti “tiang” dan “benteng” yang berarti “tempat pertahanan”. Dengan demikian, makbenteng dapat diartikan sebagai usaha mempertahankan benteng. Pada masa lalu, permainan yang intinya adalah mempertahankan benteng ini hanya diselenggakan oleh dan untuk kerajaan. Artinya, hanya para remaja bangsawanlah yan...
Luwu merupakan salah satu kabupaten yang terdapat dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Masyarakatnya adalah pendukung budaya Bugis-Makassar. Dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Bugis dengan dialek Luwu (Melalatoa, 1995:184). Di daerah ini ada sebuah permainan yang disebut sebagai makkatto. Makkatto itu sendiri sebenarnya merupakan kata jadian yang berasal dari kata “ma” yang berarti “melakukan sesuatu” dan “katto” yang berarti “kentongan”. Dengan demikian, makkatto dapat diartikan sebagai “melakukan sesuatu dengan kentongan”. Konon, permainan makkatto berawal dari kebiasaan yang dilakukan oleh petani pada saat-saat akan menuai padi. Pada saat-saat seperti itu biasanya kepala desa membunyikan (memukul) kentongan yang kemudian diikuti oleh warganya sebagai tanda bahwa padi siap dituai. Kemudian, mereka bersama-sama pergi ke sawah dan menuai padi di sana. Ketika para orang tua me...
Nobangan adalah sebutan bagi orang Kaili di Sulawesi Tengah untuk sebuah permainan melempar kemiri yang dijadikan gacu ke sebuah lingkaran yang di dalamnya terdapat kemiri lain sebagai taruhannya. Nobangan itu sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “no” dan “banga”. “No” adalah kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “banga”, yang secara harafiah berarti “tempurung kelapa”, dalam permainan nobangan berarti suatu kejadian pada saat gacu mengenai dan mengeluarkan kemiri taruhan dari dalam lingkaran. Saat itu para pemain akan berteriak mobanga. Jadi, kata mobanga sebenarnya hanya berhubungan dengan kena atau tidaknya gacu pada taruhan yang ada di dalam lingkaran. Pemain Permainan nobangan ini dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak, yang pada umumnya dilakukan oleh anak laki-laki usia 7--14 tahun. Jumlah pemainnya 2--6 orang. Tempat Permainan Permainan yang disebut...
Asal-usul Sulawesi adalah salah satu pulau yang ada di Indonesia. Dan, Kaili adalah salah satu sukubangsa asal yang ada di sana. Di kalangan mereka ada satu permainan yang disebut sebagai nojapi-japi. Meskipun namanya demikian, bukan berarti bahwa yang diadu adalah sapi yang sesungguhnya, tetapi sapi-sapian (mainan sapi). Kapan dan dimana permaian ini bermula sulit diketahui dengan pasti. Yang jelas nojapi-japi adalah bahasa setempat yang merupakan gabungan dari dua kata, yaitu “no” dan “japi”. “No” adalah kata awalan yang menunjukkan kata kerja dan “japi”, yang berarti sapi. Dengan demikian, nojapi-japi dapat diartikan sebagai bermain sapi-sapian. Pemain Permainan nojapi-japi dapat dikategorikan sebagai permainan anak-anak. Pada umumnya permainan ini dilakukan dilakukan oleh anak laki-laki yang berusia 7--12 tahun. Jumlah pemainnya 2--6 orang. Tempat dan Peralatan Permainan Permainan yan...
Maluku adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Di sana, khususnya di kalangan orang Jailolo dan Sahu yang berada di Maluku Utara, ada sebuah permainan tradisional yang bernama ciko guru, yaitu permainan melempar dan mencukil 10 buah batu atau buah gelici dalam jarak tertentu hingga seluruhnya masuk ke dalam lubang. Ciko guru dapat diartikan “menunjuk” karena dalam permainan ini orang baru boleh bermain setelah ditunjuk oleh lawan mainnya. Permainan ciko guru kadang-kadang disebut juga dengan “main batu membayar kenari” karena bagi yang kalah harus membayar sejumlah kenari atau langsat atau kelereng sesuai dengan kesepakatan antarpemain sebelum permainan dimulai. Asal usul permainan ciko guru di kalangan orang Jailolo maupun Sahu sudah tidak dapat diketahui lagi. Pemain Permainan ciko guru dapat dimainkan oleh maksimal 4 orang. Namun, jika lebih dari itu maka pemain lain akan membentuk kelompok sendiri dengan membuat arena bermai...
Kaili adalah salah satu sukubangsa yang ada di Pulau Sulawesi. Di kalangan mereka ada satu permainan melontar dengan menggunakan tempurung kelapa yang disebut sebagai mohanta. Dalam bahasa Kaili kata "mohanta" merupakan gabungan dari awalan "mo" yang berarti "ber"dan "hanta" yang merupakan nama dari alat permainan itu sendiri. Jadi, mohanta adalah bermain menggunakan hanta. Sementara menurut telukpalu.com, kata "hanta" kemungkinan berasal dari "hantam" karena dalam permainannya tempurung akan saling dihantamkan untuk memperoleh pemenangnya. Konon, dahulu permainan ini berkembang di daerah pedesaan yang yang banyak ditumbuhi pohon kelapa. Namun, dewasa ini permainan mohanta sudah jarang dimainkan karena kalah bersaing dengan permainan elektronik dari luar negeri. Pemain Permainan mohanta dapat dimainkan oleh 2 hingga 6 orang, bergantung pada sifat permainannya (individual atau kelompok). Apabila pemainnya hanya dua orang atau berjumlah ganjil, maka permainannya b...
Ancong-ancong adalah sebutan bagi orang Yamdena untuk sebuah permainan menebak salah satu tangan pemain yang berada di atas punggung pemain lainnya yang sedang dalam posisi merangkak. Permainan ini terdapat di sekitar Kepulauan Tanimbar, daerah Maluku Utara, Indonesia, khususnya Pulau Yamdena, Selaru, Seira, Angwarmase dan Fordata. “Ancong-ancong” berasal dari bahasa Yamdena, yang dalam bahasa Indonesia sangat sulit untuk diterjemahkan. Permainan ancong-ancong menurut penduduk Yamdena, telah ada dan dimainkan sejak tahun 1930-an. Pada waktu itu, di daerah Yamdena masih banyak keluarga yang hidup dalam satu rumah besar. Setiap rumah besar umumnya dihuni oleh 6 hingga 7 keluarga yang biasanya mempunyai banyak anak. Pada waktu malam hari, biasanya anak-anak dari beberapa keluarga tersebut akan berkumpul menghabiskan waktu luang mereka dengan bermain di dalam rumah. Salah satu permainan yang mereka lakukan adalah ancong-ancong. Pemain Permainan ancong-an...
Asal Usul Madudutu lese artinya “banting badan”. Dinamakan demikian, karena dalam permainan ini masing-masing pemain berusaha sekuat tenaga agar dapat membanting badan atau tubuh lawannya sehingga jatuh ke tanah dan tidak lagi berdaya untuk membalas bantingan tersebut. Permainan madudutu lese terdapat di Puau Halmahera, tepatnya di Kecamatan Sahu dan Kecamatan Jailolo, Kabupaten Maluku Utara. Pada mulanya madudutu lese hanya dilakukan pada waktu malam hari sebelum diadakan upacara Waleng yaitu upacara adat yang biasa dilakukan sesudah panen padi. Namun, madudutu lese tidak terikat pada waleng, karena keduanya adalah dua hal yang berbeda. Jadi, pelaksana waleng tidak beranggung jawab atas jalannya madudutu lese dan sebaliknya, pelaksana madudutu lese pun tidak beranggung jawab terhadap jalannya upacara waleng. Saat ini permainan madudutu lese dapat dimainkan kapan saja tanpa harus menunggu adanya upacara waleng terlebih dahulu. Pemain Madudutu...
Istilah “sife siflyoi” (bahasa Yamdena) terdiri dari dua kata yaitu “sife” dan “siflyoi”. Kata “Sife” mengandung pengertian yang sama dengan “manut” (bahasa Fordata) yaitu “ayam”. Sedangkan, kata “Siflyoi” yang juga mengandung pengertian yang sama dengan “selarmanat” (bahasa Fordata) yaitu “Elang”. Permainan ini dinamakan demikian karena ada dua kubu yaitu elang yang akan menyerang anak ayam dan ayam yang akan mempertahankan diri. Permaianan sife siflyoi terdapat di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, Indonesia, terutama di Pulau Yamdena, Pulau Selaru, Pulau Seira, Pulau Angwarmase dan Pulau Fordata. Asal usul permainan ini sudah tidak diketahui lagi. Pemain Permainan sife siflyoi dahulu hanya diperuntukkan bagi perempuan dengan usia antara 6--14 tahun. Namun, lama-kelamaan banyak juga kaum pria yang ikut bermain sehingga pada akhirnya berubah m...