Bentuk Ornamen Bindu Matagah ini berupa garis yang menyilang diagonal dan membentuk persegi yang melambangkan Pesilah Simehuli atau dalam Bahasa Indonesia yang artinya menyingkirkan yang tidak baik, dengan maksud agar si tuan rumah pada Rumah Adat tidak mudah digoyahkan oleh kekuatan jahat. Gambar garis yang saling menyatu itu konon juga dipercaya agar masyarakat terhindar dari binatang buas, sehingga selalu terjaga keselamannya. Konon, Bindu Matagah juga adalah simbol dari istri Raja Sulaiman yang ada hubungannya dengan kekuatan batin, sehingga Ornamen Batak Karo yang satu ini memang selalu berdekatan dengan Tapak Raja Sulaiman pada dinding rumah adat. Sumber: https://medan.tribunnews.com/2021/04/17/5-fungsi-ornamen-suku-karo-ada-yang-dipercaya-dapat-menolak-bala?page=3
Hansung atau Hiong merupakan bejana untuk mengambil air dari sumber air (sumur, pancuran atau sungai), dan sekaligus tempat penyimpanannya. Hansung atau Hiong terbuat dari bambu besar dengan ruas buku yang panjang. Kadang-kadang kulit luarnya dibuang, tetapi kadang-kadang tidak. Kulit yang tidak dibuang sering dihiasi dengan tulisan atau ukiran mitis. Selain untuk menampung dan menyimpan air, Hansung atau Hiong digunakan juga untuk menampung air aren yang dikenal dengan tuak. Bagi masyarakat suku Batak Karo, bejana ini dibieri nama Kitang. Sumber : https://www.obatak.id/2015/05/peralatan-rumah-batak-pada-zaman-dahulu.html
Ompon merupakan sejenis karung berbentuk silinder. Ompon terbuat dari kulit kayu atau dari anyaman "Baion" atau pandan. Besarnya dan volumenya tidak tentu. Ada ompon yang bisa menampung padi sebanyak 20-30 porsanan atau panuhukan. Porsanan atau Panuhukan adalah ukuran umum sebanyak orang bisa memikul. “porsan” atau “tuhuk” berarti pikul. Sumber : https://www.obatak.id/2015/05/peralatan-rumah-batak-pada-zaman-dahulu.html
Losung (Lumpang) merupakan perkakas untuk menumbuk padi untuk memperoleh beras. Losung dapat terbuat dari batu atau kayu. Biasanya bentuknya seperti bidang trapesium yang terbalik. Pada permukaan atas terdapat lubang besar ke dalamnya dimasukkan barang yang hendak ditumbuk. Ada dua ukuran lumpang, besar dan kecil. Lumpang besar digunakan untuk menumbuk padi, sedangkan yang kecil dipakai untuk menumbuk padi dalam jumlah sedikit atau pun untuk menggiling bumbu. Andalu adalah alat pasangan untuk menumbuk padi pada lumpang itu. Andalu adalah tongkat kayu sebesar genggaman tangan dengan panjang ± 150-200 cm. Dengan pergesekan Andalu dan padi, kulit padi menjadi terkelupas dan menghasilkan beras. Sumber : https://www.obatak.id/2015/05/peralatan-rumah-batak-pada-zaman-dahulu.html
Ampang merupakan sejenis bakul yang terbuat dari anyaman rotan yang dibelah dan dihaluskan. Bagian bibir Ampang berbentuk bundar yang dibuat dari rotan bulat. Tetapi bagian dasar mendapat bentuk bidang bujursangkar. Ampang ini diperkuat oleh empat rangka dari sudut bujursangkar pada bagian dasar yang menopang bibir Ampang yang berbentuk bundar. Ampang digunakan sebagai alat pengukur isi untuk padi. Sumber : https://www.obatak.id/2015/05/peralatan-rumah-batak-pada-zaman-dahulu.html
Bicara tentang rumah makatiang adalah satu hal yang snagat penting untuk menunjang berdirinya dan tegaknya rumah tersebut untuk dihuni sebagaimana yang dilakukan sejak jaman dahulu hingga kapanpun dalam dan dengan bahan apapun demikian halnya dengan negara,Indoensia menyetujui dan mengaklamasikan pancasilamenjadi soko guru sekaligus pemerkokog budaya Indonesia yang diyakini kebhenikatunggal – ikaannya Beberapa dari budaya yang diind[pirasikan oleh Pancasila antara lain sikap menghargai pendapat orang lain serta melakukan gotong royong telorans dalam keseharian dan lingkungan bai itu dalam melakukan hal yang yang nbersifat spiritual dana tau yang bersifat kebersamaan.sebenarnya bhineka tunggal ika yang diartikan sebagai sebuah keanekaragaman namun tetap satu juga baik dalam kesehariannya di wujudkan dalam bentuk agama dan yang lainnya merupakan aspek yang akan selalu emnimbulkan konflik jika kita tidak bias melakukan penetralisiran atas perkembangan yang terdapat dalam amsyarakat khduu...
Halo teman-teman, banyak orang di Indonesia dan mungkin di seluruh dunia mengenal bahwa Jepang memiliki berbagai budaya yang unik dan menarik. Namun, sejarah dan makna yang terkandung dalam budaya-budaya dari negara Sakura ini seringkali tidak begitu dikenal. Berikut ini akan kita bahas sejarah dan makna yang tersirat di balik beberapa budaya Jepang yang terkenal, yang telah diwariskan selama puluhan hingga ratusan tahun oleh masyarakatnya. 7 Macam Budaya Jepang yang Terkenal dan Menarik Dibawah ini kami akan menjabarkan beberapa kebudayaan jepang yang cantik dan sangat ikonik buat kalian, agar pengetahuan kalian bisa jadi jauh lebih jauh soal Negara Jepang dan dunia. Sebelum itu, kalian juga perlu lihat informasi lainnya juga dalam sebuah website menarik seperti di Acehmitra.com . Sadou: Upacara Minum Teh Ritual minum teh, dikenal sebagai Sadou, memiliki dua varian utama: Ochakai dan Chaji. Ochakai adalah bentuk yang lebih santai, sering digunakan untuk mengundang...
Melakukan perjalanan lintas negara untuk mengenal budaya setempat merupakan pengalaman yang tak terlupakan. Selama perjalanan seperti ini, kita seringkali terpesona oleh bangunan-bangunan megah yang menghiasi kota-kota berbagai negara. Namun, terkadang kita lupa untuk merenungkan lebih dalam tentang gaya arsitektur yang menghiasi bangunan-bangunan tersebut. Padahal, di balik keindahan fisiknya, arsitektur juga menyimpan filosofi, konsep, kisah, dan sejarah yang tak kalah menarik. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi beberapa gaya arsitektur yang telah memengaruhi dunia dan masih menjadi inspirasi bagi para perancang hingga saat ini. Gaya arsitektur ini akan kita urutkan berdasarkan perkembangannya seiring berjalannya waktu. Macam Macam Jenis Arsitektur dalam Sejarah yang Berperan Besar Dalam Kemajuan Dunia Desain Arsitektur Dibawah ini kami rangkum beberapa ciri khas dari beberapa jenis arsitektur, sebelum itu lihat juga affiliate marketing jasa desain arsitektur , dan j...
Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa" yang merupakan bilah bambu yang dilapisi anyaman daun lontar, serta "Odja" anyaman daun lontar berbentuk bulat yang dilapisi kain merah sebagai simbol matahari. Simpa Odja berfungsi sebagai alat bantu ritual dan obyek perlindungan dan pertahanan magis ketika ritual sedang berlangsung. Ritual tersebut mulai dari kelahiran, perkawinan, hingga kematian. Simpa Odja biasanya dibawa oleh perempuan ketika ritual sedang berlangsung. sumber: Lembaga Seni Budaya Batara Gowa