Suku Asmat adalah suku besar yang cukup ternama di Bumi Papua. Keberadaannya sebagai suku yang mendiami wilayah pesisir selatan Papua sangat diperhitungkan dalam sejarah penyebaran masyarakat Papua. Asmat menjadi begitu ternama karena memiliki harkat hidup yang luar biasa, selain itu budaya yang dimiliki suku ini pun sangat menarik dan unik. Salah satu yang menonjol ketika membicarakan suku ini adalah hasil seni ukiran mereka yang sudah terkenal luas hingga ke mancanegara. Seperti kehidupan pada umumnya, Suku Asmat juga membutuhkan media untuk menyatakan berbagai hal yang mereka alami dalam kehidupan. Kisah-kisah heroik, mistis, atau peraturan-peraturan adat biasanya mereka ungkapkan dalam bentuk media tertentu. Hal ini mereka lakukan dengan berbagai tujuan, antara lain sebagai sarana menjaga kelangsungan tradisi, sarana belajar bagi generasi selanjutnya, dan penghormatan spiritual bagi para roh leluhur. Oleh karena itulah, ukir-ukiran menjadi tidak terpisahkan dari kehidupan Su...
Suku Asmat merupakan salah satu suku yang ada di nusantara. Suku ini mendiami kawasan timur Indonesia, tepatnya di sepanjang pesisir pantai selatan Pulau Irian Jaya. Wilayah tinggal Suku Asmat kaya akan pohon sagu dan pohon bakau. Pohon-pohon ini yang berperan sangat penting dalam kehidupan Suku Asmat. Tidak hanya menjadi sumber kehidupan, tapi juga sebagai media yang digunakan untuk mengimplementasikan nilai seni yang dimiliki masyarakat suku tersebut. Berbagai patung ukiran Suku Asmat merupakan salah satu bentuk nilai seni yang dimiliki masyarakat suku ini. Bagi masyarakat Suku Asmat, patung bukan sekadar benda yang bernilai estetis. Patung juga menjadi penghubung mereka dengan arwah nenek moyang. Patung mbis misalnya. Patung mbis dibuat sebagai perlambang adanya sosok nenek moyang dalam kehidupan sehari-hari mereka. Masyarakat Suku Asmat percaya bahwa orang yang sudah meninggal mampu ditemukan kembali di dalam bentuk patung mbis. Karenanya, setiap patung m...
Mercusuar Cikoneng berada di Kampung Bojong, Desa Cikoneng, Anyer, Provinsi Banten. Dibalik tingginya yang menjulang, Mercusuar Anyer atau yang biasa disebut dengan Mercusuar Cikoneng ini ternyata mempunyai sejarah panjang dibalik pembangunannya. Dibangun pada tahun 1885 oleh Belanda, konon dari sinilah titi 0 (nol) yang menjadi awal pembangunan jalan dari Anyer (Banten) sampai Panarukan, Jawa Timur. Menara setinggi 75,5 meter ini terdiri dari 18 tingkat yang dihubungkan langsung dengan 286 anak tangga. Pada bagian puncaknya ada sebuah lampu yang berfungsi untuk penunjuk kapal-kapal yang melintasi perairan Laut Provinsi Banten bagian utara. Ruangan yang hanya seluas 2,5 meter ini menjadi sesuatu yang harus dilewati bila ingin menuju puncak mercusuar. Semakin ke atas, ruangan disini akan semakin sempit. Sumber: https://www.kamerabudaya.com/2017/01/mercusuar-cikoneng-mercusuar-bersejarah-di-provinsi-banten.html
Pa’ tedong berasal dari kata t edong yang dalam bahasa Toraja berarti kerbau. Ukiran ini menyerupai bagian muka seekor kerbau. Di Toraja, kerbau adalah binatang peliharaan yang utama dan sangat disayangi.Bagi masyarakat Toraja, kerbau punya fungsi ganda yaitu sebagai emas kawin, sebagai hewan pengolah sawah, alat transaksi dalam jual beli masyarakat Toraja, sebagai korban persembahan kepada dewa atau leluhur dan lain-lain. Makna Lambang kesejahteraan bagi masyarakat Toraja Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga diharapkan dapat menternakkan kerbau. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya
Pa’kapu Baka; ukiran yang menyerupai simpulan-simpulan penutup bakul dimana bakul sering digunakan orang Toraja sebagai tempat menyimpan harta benda. Filosofi Tanda harapan agar keluarga senantiasa hidup rukun, damai sejahtera, bersatu padu bagaikan harta benda yang tersimpan dengan aman dalam sebuah bakul. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya
Salaqbi'; pagar atau penghalang. Makna Benda untuk melindungi keluarga dari hal –hal negatif seperti niat jahat seseorang ataukah penyakit . Diharapkan agar manusia bisa menjaga diriatau mencari pengetahuan untuk bisa mempertahankan diri dalam mengaruhi kehidupan yang begitu banyak cobaan. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya
Pa'dadu; dadu. Permainan dadu sejenis judi yang digemari oleh hampir sebagian masyarakat. Makna Peringatan kepada anak cucu agar jangan bermain dadu atau judi karena permainan ini sangat berbahaya. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya
Pa'lamban Lalan terdiri dari kata lamban ; menyeberangi dan lalan; jalanan. Makna Nasehat agar kita jangan mencampuri perkara atau urusan orang lain bila kita tak diharapkan untuk membelanya ataukah masalah tersebut tak ada sangkut pautnya dengan kita sendiri. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya
Pa'ara' Dena' I menyerupai bulu dada pada burung pipit. Dalam mitos orang Toraja, burung Pipit dianggap sebagai hewan yang tidak jujur dan sebagai hewan perusak tanaman padi. Makna Supaya manusia menempuh kehidupan dengan sikap dan pendirian yang jujur. Sumber: https://www.kompasiana.com/heriyanto_rantelino/mengenal-ragam-10-ukiran-toraja-dan-makna-filosofinya