Berasal dari kepercayaan agama Hindu yang merupakan salah satu agama dan kepercayaan tertua di Indonesia, Ganesha adalah seorang dewa yang diyakini sebagai dewa Kecerdasan. Dengan bentuk berkepala Gajah dan memiliki empat tangan, Ganesha adalah seseorang pada jaman dahulu yang diyakini berhasil mencapai nirwana setelah ia menukarkan kepala manusianya dengan kepala gajah. Ganesha juga digambarkan dekat dengan Brahma, salah satu dewa di India - Ganesha digambarkan sebagai Gajah Putih yang indah. Masyarakat India sebagai penganut Hindu secara mayoritas pun percaya bahwa Gajah adalah hewan yang merepresentasikan kecerdasan, maka dari itu masyarakat India pun menganggap bahwa Gajah juga salah satu binatang suci selain sapi. Secara biologis pun Gajah terbukti memiliki daya ingat yang lebih baik daripada binatang lain. Ganesha di Indonesia juga menjadi lambang sebuah universitas ternama di kota bandung, Institut Teknologi Bandung. Beberapa situs candi di Indonesia juga ditemukan stupa dari...
Jika anda berkunjung ke daerah Jawa Tengah dan Yogyakarta, mungkin anda akan menemui patung sepasang pengantin yang duduk bersebelahan. Patung tersebut dapat kita jumpai di rumah warga, hotel, bahkan restoran. Namun tahukah anda patung apa tersebut? Patung sepasang kekasih tersebut bernama Loro Blonyo. Bagi masyarakat Jawa, Loro Blonyo melambangkan kesuburan. Loro Blonyo digambarkan sebagai lambang kesuburan karena sosok wanita dalam Loro Blonyo adalah Dewi Sri yang sangat terkenal dengan dewi pembawa kesuburan. Sedangkan sosok pria adalah Sadana. Banyak versi yang menceritakan siapakah Sadana tersebut. Pada jaman dahulu peletakan Loro Blonyo bukanlah di hotel, ruang tamu atau di tempat makan. Loro Blonyo biasanya diletakan di ruang tengah pada rumah Joglo. Ruang tengah ini biasanya ruangan yang sangat jarang dipakai dan sangat sakral. Ruang ini selain Loro Blonyo juga terdapat kasur dan padi hasil panen. bisa dianalogikan, masyarakat Jawa yang mayoritas petani memberik...
omprok yang terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan merah serta diberi ornamen tokoh A ntasena, putra BIMA yang berkepala manusia raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini. Selanjutnya pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang Hio yang pada gilirannya memberi kesan magis.
Noken merupakan kantong atau tas yang disulam secara tradisional dari bahan alami yang berasal dari tumbuhan seperti kulit kayu. Noken telah menjadi salah satu kerajinan tangan khas Papua. Biasanya, Noken dipakai untuk membawa barang seperti kayu bakar, tanaman hasil panen, sampai barang-barang belanjaan. Noken yang kecil biasa dipakai untuk membawa kebutuhan pribadi. Tak hanya itu, Noken juga dipakai dalam upacara dan sebagai kenang-kenangan untuk tamu. Noken memiliki makna dan kedudukan sangat penting di dalam struktur kehidupan tradisional masyarakat Suku Papua Tidak semua orang dapat membuatnya, walau terlihat cukup sederhana, ternyata hanya Perempuan Papua yang dapat menyulam serat-serat dari pelepah kulit kayu ini menjadi sebuah tas, apabila seorang perempuan belum dapat membuat Noken maka dia dianggap belum dewasa dan belum layak untuk menikah. Secara adat laki-laki papua tidak diperbolehkan membuat Noken, karena Noken adalah simbol k...
Pending merupakan perhiasan yang terbuat dari kuningan, tembaga, perak dan emas dan biasa dipakai di bagian pinggang. Motif yang sering muncul sebagai hiasan pending adalah motif bunga atau hewan unggas.
Kalung susun atau habas terbuat dari emas atau perak yang merupakan warisan turun-temurun dari sebuah keluarga suku Rote. Terkadang, ada yang menanggap bahwa habas merupakan benda keramat yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
topi khas Rote yaitu ti’i langga, yaitu penutup kepala yang berbentuk mirip dengan topi sombrero dari Meksiko . Ti’langga merupakan aksesoris dari pakaian tradisional untuk pria Rote. Tetapi pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat menarikan tarian tradisonal foti, perempuan menggunakan penutup kapala ini. Ti’i langga terbuat dari daun lontar yang dikeringkan. Karena sifat alami daun lontar yang makin lama makin kering, maka ti’i langga pun akan berubah warna dari kekuningan menjadi makin cokelat. Bagian yang meruncing pada topi tersebut makin lama tidak akan tegak, tetapi cenderung miring dan sulit untuk ditegakan kembali. Konon hal tersebut melambangkan difat asli orang Rote yang cenderung keras. Selain itu, ti’i langga juga merupakan simbol kepercayaan diri dan wibawa pemakainya.
Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
Sulur bunga bali yang dirancang melingkar. Terlihat di Hotel Puri Denpasar, Jakarta.