198 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Sejarah dari Gunung Padang
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Pertama kalinya disebutkan oleh seorang Belanda pada 1914, Gunung Padang di Kampung Cimanggu, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka ini bukanlah hal asing bagi penduduk setempat yang telah mengetahui keberadaanya selama ribuan tahun. Disebut sebagai situs megalitik terbesar di Asia Tenggara, sekilas tempat ini hanya berupa serangkaian teras dengan dinding pembatas dan tangga di antaranya. Diperkirakan umur situs ini jauh lebih tua dari Piramida Giza, dan diyakini bahwa situs ini bukanlah gunung, melainkan bangunan berbentuk mirip piramida yang terkena timbunan debu vulkanik. Sementara penduduk setempat percaya bahwa gunung berbentuk punden berundak yang memiliki luas sekitar 900 meter persegi ini dulunya merupakan tempat bertapa Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran, sebelum akhirnya menghilang tanpa jejak bersama kerajaannya.   Sumber: pesonaIndonesia/JawaBarat

avatar
Obie Clinton
Gambar Entri
Prasasti Ciaruteun
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Prasasti ini berasal dari zaman pemerintahan Raja Purnawarman yang merupakan batu peringatan adanya suatu kerajaan yang berasal dari masa Tarumanegara. Diperkirakan prasasti ini sudah ada sejak tahun 450 M, bertuliskan huruf Pallawa dengan bahasa sansekerta yang bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah "ini (bekas) dua kaki, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Tarumam raja yang gagah berani di dunia". Prasasti ini memang bergambar sepasang pedatala (jejak kaki), yang menunjukkan tanda kekuasaan yang berfungsi mirip tanda tangan seperti jaman sekarang. Kehadiran prasasti Purnawarman di kampung tersebut jelas menunjukkan bahwa daerah itu termasuk kawasan kekuasaannya. Batu tulis Ciaruteun ditemukan oleh N.W. Hoverman pada tahun 1683. Lokasi Prasasti sekarang sudah berpindah dari lokasi pada waktu ditemukan, yaitu sisi selatan sungai Ciaruteun.

avatar
Nadyaakd
Gambar Entri
Aksara Sunda Kuna
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

aksara sunda kuna merupakan aksara yang berkembang di daerah Jawa Barat pada abad XIV-XVIII yang pada walnya digunakan untuk menuliskan Bahasa Sunda Kuna. Aksara Sunda Kuna merupakan perkembangan dari Aksara Pallawa yang mencapai taraf modifikasi bentuk khasnya sebagaimana yang digunakan naskah-naskah lontar pada abad XVI. Penggunaan Aksara Sunda Kuna dalam bentuk paling awal antara lain dijumpai pada prasasti-prasasti yang terdapat di Astanagede, kecamatan kawalli, kabupaten ciamis dan prasasti kebantenan yang terdapat di kabupaten bekasi. Edi S. Ekajati mengungkapkan bahwa keberadaan Aksara Sunda Kuna sudah begitu lama tergeser karena adanya ekspansi kerajaan mataram islam ke wilayah priangan kecuali cirebon dan banten. pada waktu itu para menak sunda lebih banyak menjadikan budaya jawa sebagai anutan dan tipe ideal. akibatnya, kebudayaan sunda tergeser oleh kebudayaan jawa. bahkan banyak penulis dan budayawan sunda yang memakai tulisan dan ikon-ikon jawa.

avatar
Noval Karom
Gambar Entri
Prasasti di Tatar Sunda
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Prasasti di Tatar Sunda adalah prasasti yang berasal dari bekas kerajaan Tarumanagara, Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam bahasa Sunda yang pernah ada atau digunakan di Tatar Sunda, seperti bahasa Sansekerta, bahasa sunda kuno dan lain-lain. berikut adalah jenis-jenisnya: prasasti dari masa Tarumanagara prasasti Cidanghiyang (lebak/munjul) prasasti jambu (Pasir Koleangkak) prasasti ciaruteun prasasti kebon kopi prasasti Muara Cianten prasasti Pasir Awi prasasti Tugu prasasti dari masa Kerajaan Sunda prasasti Sanghyang Tapak prasasti dari masa Kerajaan Galuh prasasti Mandiwunga prasasti Huludayeuh prasasti Pasir Datar prasasti Cikajang prasasti Rumatak prasasti Galuh

avatar
Noval Karom
Gambar Entri
Wawacan Ogin Amarsakti
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Wawacan merupakan salah satu bentuk kesusastraan yang hadir di tanah Sunda kira-kira pertengahan abad ke-17 melalui ulama Islam dan pesantren. Wawacan adalah cerita panjang yang berbentuk dangding (menggunakan aturan pupuh). Pupuh memiliki ikatan berupa guru lagu (ketentuan vokal pada akhir larik), ikatan berupa guru wilangan (ketentuan jumlah suku kata pada tiap larik atau padalisan), ikatan berupa gurugatra (ketentuan jumlah larik pada tiap bait atau pada) dan ikatan berupa karakter pupuh. Pupuh yang berkembang di tatar Sunda sebanyak 17 pupuh, yaitu sinom, durma, maskumambang, kinanti, jurudemung, ladrang, pangikur, pucung, asmarandana, wirangrong, balakbak, gurisa, magatru, lambang, gambuh, dandanggula dan mijil. Isi dari sebuah wawacan pada mulanya adalah tentang lukisan kehidupan dan perkembangan agama Islam. Namun dalam perkembangan selanjutnya, wawacan juga memuat tentang kebenaran kesaktian dan keagungan keluarga raja serta para kyai. Kesaktian yang dikemukakan d...

avatar
Ressy vemialita
Gambar Entri
Prasasti Ciaruteun
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Mungkin pada awalnya orang tidak banyak yang tahu arti penting seonggok batu besar yang ada di Sungai Ciaruteun ini, sampai akhirnya pada tahun 1863 pimpinan Bataaviasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen melaporkannya. Itulah prasasti Ciaruteun yang terletak di pinggir Sungai Ciaruteun. Pada saat penemuannya prasasti ini tidak menyebutkan anggak tahun, sehingga sangat sulit untuk menentukan kapan tahun pembuatannya. Pada tahun 1893 prasasti ini pernah terhanyut beberapa meter oleh derasnya aliran sungai dan bgian batu yang bertulis terbalik posisinya ke bawah. Pada tahun 1903 prasasti ini dikembalikan ketempat semula. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor) sebelumnya dikenal dengan sebutan prasasti Ciampea, ditemukan di Sungai Ciaruteun, dekat muaranya dengan Cisadane. Yang menarik perhatian dari prasasti ini adalah lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan disebelah atas hurufnya. Prasasti ini terdiri dari empat baris, ditulis dalam bentuk puisi India dengan irama an...

avatar
Farrihnabhan
Gambar Entri
Warugan Lemah
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

Naskah kuno Warugan Lemah menunjukkan tata cara dan pola pemukiman Sunda, sebagai berikut disertai penafsirannya: Talaga Hangsa. Topografi tanah condong ke kiri. Topografi jenis ini tergolong baik, karena mendatangkan kasih sayang orang lain. Banyu Metu. Topografi tanah condong ke belakang. Termasuk topografi tanah yang kurang baik, karena menyebabkan kanénéh ‘kesayangan, apa yang disayangi’ tidak akan menjadi. Purba Tapa. Topografi tanah condong ke depan. Termasuk topografi yang kurang baik, karena senantiasa kehilangan simpati (rasa suka) orang lain. Ambek Pataka. Topografi tanah condong ke kanan. Termasuk topografi yang kurang baik karena menyebabkan orang lain menyakiti hati. Tanah yang ngalingga manik. Secara harfiah, ngalingga manik berarti ‘membentuk puncak permata’. Mungkin dapat diartikan topografi tanah yang membentuk puncak dengan lahan pemukiman berada di puncaknya. Termasuk topografi tanah...

avatar
hokky saavedra
Gambar Entri
Naskah Sunda
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

1)Karangan yang masih ditulis dengan tangan; 2)Karangan seseorang sebagai karya asli; 3)Bahan-bahan berita yang siap untuk dicetak; 4)Rancangan. Tulisan tangan (benda karet) yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa lampau (Baried dkk; 1985:54)

avatar
Ditaanggraeniy
Gambar Entri
Kepustakaan Naskah Sunda
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Jawa Barat

1. MANDALA (SISTEM KERAJAAN) - KEPUSTAKAAN KUNO 2. PESANTREN (SISTEM KESULTANAN) - AKSARA PEGON 3. SAKOLA (SISTEM PEMERINTAHAN REPUBLIK) - LOGIS/LOGIKA  

avatar
Ditaanggraeniy