Wisata Goa Jepang Dikawasan Taman Nasional Baluran , Anda akan menyaksikan suguhan bersejarah berupa Gua Jepang. Gua Jepang ini merupakan ini salah satu saksi sejarah bahwa ditempat ini ( Taman Nasional Baluran ) pernah terjadi pertempuran sengit antara tentera republik Indonesia dengan tentara republik Jepang. Karena kekuatan yang tidak seimbang banyak tentara republik Indonesia yang gugur sehingga tempat ini disebut Batangan. Gua Jepang yang memiliki luas sekitar 12 m2 ini terbagi atas 2 ruangan. Ruangan bagian utara yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan amunisi, sedangkan ruangan bagian selatan berfungsi sebagai celah pengintai musuh.
Tanian Lanjang Layaknya setiap suku bangsa di Indonesia yang memiliki ciri khas dalam setiap aspeknya, Situbondo juga memiliki sesuatu yang bisa langsung dikenali sebagai ikon budaya. Tanian Lanjang, adalah salah satu yang bisa menjelaskan secara spontan tentang Situbondo. Tanian Lanjang adalah rumah tradisional khas dari Situbondo yang memiliki ciri halaman yang luas dan hunian yang besar dan megah, dengan arsitektur yang unik terbuat dari kayu jati, dihiasi dengan ukiran kayu dan interior khas Jawa Situbondo. Pada mulanya, rumah tradisional ini disiapkan untuk memmbentuk para keturunan masyarakat Situbondo untuk bisa saling berbagi dengan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tersebut. Hal ini juga mengajarkan untuk hidup damai dan saling berdampingan dengan sesama anggota keluarga. Pengujung yang datang ke Sikasur selalu meluangkan waktu untuk berkemah dan menikmati suasana alam yang indah. Di padang rumput ini terdapat lapangan terbang yang sudah tid...
Prasasti Pamwatan dikeluarkan oleh raja Airlangga melalui Mahamantri I Hino Sri Samarawijaya. Dikeluarkan pada tahun 964 C / 1042 M dan bahan batu andesit. Menurut beberapa penelitian arkeologi yang pernah dilakukan terhadap prasasti tersebut sebelum hilang, menyebutkan tentang bagian atas prasasti yang bertuliskan kata DAHANA(PURA) dalam aksara kwadrat Kediri. Sehingga muncul analisa yang memperkirakan jika wilayah Pamotan dan sekitarnya adalah pusat Kota Dahanapura yang merupakan ibukota kerajaan Airlangga di akhir masa Pemerintahannya 964 C / 1042 M . Peninjauan di lokasi sekitar prasasti pada area/radius sekitar 1 KM juga menunjukkan adanya pecahan artefak-artefak kuno dan serakan batu bata kuno berukuran besar, terutama disekitar pekuburan yang terletak 200-300 m di sebelah utara lokasi prasasti. Ditinjau dari letaknya, prasasti ini berada di sebelah selatan kali Lamong yang di perkirakan sebagai batas dari kerajaan panjalu dan jenggala. Prasasti ini jika kita hubungkan den...
Prasasti Patakan ditemukan di Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur, dan diperkirakan dibuat pada abad 11 M (masa pemerintahan Raja Airlangga). Prasasti ini terbuat dari batu andesit tinggi 104 cm, lebar atas 90 cm, lebar bawah 80 cm, tebal 24 cm, dan menggunakan huruf Jawa Kuno. Prasasti ini sekarang menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.22. Prasasti ini mengisahkan tentang adanya bangunan suci yang didirikan di Desa Patakan, sehingga daerah Patakan diresmikan menjadi sima karena harus memelihara bangunan suci Sanghyang Patahunan. *** Sumber : http://kekunaan.blogspot.com/2012/07/prasasti-patakan.html?m=1
Serat Jatikusuma merupakan salah satu naskah Jawa pesisiran yang menceritakan tentang petualangan seorang putra raja bernama Raden Jatikusuma dari negeri Asmarakandhi bersama dua abdinya yang bernama Jumput dan Cleput. Raden Jatikusuma jatuh cinta kepada seorang putri dari kerajaan Jong Biraja yang bernama Sasmitarasa. Namun tidak direstui oleh ayahnya yaitu Raja Tubatul Iman karena Jong Biraja adalah negeri kafir. Cerita berlanjut dengan petualangan Jatikusuma hingga akhirnya berhasil menikah dengan Sasmitarasa. Naskah Serat Jatikusuma menjadi koleksi Perpustakaan Pusat UI dengan kode CI.11a (Cerita Islam dengan nomor urut 11a) dan nomor panggil L8.44a. Naskah ini berbentuk prosa menggunakan bahasa Jawa dan beraksara latin. Tebal naskah adalah 33 halaman dengan jumlah baris 37 per halaman. Naskah CI.11a merupakan jilid pertama dalam satu set yang terdiri dari tiga naskah kecil, CI.11a-c. Naskah ini memuat ringkasan cerita naskah KBG 703 yang tersimpan di dalam Perpust...
Tampaknya pernyataan itu memang sudah tidak asing lagi di kehidupan kita. Sepertinya para guru di sekolah juga sangat sering mengatakan hal itu, terlebih guru Bahasa Indonesia. Sebagaimana yang kamu pahami, bahwa masa kini sudah tak banyak pemuda yang menerapkan Bahasa Indonesia sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Tetapi terus terang saja, penulis juga masih kurang memakai Bahasa Indonesia sesuai EYD. Untuk bercakap dengan teman, saya lebih sering menggunakan bahasa-bahasa keren. Dan untuk pemuda yang sekarang ini, hal itu sudah jadi bahasa keseharian. Jadi, mengapa kita musti menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar kalau rata-rata orang telah menerapkan bahasa keren saat ini? Bisa jadi pertanyaan itu terbersit di fikiran kamu. Beberapa faedah yang dapat kamu terima dalam memakai Bahasa Indonesia yang baik dan benar, diantaranya: 1. Mempermudah dalam bercakap antar suku, ras dan budaya. Sebagaimana ki...
Prasasti Sirah Keting Prasasti ini berisikan tentang pemberian penghargaan yang berupa tanah dari Jayawarsa kepada rakyat desa sebab rakyat desa ini telah dianggap memiliki jasa. Prasasti di Tulungagung dan Kertosono Kedua prasasti ini berisi tentang masalah keagamaan. Kedua prasasti ini berasal dari Raja Kameshwara. Prasasti Ngantang Prasasti ini berisi tentang pemberian hadiah berupa tanah nan dibebaskan dari pajak oleh Jayabaya. Prasasti ini ditujukan buat rakyat Desa Ngantang sebab telah mengabdi buat Kemajuan Kediri. Prasasti Jaring Prasasti ini dibuat oleh Raja Gandra. Isinya ialah nama-nama nan berasal dari nama hewan, seperti Tikus Jinada, Kebo Waruga, dan sebagainya. Hal ini memunculkan adanya birokrasi kerajaan. Prasasti Kamulan Prasasti ini berisi tentang peristiwa dikalahkannya musuh oleh Kediri di istana Katang-Katang. &nbs...
Serat Darmagandul ditulis oleh seorang pujangga bernama Ki Kalamwadi, dengan waktu penulisan hari Sabtu Legi, 23 Ruwah 1830 Jawa dengan sangkala Wuk Guneng Ngesthi Nata (16 Desember 1900). Dialog diawali dengan pertanyaan yang diajukan oleh Darmagandul kepada gurunya mengenai kapan terjadinya perubahan agama di Jawa. Disebutkan bahwa Ki Kalamwadi kemudian memberikan keterangan-keterangan berdasarkan penjelasan dari gurunya, yang bernama Raden Budi. Cerita dan ajaran yang diuraikan oleh Ki Kalamwadi memuat berbagai hal; antara lain jatuhnya kerajaan Majapahit, berbagai peranan Walisongo dan tokoh-tokoh lainnya pada awal masa peralihan Majapahit-Demak, topik-topik dalam ajaran agama Islam, serta terjadinya benturan berbagai kebudayaan baru dengan kepercayaan lokal masyarakat Jawa saat itu. Hampir seluruh isi Serat Darmagandul merupakan bentuk turunan dari cerita babad yang telah ada sebelumnya, yaitu Babad Kadiri yang ditulis oleh Mas Ngabehi Purbawijaya dan Mas Ngabehi Mang...
Bahasa merupakan peran penting dalam berkomunikasi. Bahasa Jawa sendiri dibagi beberapa macam penggunaannya tergantung kepada siapa kita berbicara. Jika kepada lawan bicara yang lebih tua dan dihormati hendaknya menggunakan bahasa krama inggil. Bisa juga menggunakan bahasa krama. Namun lebih baik jika menggunakan krama inggil. Jangan coba-coba menggunakan bahasa ngoko untuk orang yang lebih tua ya. Karena bahasa jawa ngoko hanya untuk yang sebaya. Ngoko pun masih ada tingkatannya, yaitu ngoko alus. Macam-macam bahasa jawa ini ada di dalam kamus bahasa jawa yang biasa disebut pepak Bahasa Jawa. Monggo sinau Basa Jawi saking pepak.