Prasasti Siwagrha berangka tahun 778 Saka (856 M) dengan candrasengkala “ Wwalung gunung sang wiku ”. Prasasti ini yang berbentuk batu ini berbahasa dan aksara Jawa Kuno, dan kini menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.28. Prasasti ini berisi tentang peresmian bangunan suci untuk Dewa Siwa, yaitu Siwagraha dan Saiwalaya serta sekaligus memberikan uraian terperinci mengenai sebuah kompleks bangunan suci agama Siwa, yang menurut para ahli adalah kompleks Candi Prambanan yang diresmikan oleh Rakai Pikatan. Prasasti ini menyebutkan peperangan antara Raja Balaputra dan Rakai Pikatan. Karena kalah perang, Balaputra melarikan diri dan membangun tempat pertahanan di atas kaki bukit Ratu Boko, sebagai tanda kemenangannya dalam pertempuran melawan Balaputradewa yang berlangsung di bukit Boko. Atas kemenangan Rakai Pikatan terhadap Balaputradewa, tampaknya Candi Prambanan diban...
Prasasti Srngga/Biri dipahatkan dalam sebuah batu, dan ditemukan di daerah Kediri, Jawa Timur. Prasasti ini saat ini menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.1. Prasasti ini berisi tentang presmian desa perdikan Biri oleh Raja Srngga//Kertajaya pada tanggal 29 Agustus 1202. *** Sumber: kekunaan.blogspot.com
Prasasti Taji Gunung berangka tahun 910 M dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Prasasti batu yang ditemukan di Taji, Jawa Tengah ini menjadi koleksi Museum Nasional dengan No. Inventaris D.6. Prasasti ini menceritakan tentang peresmian Desa Taji Gunung menjadi sima oleh Sang Rakryan Mahamantri pada tahun 194 Sanjayawarsa. Dari analisa seorang arkeolog, Boechari, dalam Rakryan Mahamantri I Hino Çri Sanggramawijaya Dharmaprasadattunggadewi (1965), Prasasti Taji Gunung dapatlah diperkirakan bahwa pergantian dari Raja Rakai Watukura Dyah Balitung kepada Rakai Hino Pu Daksa tidak berjalan dengan wajar. Apalagi jika dilihat bahwa di dalam Prasasti Taji Gunung itu Rakryan Mahamantri i Hino Pu Daksa menetapkan Desa Taji Gunung menjadi sima bersama Desa Gurunwangi. *** Sumber: kekunaan.blogspot.com
Awalnya prasasti ini dianggap sebagai batu nisan biasa, karena memang kalau dilihat sepintas memang seperti batu nisan yang biasa bisa dijumpai di kompleks pemakaman orang Cina ( bong ). Prasasti ini berangka tahun 1873 dan bertuliskan aksara Mandarin. Isi Prasasti: Ini adalah lisjt dari sekoempoelan itoe orang-orang boediman berdjoemlah 81 orang jang soedah boleh melakoekan soeatoe perboewatan moelia oentoek mendoekoeng itoe oesaha dari sarikat Boen Tek Bio mengoempoelkan oeang sebesar 18.156 Toen (ringgit Belanda) oentoek melakoekan pemboeatan 30 (tiga poeloeh) boeah djalan dan joega bikin peraoe dan laennja. Batoe parengatan ini ditoeliskan pada taon kesebelas sewaktoe pemerentahan Kaisar Thong Tjie (masehi 1873). *** Sumber: kekunaan.blogspot.com
Prasasti Tempuran berangka tahun 1388 Çaka atau 1466 M dengan ditulis dalam aksrara dan berbahasa Jawa Kuno. Aksara tersebut dipahatkan di semua sisi dengan jumlah 7 baris pada sisi depan, 7 baris di sisi kiri, 10 baris di sisi belakang, dan 11 baris di sisi kana, dengan kondisi huruf yang cukup baik pada sisi depan, sisi kiri, dan sisi kanan, akan tetapi kuran jelas pada sisi belakang. Pada bagian puncak prasasti terdapat angka tahu 1388 yang ditulis dengan menggunakan aksara kuadrat tipe Majapahit. Prasasti ini terbuat dari batuan andesit ( upala pra Åasti ) dengan bentuk blok berpuncak kurawal, yang memiliki ukuran tinggi 101 cm, lebar 33 cm, dan tebal 19 cm. Sedangkan pada bagian kaki prasasti terpendam sekitar 15 cm. Prasasti ini dtemukan di halaman Padepokan Telasih Mpu Supoh di Dusun Sumber Tempur (Tempuran), Desa Sumber Girang, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur. Padepokan Telasih Mpu Sup...
Prasasti Tugu berasal dari pertengahan abad ke-5 M dengan menggunakan aksara Pallawa yang disusun dalam bentuk seloka bahasa Sansekerta dengan metrum Anustubh yang terdiri dari lima baris melingkari mengikuti bentuk permukaan batu. Prasasti ini dipahatkan pada batu berbentuk bulat telur berukuran sekitar 1 meter. Dalam prasasti ini, terdapat pahatan hiasan tongkat yang ada pada ujungnya dilengkapi semacam trisula. Gambar tongkat tersebut dipahatkan tegak memanjang ke bawah seakan berfungsi sebagai batas pemisah antara awal dan akhir kalimat-kalimat pada prasastinya. Prasasti ini ditemukan di tepi sungai Cakung, daerah Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Informasi sejarah yang terdapat di dalam Prasasti Tugu paling lengkap dan panjang apabila dibandingkan dengan prasasti-prasasti Tarumanegara yang lain. Prasasti Tugu dikeluarkan pada era pemerintahan Purnawamman pada tahun ke-22 sehubungan dengan peristiwa atau selesai dibangunnya p...
sti batu yang masih in situ ditemukan di Dukuh Watugodeg, Kelurahan Tanggung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Daerah Turen, yang merupakan penyesuaian bunyi dari Turyyan. Tampaknya, inilah salah toponimi pada masa Mataram Kuno yang masih lestari. Prasasti ini berukuran: tinggi 130 cm, lebar 118 cm, dan tebal 21 cm. Bertulisan pada kedua sisinya, sisi depan berjumlah 43 baris dan sisi belakang berjumlah 32 baris. Prasasti Turyyan telah dialihaksarakan dan dibahas secara ringkas oleh J.G. de Casparis (1988) dalam tulisannya yang berjudul “ Where Was Pu Sindok’s Capital Situated? ”, Studies in South and Southeast Asian Archaeology No. 2:39-52. Menurut de Casparis, di dalam prasasti Turyyan disebutkan mengenai pengelompokan para pejabat pemerintahan berdasarkan strata tingkatan jabatan dan kepangkatan, seperti Rakai, Rakryan, Samgat, Pu, Sang Dyah, Si, dan lain-lain.  ...
Prasasti Waharu IV berangka tahun 853 Çaka atau 931 M yang terdiri dari enam lempeng tembaga berukuran 36 cm x 10 cm. Setiap lempeng memuat 7 baris tulisan yang ditulis pada kedua sisinya, kecuali lempeng pertama. Prasasti yang ditemukan di daerah Gresik, Jawa Timur, merupakan prasasti dari Raja Pu Sindok yang disalin kembali pada masa Majapahit. Kini disimpan di Museum Nasional, Jakarta, dengan nomor E 20 a-f. Prasasti ini telah dialihaksarakan oleh A.B. Cohen Stuart (1875) dalam KO, prasasti nomor 7; serta Boechari dan A.S. Wibowo (1985/1986) dalam Prasasti Koleksi Museum Nasional. Prasasti ini menyebutkan “sambandha. gati wargga /II.a.1/ haji an nityasa su á¹£á¹u bhakti mamrihak ên ri ṡri mah Är Äja ri Å samarak Äyya makacihna sa Åjata wargga haji /2/ sar Ä dhirotsah...
Prasasti Wukajana tidak berangka tahun. Dalam prasasti ini dituliskan beberapa barang niaga: II.A (9) … tamwaga prakara kawah 1 dyun 1 daÅ 1 buri panliwêttan 1 tarai 1 papañnjutan (10) 1 saragi inuman 3 wsi-wsi prakara waduÅ 1 patuk patuk 1 twak 1 tampilan 1 kris 1 lukai 1 kampi (11) t 1 tatah 1 jara 1 gurumbhagi 1 pamajha 1 nakhaccheda 1 gulumi 1 siku siku 1 lingis 4 landuk 1 (= barang-barang dari tembaga [berupa] 1 cerek, 1 periuk, 1 dandaÅ, 1 buri (bejana), 1 panliwêttan, 1 talam, 1 pelita, seperangkat cepuk. Barang-barang dari perunggu (berupa) seperangkat gamelan, 1 baki, 3 perangkat tempat minuman. Barang-barang dari besi [berupa] 1 kapak, 1 beliung, 1 pedang, 1 tampilan , 1 keris, 1 sabit, 1 kampit , 1 tatah, 1 bor, 1 pisau, 1 ketam, 1 alat pemotong kuku, 1 sekop kecil, 1 siku-siku, 4 linggis, 1 parang). Sekarang prasasti...