Prasasti Kaladi berangka tahun 831 Çaka atau 909 M, dengan menggunakan aksara Kawi tipe standard dengan variasi serta menggunakan bahasa Jawa Kuno yang dituliskan dalam bentuk prosa. Prasasti ini dipahatkan di atas tembaga ( tamra pra Åasti ) yang berjumlah 10 lempeng, akan tetapi yang 2 lempeng hilang, yaitu lempeng nomor 3 dan 5. Sekarang yang 8 lempeng prasasti Kaladi disimpang di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E71. Prasasti Kaladi ditemukan di area Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Prasasti Kaladi berasal dari masa Mataram Kuno dalam masa kepemimpinan ÅrÄ« MaharÄja Rakai Watukura Dyah Balitung ÅrÄ« Dharmmodaya MahÄsambhu. Dyah Balitung merupakan raja yang memerintah Mataram Kuno setelah Rakai Kayuwangi. Prasasti ini menceriterakan tentang penetapan Desa Kaladi, GayÄm, dan Pyapya, yang semuanya masuk wilayah ( sa...
Prasasti Kampak berangka tahun 851 Çaka atau 929 Masehi, dan ditulis dengan bahasa dan aksara Jawa Kuno. Prasasti ini dipahatkan pada batu andesit ( upala praÅasti ). Prasasti Kampak merupakan peninggalan Pu Sindok karena di dalamnya ada penyebutan i mdang i bhÅ«(mi) mataram , dan rake wka yang dipegang oleh Pu Balyang, sama seperti nama rake wka yang tercantum di dalam prasasti lain dari masa Pu Sindok. Prasasti Kampak merupakan peninggalan Pu Sindok, dan diperkirakan sekitar abad ke-10. Prasasti batu yang ditemukan di Dukuh Kampak, Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur ini merupakan koleksi dari Museum Nasional dengan No. Inventaris D.21. Prasasti ini berisi tentang peresmian sawah di Kampak menjadi sima milik para pandai logam karena mereka diharuskan memelihara Prasada Kabhaktyan (tempat ibadah). Alih aksara:...
Di teras Lantai II gedung Museum Bank Indonesia terdapat prasasti yang berwarna merah keabu-abuan dengan tulisan yang berwarna emas. Prasasti ini dibuat pada saat dilakukan renovasi gedung De Javasche Bank pada tahun 1922. Tulisan di dalam prasasti ini menggunakan bahasa Latin, yang saat itu lazim digunakan sebagai bahasa ilmiah di Eropa. Tulisan yang ada di dalam prasasti adalah sebagai berikut: SEDULLA PROPELLIT COLUMENQUE PECUSQUE MINISTRAT ARGENT ARIA DUX AR TIBUS ATQUE COMES Yang artinya: “Bank yang aktif mendirikan tiang-tiang dan menjunjung seni hias menjadi pelopor dan pendukung kesenian”. Berdasarkan arti tulisan itu dapat disimpulkan bahwa pada waktu itu, De Javasche Bank sangat menjunjung tinggi keindahan dalam membangun gedung kantornya. Gedung yang dibangun De Javasche Bank pada waktu itu memang sangat menonjolkan kekayaan elemen dan orname...
Prasasti Klurak berangka tahun 704 Saka (782 M) dengan memakai aksara Prenagari dan berbahasa Sansekerta. Prasasti ini ditemukan di dekat Candi Lumbung, Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah, dan kini prasasti ini disimpan di Museum Nasional dengan No. Inventaris D.44. Prasasti ini berisi tentang pendirian sebuah bangunan suci untuk Manjusri atas perintah Raja Indra. Menurut para ahli, yang dimaksudkan dengan bangunan tersebut adalah Candi Sewu, yang terletak di Kompleks Percandian Prambanan. Nama Raja Indra tersebut juga ditemukan pada Prasasti Ligor dan Prasasti Nalanda peninggalan kerajaan Sriwijaya. ***
Prasasti Kudadu bertarikh 1216 Çaka atau bertepatan dengan 11 September 1294 M, dengan menggunakan aksara Kawi Majapahit. Prasasti ini dipahatkan pada lempeng tembaga ( tamra praÅasti ) yang dikeluarkan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardha Anantawikramottunggadewa. Prasasti ini ditemukan di lereng Gunung Butak yang masuk dalam jajaran Pegunungan Putri Tidur. Gunung Butak berada dalam wilayah perbatasan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang. Prasasti Kudadu atau yang dikenal juga dengan Prasasti (Gunung) Butak – sesuai dengan lokasi ditemukan prasasti - menyebutkan tentang pemberian anugerah raja Kertarajasa Jayawardhana kepada pejabat Desa Kudadu berupa penetapan Desa Kudadu sebagai sÄ«ma untuk dinikmati oleh pejabat Desa Kudadu dan keturunan-keturunannya sampai akhir zaman. Para pejabat Desa Kudadu itu mendapat anugerah demikian karena telah berjasa kepada raja sebelum dinoba...
Prasasti ini ditemukan di Kampung Lebak, di tepi Sungai Cidanghiyang, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang, Banten. Prasasti ini berisi dua baris puisi dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta ditemukan di desa dataran rendah di tepi Sungai Cidahiyang. Prasasti ini mengisahkan mengenai kebesaran dan keberanian Raja Purnawarman. Kisah ini diawali oleh merajalelanya perompak laut yang beraktivitas di wilayah Kerajaan Tarumanegara. Perompak laut itu sudah kelewat meresahkan Kerajaan Tarumanegara dengan klimaksnya perompakan terhadap perahu pejabat Kerajaan Tarumanegara. Kabar ini begitu didengar oleh Raja Purnawarwan maka beliau sendiri yang berkehendak ingin mengatasinya. Prasasti Lebak dikenal juga dengan nama Prasasti Munjul atau Prasasti Cidahiyang. *
Prasasti Lintakan bertarikh 841 Çaka atau bertepatan dengan 12 Juli 919 M dengan memakai aksara dan berbahasa Jawa Kuno. Prasasti Lintakan dipahatkan pada tiga buah lempeng tembaga masing-masing berukuran 55,5 x 24 cm dengan ketebalan 0,3 cm. Bagian atas terdapat lubang kecil, dan bertuliskan di satu sisi masing-masing berisi 17, 20 dan 22 baris. Prasast ini berasal dari daerah Yogyakarta. Dulunya, prasasti ini dimiliki oleh Pangeran Ngabehi di Yogyakarta lalu diberikan kepada Batavia Society pada tahun 1856, dan sekarang tersimpan di Museum Nasional Jakarta dengan nomor inventaris E13a dan c. Prasasti ini pernah diterbitkan oleh Cohen Stuart dalam KO I, 1875: 1-6. Damais menerbitkannya dalam EEI IV, 1995: 51. Sarkar menerbitkan dalamnya Corpus vol. II, 1972: 162-182. Boechari bersama A.S. Wibowo menerbitkannya dalam PKMN, 1985/6: 46-52. Prasasti Lintakan berisi tentang peresmian daerah perdikan di Kasugihan, Lintakan, Tunah...
Bukti tertua yang sampai kini ditemukan, tetang kehidupan bernegara bangsa kita berupa tugu-tugu batu, yang sering disebut yupa . Tugu-tugu batu itu ditemukan dekat Muara Kaman di tepi sungai Mahakam di daerah Kutai, Kalimantan Timur. Tugu-tugu batu tersebut merupakan paiagam yang ditulis dengan huruf Pallawa (India Selatan) dan bahasa yang dipergunakan adalah Sansekerta. Tulisan-tulisan pada tugu-tugu itu menceritakan, antara lain bahwa kira-kira tahu 400 Masehi di daerah Kutai itu ada sebuah kerajaan. Raja yang mula-mula memerintah Kutai ialah Kudungga. Kemudian pemerintahan atas negara itu diteruskan oleh putranya, bernama Aswawarman. Aswawarman mempunyai putra bernama Mulawarman. Pada zaman Raja Mulawarman itulah tugu-tugu tersebut didirikan atas perintahnya. Oleh karena itu, prasasti tersbut juga disebut sebagai Prasasti Mulawarman. Ada tujuah buah tiang batu dalam Prasasti Mulawarman. Isinya selain menceritakan silsilah raja di Kerajaan Kuta...
Prasasti MÄtaji merupakan satu dari empat prasasti yang ditemukan di Desa Bangle, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Prasasti in situ ini sekarang masih berada di tempat penemuannya di areal hutan jati yang terletak di salah satu bukit yang oleh penduduk setempat disebut Gunung Sili. Prasasti MÄtaji berangka tahun 973 Çaka atau 1051 M dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno masa Airlangga dengan gaya penulisan berbeda berupa bentuk dasar persegi tegak, tidak condong ke arah kanan, serta pada beberapa aksara masih dijumpai kuncir yang dikenal pada masa Airlangga dan masih dipertahankan hingga masa Kediri. Prasasti MÄtaji termasuk ke dalam prasasti berbentuk stele dengan puncak lancip, seperti bentuk umum prasasti yang tersebar di Jawa Timur. Prasasti ini terbuat dari batu gamping dengan tinggi 130 cm, lebar atas 105 cm dan lebar bawah 92 cm, serta memilik...