Indonesia memiliki keberagaman yang beraneka macam, mulai dari pakaian adat, tarian, musik, rumah adat, adat ritual, makanan, dsb. Namun tak sedikit dari hal-hal tersebut kadang tersisihkan dari benak kita karna wilayah Indonesia yang luas beserta kondisi geografisnya yang didominasi oleh lautan. Nah, disini saya akan memperkenalkan kepada teman-teman, khususnya di Pulau Sulawesi di bagian selatan di sebuah kabupaten bernama Maros, menyimpan kekayanaan alam dan sejarah. Ditemukan bahwa Seni lukis pertama di dunia terletak di Leang-leang, bantimurung, kab. Maros. Penemuan yang merupakan hasil kerja sama Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Makassar, University of Wollongong, dan Universitas Griffith yang dilakukan 2014 lalu. Kata “Leang” sendiri berasal dari bahasa setempat yang berarti gua. Terdapat banyak leang di taman prasejarah ini, salah satunya ialah Leang Petta Kere yang didalamnya terdapat luk...
Suppa dalam Lontara’ Kebudayaan daerah merupakan sumber potensial yang membantu terbentuknya kebudayaan nasional, memberikan corak dan warna bagi karakteristik pembentukan kepribadian bangsa. Sangat santer kita dengar belakangan ini tentang perlunya penanaman dan ditumbuhkembangkannya kembali karakter dan jatidiri bangsa, seiring mulai menurunnya minat dan kecintaan kita khususnya sebagai warga negara yang menjadi bagian yang terintegrasi sepenuhnya dari bangsa Indonesia akan ragam warisan budaya dan kearifan-kearifan lokal. Hal ini berakibat pada tergerusnya khazanah budaya bangsa dan dapat menyebabkan punahnya warisan leluhur tersebut begitu saja. Sulawesi Selatan sebagai sebuah propinsi yang dihuni oleh beberapa suku bangsa juga memiliki ragam dan varian-varian budayanya sendiri. Etnis Bugis sebagai salah satu etnis mayoritas di daerah ini mewariskan beberapa jenis kebudayaan baik berupa tari-tarian, upacara-upacara adat, peninggalan-peninggalan bekas kerajaan-keraj...
La Galigo adalah salah satu karya sastra tradisional yang menceritaan kisah kepahlawanan dalam bentuk syair (Epos). Cerita kepahlawanan La Galigo tidak kalah hebat dengan cerita Mahabarata dan Ramayana dari India. Kisahnya Buku ini berisi kisah orang Bugis, asal Sulawesi Selatan, di masa lalu lengkap dengan sejarah, kebudayaan hingga dongeng-dongeng. Salah satunya menceritakan tentang kisah kepahlawanan, Sawerigading, seorang pahlawan yang gagah berani. Namun, cerita dalam La Galigo bukan sejarah. Hal itu karena di dalam cerita La Galigo penuh dengan mitos dan peristiwa-peristiwa yang sangat luar biasa.Meskipun demikian, La Galigo cukup berjasa karaena dapat memberikan gambaran kepada ahli sejarah mengenai kebudayaan Bugis sebelum abad ke 14. Karya sastra La Galigo ditulis dengan bahasa Bugis asli Galigo. Konon bahasa Galigo saat ini hanya dipahami oleh kurang dari 100 orang. La galigo kini sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Pada tahun 2...
Di Indonesia, gambar cadas merupakan suatu hasil kebudayaan yang berkembang pada masa berburu tingkat lanjut, dan ditemukan di daerah Sulawesi Selatan, Kepulauan Maluku, Papua, Kalimantan dll. Gambar cadas merupakan bukti sejarah bahwa manusia pada zaman prasejarah mampu mencurahkan ekspresinya ke dalam lukisan. Menurut Kosasih (1983) lukisan gua di Indonesia berkembang pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Jadi ada persamaan dengan gambar cadas di Eropa, yaitu pada tahap yang sama, berburu dan meramu. Menurut H.R. Van Hekeren (1972, dalam Permana 2008) kemungkinan besar kehidupan gua di Sulawesi Selatan berlangsung sejak ribuan tahun sebelum Masehi. Pada 1950, H.M. Heeren-Palm menemukan gambar cadas di Sulawesi Selatan tepatnya di Leang Pattae. Di gua ini ditemukan cap-cap tangan dengan latar belakang cat merah, barangkali ini merupakan cap tangan kiri perempuan. Cap-cap tangan ini dibuat dengan cara merentangkan jari-jari tangan di dinding gua...
Sureq Laligo adalah nama lain dari La Galigo yang merupakan sebuah naskah epos yang menceritakan penciptaan manusia. Cerita ini berasal dari suku Bugis di Sulawesi Selatan. Cerita ini ditulis di antara abad ke-13 dan ke-15 dalam bentuk puisi bahasa Bugis kuno, ditulis dalam huruf Lontara kuno Bugis. Versi tertulis hikayat ini yang paling awal diawetkan pada abad ke-18. Sekarang manuskripnya banyak di simpan di Eropa dan Indonesia Hikayat La Galigo telah menjadi dikenal di khalayak internasional secara luas setelah diadaptasi pertunjukan I La Galigo oleh Robert Wilson , sutradara asal Amerika Serikat , yang mulai dipertunjukkan secara internasional sejak tahun 2004. Naskah ini juga sudah di tetapkan sebagai Memory of the World oleh UNESCO. Ukuran keseluruhan karya ini sangat besar (diperkirakan 6000 halaman folio) dan dapat dianggap sebagai karya sastra paling produktif di dunia. sumber UNESCO. “La Galigo.” http://www.un...
Naskah ini tidak berilustrasi tetapi unik dan jarang yang memiliki, hanya dua yang masih ada, salah satunya tersimpan di Musemu La Galigo di Makasar, Sulawesi Selatan. Naskah terdiri dari tiga pokok uraian: Nasihat bagi anak muda juka mencari calon istri yang baik Hari perkawinan yang baik dan cocok dalam mempersiapkan kehidupan berumah tangga kisah burung berisi nasehat
Lokasi Makam ini tepat berada di sisi jalan menuju dusun Wajo-Wajo atau 800 meter dari jalan poros Tosora-Paria. Nisan makam berbentuk menhir (batu tegak), dengan tinggi 205 cm, lebar dasar 67 cm, dan tebal 23 cm. bagian atas nisan utara kelihatan sudah patah, sehingga berbentuk tangga. Lebar bagian yang patah 38 cm dan tinggi 78 cm. Sumber: Buku Situs Tosora Sebagai Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Wajo
Makam terletak sekitar 700 meter ke arah selatan pohon asam Lapaddeppa, tepat berada di tengah tengah areal persawahan. Makam ini memiliki dua buah nisan menhir, berorientasi utara-selatan. Salah satu nisan menhir (sebelah : selatan) sudah rubuh, berukuran tinggi 90 cm., lebar antara 33-55 cm., dan tebal antara 28-30 cm. Sementara nisan menhir sebelah utara yang masih berdiri tegak berukurantinggi 75 cm., lebar 85 cm., dan tebal 35 cm. Sumber: Buku Situs Tosora Sebagai Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Wajo
Amerta berkala arkeologi 22 Amelia, Amelia and Umar, Dwi Yani Yuniawati and Sudiono, Sudiono and Astiti, Ni Komang Ayu and Susetyo, Sukawati (2002) Amerta berkala arkeologi 22. AMERTA, 22. 01-98. ISSN 02151324 Text (Peranan uang logam Cina dalam kehidupan di Bali, Strategi dan prosspek peninggalan tradisi megalitik di Sulawesi, jenis dan tipe gerabah, fragmen wadah,) amerta22.PDF - Published Version Download (44MB) | Preview Abstract Berkala arkeologi ini menampilkan beberapa artikel hasil penelitian arkeologi. artikel-artikel hasil penelitian arkeologi antara lain membahas tentang peranan mata uang logam Cina dalam kehidupan beragama umat Hindu di Bali oleh Amelia. Dalam artikel ini diuraikan tentang gagasan yang ber...