Lagu Sope-Sope berasal dari daerah Buton, Sulawesi Tenggara. Sope-sope merupakan perahu tradisional Buton. Suku-suku di Sulawesi terkenal sebagai suku pelaut. Selain Bugis yang sudah banyak diketahui dunia sebagai suku pelaut yang gemar mengarungi samudera, etnis Buton juga gemar mengarungi samudera. Jangan heran bila di daerah Riau dan Kepualauan Riau, terdapat perkampungan bernama Buton. Masyarakat Buton juga banyak di temui di kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, hingga Papua dan sebagian berada di wilayah Nusantara lainnya termasuk di negara tetangga, Malaysia dan Singapura. Di Jakarta, etnis Buton paling banyak di temui di Jakarta Utara, tepatnya di Priuk dan telah turun-temurun hidup di sana.
Buton merupakan pulau ke 130 terbesar di dunia yang berada di selatan jazirah Sulawesi Tenggara. Buton dalam arti luas mengacu kepada daerah-daerah yang dahulu merupakan bagian dari Kerajaan dan Kesultanan Buton yakni Kepulauan Buton, Kepualauan Tukang Besi (Wakatobi), Kepualauan Kabaena, Kepulauan Muna, dan sebagian daratan barat daya di jazirah Sulawesi Tenggara (Moronene/Bombana).
Dado Rumba adalah salah satu bentuk musik tradisi Sulawesi Tenggara yang dinyanyikan dan dimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti: dodoraba (alat musik gesek seperti rebab yang dimainkan sambil duduk), gambus (alat musik petik seperti gitar atau mandolin), gamba-gamba (sejenis xylophone , bisa terbuat dari kayu atau bambu), perkusi batang bambu yang dibelah mengikuti panjang sebagian bambu yang disebut juga bamboo buzzer , dan lain-lain. Contoh rekaman musik Dado Rumba di CD Discover Indonesia ini memainkan lagu yang berjudul Tampo, sebuah lagu rakyat yang berasal dari Pulau Muna—yang dulu merupakan bagian dari Kabupaten Buton, namun sekarang telah menjadi kabupaten sendiri—di propinsi Sulawesi Tenggara. Lagu ini bercerita tentang keindahan Witeno Muna dengan lirik sebagai berikut: O tampo Napabalano Newatumo witeno kalentehaku Noponogho barakati nekakawasa Sampe mate tampo mina limpuhanea (2x) Hintumo basitie mosi mosirahak...
Tana wolio liwuto bau Bura satongka auwalina Iweitumo tana minaaku Lembokanaa moraaku Tula-tula morikana Kumalinguakamea Tabeana mancuana Bemo sau-saua Tula-tula morikana Kumalinguakamea Tabeana mancuana Bemo sau-saua Tana wolio lape-lapea Ingkita dadi mangura Source: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/lirik-lagu-daerah-sulawesi-tenggara.html
Diantara bentangan laut biru Terdapat desiran yang indah Bumi sulawesi tenggara dengan segala kekayaannya,,,,, Kini saatnya kita bersatu dalam barisan Mari semua bargandeng Tangan kita bangun kesejahtraan Masyarakatlah yang utama Menuju msa depan cemerlang kini saatnya kita kembangkan semua Potensi yang ada Tanah wolio terkenal aspalnya Wuteno muna cantik alamnya Tanah metongga berlimpah nikelnya Wonua konawe jadi lumbung beras Pulau hugo indah di wakatobi Bombana kaya dengan hasil laut Pesona budaya bumi kendari Kini saatnya kita berkarya untuk daerah kita Source: http://www.lagu-daerah.com/2015/04/lirik-lagu-daerah-sulawesi-tenggara.html
Lirik Lagu Wulele Sanggula O… Wulele Sanggula O… Wulele sangggula Tumbuno walande Porehuka mokole Ooooo … wulele wekoila Anowai inuangino sangia Sangia lohuene Mokok lipu wuta Ikita nggita I unaha Pesorongano tarimaja wulao Ikita nngita lunaha Petiriano luale wajaula Makna Lagu : Lagu ini berisi ungkapan-ungkapan yang menceritakan tentang seorang bidadari yang turun dari kayangan. bidadari cantik, lagu tersebut dibuat menjadi kebangaan rakyat daerah. #OSKMITB2018
lagu liligo merupakan lagu yang berasal dari bajo. lagu ini biasanya dimainkan saat perayaan tradisi duata dan dimainkan bersamaan dengan tarian ngigal. #SBJ
Lagu Tongkuno menceritakan tentang kampung Tongkuno yang penuh dengan keberkahan dan kental dengan adat istiadatnya. Oleh karena itu generasi muda khususnya muna harus mampu memahami faham-faham (petua) dalam melestarikan adat istiadat sebagai bekal dikemudian hari. Kampung Tongkuno atau biasanya masyarakat menyebutnya dengan nama kampung lama (Liwu Ngkodau) terletak di pulau Muna sebagai tempat pemukiman awal masyarakat Muna. TONGKUNO cipt: Moses La Kahya "Tongkuno liwuno bharakati Witeno Wuna kalentehaku Asumulimo amowanu liwuku Raha Rampahano kalembohano reaku Tongkuno liwuno kodharati Witeno Wuna liwunto boghou Asumulimo amarintangi liwuku Raha Ramapano Raha kalembohano reaku Laha-lahae mangkafino Pogauno kamokulahi So marintano nsaidi hende bughou Da sumabara da kumapihi so kadadiha So karunsaha gholeo mburu maino" Sumber: https://www.wartasultra.id/2017/10/21/mengenal-lagu-dan-bahasa-muna-tongkuno/
O'TAMPO cipt. NN "Otampo Napabalano Newatumo Witeno Kalentehaku Noponogho Barakati Nekakawasa Sampe Mate Tampo Mina Limpuhanea Otampo Napabalano Newatumo Witeno Kalentehaku Noponogho Barakati Nekakawasa Sampe Mate Tampo Mina Limpuhanea Ihintumo Basitie Mosimosi Rahaku Doseise Mana Sokaetahano Liwunto Ini Witeno Wuna Ntiarasi Tampo Mina Limpuhanea Newatumo Kalembohano Reaku" Sumber lirik: http://munabarakati.blogspot.com/2014/11/lirik-lagu-muna-otampo.html?m=1 Sumber gambar: https://2.bp.blogspot.com/-MxXTYScHPTg/Wy5f EThrdI/AAAAAAAAIHA/lnmZptKck8Us5cZ0nW2iHVXbMlUJM7tqQCLcBGAs/s1600/7311706636 fbb77e6fdb_b.jpg